Sabtu, 06 Juni 2020


Pendampingan Penguatan Akidah Berbasis Expost Fakto
Di Mushola Jabal Nur - Nusa Dua Tahun 2020
Imam Muhayat
STAI Denpasar Bali
Abstrak: Penelitian ini berlatarbelakang pengabdian masyarakat terhadap kegiatan keagamaan dan kemudian dapat mewujudkan Mushola Jabal Nur yang berlokasi di Nusa Dua Bali yang memakan waktu cukup panjang. Riset ini adalah dalam bentuk ceck dan receck riset yang dilakukan sebelumnya. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui kondisi sebelumnya dan realitas kekinian expost fakto kekiniannya. Bagaimana inisiasi sosial yang terjadi sedemikian rupa dari waktu ke waktu hingga membuahkan berbagai kemapanan dalam pembinaan keagamaan yang bersifat pendidikan formal dan bagaimana konsep kiprahnya selama ini. Riset dengan pendekatan riset kuantitatif expost fakto statistik, dengan teknik angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain itu model riset ini adalah dengan model riset aksi dengan realitas yang ada sekarang ini dengan mencermati latar belakang masa lalu perjalanannya. Adapun informannya adalah para sesepuh, kiai, ustadz, dan masyarakat yang ada di lingkungan Nusa Dua. Pelaksanaan riset pada Februari dan Maret 2020. Hasil riset menemukan masalah dan tujuan Mushola Jabal Nur, (2) konsep pokok Mushola Jabal Nur, (3) Seluruh pembina, pengurus, jamaah dan umat muslim di lingkungan Nusa Dua sangat mampu bergaul dan melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan umat, antar masjid atau mushola, antarumat beragama, tokoh masyarakat, dan instansi terkait, baik internal dan eksternal di lingkungan mushola Jabal Nur dengan baik. Hal itu merupakan modal utama dan sebagai pintu masuk dalam menyelaraskan fenomena kehidupan yang heterogen di wilayah Kuta Selatan. Berdasarkan tabel-tabel sig < 0,05 maka H1 diterima sehingga adanya pengaruh yang signifikan tentang peran mushola Jabal Nur terhadap suasana penguatan akidah di lingkungan mushola Jabal Nur, Kuta Selatan, Badung-Bali.
Kata Kunci: Penguatan Akidah. Expost Fakto
A.  Pendahuluan
Eksistensi mushola Jabal terdukung oleh warga muslim dan muslimah serta para perangkat desa umumnya di kelurahan Benoa dan khususnya Banjar Ancak. Dengan dengan dukungan itu umat Islam di lingkungan mushola Jabal Nur dapat istiqamah melaksanakan amal ibadahnya dan senantiasa memberikan kontribusinya terhadap eksistensi dan kemakmuran Mushola Jabal Nur. Terbukti dari waktu-ke waktu keberadaan Mushola Jabal Nur dalam dinamika yang sehat dan berkembang dengan baik sebagai bagian tempat ibadah yang senantiasa dapat berbenah dengan baik, terkait pengembangan fisik dan berbagai kegiatan-kegiatan jangka pendek dan panjangnya.     Keberadaan Mushola Jabal Nur yang mulai diinisiasikan dan digerakkan secara organisatoris pada 25 Mei 1992, merupakan manifestasi iman. Kekuatan iman diyakini menumbuhkan kekuatan, kekuatan itu datangnya dari Allah SWT., mengarahkan akal budi manusia berujud kreasi. Kreasi yang terarah atas tuntunan iman, maka mereka dengan membangun Mushola Jabal Nur dan memakmurkannya, diharapkan termasuk golongan umat yang mendapat petunjuk.
"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At-Taubah, 9: 18)."
Sebagai makhluk yang telah diciptakan oleh Allah SWT., di mana tujuan Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Maka semua yang dikerjakan tidak pernah lepas dari pengawasan dan catatan dari-Nya. Tentu harapan semua orang yang beriman kepada-Nya dengan bekerja, berbuat, mengisi waktu dalam keseharian, dengan kemantapan iman dan takwa kepada Allah semuanya menjadi amal dan ibadah kepada Allah SWT. Memfasilitasi umat dalam beribadah ini, dalam menyediakan, mengelola, memakmurkan Mushola Jabal Nur adalah nilai lebih yang tentu menjadi harapan semua orang Islam yang beriman kepada Allah SWT. Yakni mereka dapat berperan sesuai kapasitas masing-masing untuk meraih ridha Allah yang sebanyak-banyaknya dan tidak pernah terlupakan di hadapan Allah SWT., tersimpan, tertata rapi dalam sebuah catatan amal di tempat yang mulia. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya sebagai berikut:
Pada perjalanan dari kepengurusan satu ke estafeta pengurus lanjutan selalu terdapat berbagai pembenahan sesuai harapan jamaah dan umat di seputaran mushola Jabal Nur.  Adanya berbagai kekurangan dan kendala-kendala dalam pengembangan tujuan organisasi, tidak berarti merupakan kegagalan kepengurusan atau tidak sama sekali ada hasil yang dapat dirasakan bersama. Semua yang telah dikerjakan dan dicapai dalam setiap kepengurusan, dapat dijadikan suatu pelajaran untuk melangkah ke depan yang lebih baik.
Semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik karena dukungan, sesepuh, pinisepuh, penasehat, seluruh jajaran kepengurusan, jamaah dan semua umat yang secara langsung dan tidak langsung ikut bersama-sama memberikan kontribusi yang berarti terhadap keberadaan Mushola Jabal Nur. Selain itu dukungan para ustadz-ustadzah yang dengan tekun memberikan arti terhadap keberadaan tempat ibadah ini. Lebih dari itu adalah dukungan instansi sipil-militer, dalam membangun kerjasama yang baik selama ini, para rekanan yang peduli, dan para orang-orang yang Mukhlis tujuan, cita-cita dan kegunaan lembaga itu dapat memenuhi fungsi optimal. Dalam penelitian ini maka peneliti akan mengambil tema tentang peran mushola Jabal Nur dalam penguatan akidah Islamiyah dan perbaikan mental masyarkat.

B.  METODE PENELITIAN

Penelitian bertujuan memperoleh data yang valid sesuai tujuan penelitian. Penelitian dilakukan  untuk mengetahui peran mushola jabal nur dalam penguatan akidah Islamiyah berdasarkan penelitian expost fakto statistik.  Expost fakto statistik yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti  fakta peristiwa melalui  data  untuk menemukan  faktor – faktor  yang mendahului  atau menentukan  sebab – sebab  yang mungkin  atas peristiwa  yang sedang diteliti. Penelitian  expost  fakto digunakan dalam kajian hubungan  dua variabel  atau lebih  dalam waktu  bersamaan guna menentukan dampak dari variabel  bebas  dengan variabel  terikat.

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian korelasi untuk mencari  hubungan  antara variabel  satu dengan  variabel lain. Dua variabel tersebut adalah  variabel dependent dan independentnya yaitu : adapun variabel bebasnya adalah Peran mushola Jabal Nur, sedangkan  Variabel terikatnya adalah Penguatan Aqidah Islamiyah. Adapun paradigma  penelitiannya  adalah sebagai berikut :           
 Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

Y
 

Keterangan : X Peran Mushola Jabal Nur dan Y adalah Penguatan Akidah Islamiyah.
C.       Paparan Data dan Hasil Penelitian
1.    Keadaan Geofrafis
Letak geografis Mushola Jabal Nur Nusa, berada di dalam Perumahan Puri Madani, Lingkungan Ancak, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Kabupaten Badung. Provinsi Bali. Sekitar 25 Km dari pusat kota Mangupura yang terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Posisi Mushola Jabal Nur dari Bandara Internasional Ngurah Rai dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor kurang lebih sepuluh menit perjalanan.
2.    Keadaan Demografis
Mushola Jabal Nur  terletak di wilayah Kampial, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Daerah ini tergolong daerah kering dibanding dengan daerah lainnya. Disadari non produktif untuk pertanian, maka dengan perkembangan pariwisata Bali difungsikan sebagai pendukung pelengkap penyerta pariwisata. Harga lahan semakin melambung. Difungsikan sebagai hunian yang strategis dari pusaran pusat hunian hotel-hotel berbintang di kawasan Nusadua dan sekitarnya. Jarak tempuh dari tempat kerja relative dekat. Para karyawan tentu lebih nyaman dapat tinggal di kawasan ini dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi waktu. Tersedianya tempat ibadah yang memadahi dan kondisi heterogen sosiologis yang relative toleran menjadikan wilayah ini menjadi pilihan para pendatang yang kebetulan tugas dan atau bekerja di sekitar Kampial.
3.    Keadaan Sosial
Realitas kondisional sosiologis yang heterogen, dan sifat masyarakat yang dinamis, tentu memerlukan sikap yang arif, utamanya sebagai penduduk yang baru menempati wilayah ini. Khusus pekerja musiman yang rentan dengan pola baru dan kondisi yang berbeda di wilayah di mana mereka berasal. Konsep-konsep, nilai-nilai dan adat-istiadat yang telah berlangsung lama secara turun temurun akan membentuk suatu budaya dalam masyarakat. Sebagai budaya yang hidup dalam suatu masyarakat mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan warganya. Kesenyawaan antara budaya dan masyarakat dapat diibaratkan sebagai ruang hampa lampu pijar. Siapa saja dapat menyalakan dan mendapat penerangan tanpa harus memasuiki ruang hampa bolam dan memecahkannya. Ibarat lain yang menjadi kata kunci yang selalu dijadikan pijakan sebuah nilai dalam bermasyarakat, misalnya, di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung.
Hanya dengan kiat menumbuhkan kearifan local genius semacam ini proses terbentuknya sosialisasi dalam suatu masyarakat tidak terjadi ekplosivitas, kekagetan dan ketersinggungan yang berbuntut iri dengki, sinisme, pelecehan dan penodaan dalam model kekerasan, tentu akan tidak baik. Dipahami kekerasan hanya akan membuahkan carut-marutnya kondisi social yang telah tertata untuk tujuan kedamaian dan kesejahteraan hidup. Kematangan pemahaman dan integritas sifat yang melekat pada pribadi, dan masyarakat muslim telah dicontohkan para pendahulu, sesepuh, penisepuh, pemuka, pegiat, peduli pemerhati, intelektual, cendekiawan, ulama, pemimpin yang lebih dahulu menghuni wilayah ini. Terbukti komunikasi dan implikasi napak  tilas mereka dapat dimanfaatkah hingga kini.
Gambaran pada tahun 1990-an, sebelum berdirinya Mushola Jabal Nur, tanah di areal ini kurang lebih dengan  luas sekitar  30 Are. Difungsikan sebagai gudang rumput laut. Sebagai fungsi gudang, maka tentu keadaan sepi setiap harinya. Lampu listrik saat itu belum menyala. Sepanjang jalan kampial sampai dengan daerah Ungasan menjelang  petang  sepi, gelap tanpa lampu penerang. Air PDAM belum mengalir. Sebagian masyarakat dengan penuh kesabaran masih menggunakan air tadah hujan. Sebagian lainnya memanfaatkan antrian sumur bor yang ada di Kampial atas bantuan presiden. Kondisi ekonomi di sekitar Kampial belum sumringah seperti sekarang. Mata pencaharian masyarakat banyak memanfaatkan lahan pertanian yang ada dengan menunggu air tadah hujan, mereka berprofesi sebagi petani rumput laut, disamping sebagian lain bekerja di sector pariwisata, pegawai negeri, dll. Dapat dibayangkan, bahwa kondisi ekonomi sekitar Kampial relatif kurang dinamis dibandingkan dengan masyarakat  Kuta, Denpasar, dan Sanur. Bersamaan dinamika ekonomi dan saling bahu membahu antar warga Kampial, pembangunan jalan ke Banjar Ancak dan pembenahan Banjar dengan melibatkan seluruh warga Kampial baru dimulai tahun 2005 – 2006 lalu. Ini sebagai bukti bahwa kondisi obyektif wilayah Kampial dulunya relatif tidak produktif.
Proyek perumahan yang ada hanya  Wisma Nusa Permai,  Kampial Indah, dan di ujung barat terdapat perumahan Swandewi saja hingga menjelang 1995. Praktis masyarakat yang hilir mudik terbatas. Baru pada tahun 1997, mulai ada Pondok Kampial, Puri Bunga,  Raya Kampial dan Kampial Permai.  Disusul semakin banyaknya bangunan-bangunan baru yang difungsikan sebagai rumah kos atau pun tempat tinggal, dan berdirinya STP Bali, suasana sekitar Kampial semakin semarak. Dibangunnya Pasar Kampial denyut perekonomian dapat dirasakan masyarakat. PDAM dan Listrik masuk di daerah Kampial, maka kian terasa laju perekonomian dan berdayanya berbagai sector kehidupan, yang dapat menambah semarak wilayah ini.
4.    Dinamika Sosial
Kilas balik pada tahun 1992-1993 dunia internasional dalam kondisi gonjang ganjing, dengan meletusnya perang teluk.  Sebagai daerah yang tergantung dengan pariwisata merasakan dampak itu. Geliat ekonomi di seluruh wilayah Bali pada umumnya dan khususnya Kampial juga merasakan dampak langsung peristiwa tersebut.  Banyak perusahaan-perusahaan besar kecil menanggung beban berat berkaitan pertahanan dan pengembangan usahanya. Pemutusan karyawan terjadi di mana-mana. Kegelisahan warga nampak dengan kian banyaknya pengangguran dan diantara mereka, pekerja musiman memutuskan pulang kampung di halaman tanah kelahiran mereka. Ada juga yang pindah di kota lain, seperti Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan kota besar lainnya.
Di balik itu semua, orang bijak selalu mencari hikmah. Tokoh-tokoh perkumpulan muslim tetap mempunyai semangat, selalu memperkuat kekerabaatan dan tidak sepi mencari kiat memantapkan aqidah yang dapat menjadi benteng dalam kondisi apa pun. Jati diri sebagai muslim tetap kokoh dan terjaga. Silaturrahim dan menjaga hubungan baik dengan warga sekitar menjadi prioritas utama.
5.    Pengembangan Mushola Jabal Nur
Tepatnya pada tanggal 25 Mei 1992,  the founding fathers, para pendiri Mushola Jabal Nur, mengadakan kesepakatan di rumah Bapak Hermono Moeharyanto Wisma Nusa Permai C 33, yaitu untuk meningkatkan kegiatan keagamaan Islam di sekitar Kampial. Terpilih sebagai Ketua saat itu Bapak H. Affandi. Sekretaris Bapak Hermono Moeharyanto, dan bendahara Ibu Sri Redjeki Bambang Cipto Rahadi. Kepengurusan ini berlangsung selama dua tahun 1992 -1994.
Intensitas kepengurusan ini, yang disertai kegiatan pengajian keliling dari rumah ke rumah di wisma Nusa Permai oleh Drs. H. Sholahudin, akhirnya muncul gagasan untuk membangun tempat khusus untuk keperluan kegiatan umat islam tidak hanya terselenggara secara nomaden dari rumah satu ke rumah lainnya. Keluarga Bapak Bambang Cipto Rahadi dengan Raden Roro Sri Redjeki, sebagai pengusaha rumput laut, kebetulan Ibu Sri Redjeki saat itu menjabat sebagai Bendahara kegiatan pengajian keliling berinisiatif membangun Mushola. Niat tersebut ditindaklanjuti para sesepuh untuk merealisasikan terbangunnya Mushola sebagai pusat kegiatan umat Islam di lingkungan Kampial, Nusa Dua dan sekitarnya. Gagasan itu disambut antusias oleh banyak kalangan. Diskusi-diskusi, pertemuan-pertemuan dan pengembangan wacana dibeber pada setiap pertemuan antar muslim lainnya. Wacana berkembang menjadi suatu rencana, program, dan kemudian berbuah suatu kesepakatan untuk merealisasikan program tersebut untuk membangun Mushola Jabal Nur betapa pun dalam keadaan masih sederhana dan seadanya. Ternyata, belakangan bangunan tidak hanya berupa bedeng, tetapi sudah kelihatan rapi dan layak difungsikan sebagai tempat ibadah. Adapun nama Jabal Nur diberikan oleh ketua MUI Provinsi, saat itu dijabat oleh H.S. Habib Adnan.
Dua  tahun kemudian tepatnya 1994 ukhuwah Islamiyah dikembangkan untuk Pendidikan formalnya yang berujud TK Mentari Nusa. Kelembagaan Pendidikan ini berafiliasi dengan kelembagaan Aisyah Denpasar. Saat itu komunikasi intens dengan bapak Drs. H. Tantowi Jauhari bersama Ibu. Bangunan gedung dipersiapkan di sebelah utara mushola. Dalam perkembangan selanjutnya, maka TK Mentari Nusa kemudian dipindahalihkan seperti posisi yang sekarang, sebelah selatan Mushola Jabal Nur hingga batas pagar jalan Kampial. TK Mentari Nusa hingga tulisan ini diterbitkan sudah berusia  hampir seperempat Abad.
Dalam teori kekerabatan yang berkumpul dalam suatu ikatan komunitas akan tumbuh ikatan solid.  Di balik itu semua tentu terdapat motor penggerak, baik individu yang nampak itu terangkum dalam suatu ikatan yang secara nyata duduk dalam struktur penggerak yang berupa organisasi, maupun personal, individu yang tidak nampak dalam suatu struktur pengurus. Disadari mereka pun mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya dalam membangun kebesaran suatu organisasi. Hal ini sudah menjadi fitrah dalam kehidupan. Karena itu dalam teori organisasi yang baik bahwa yang di depan harus dapat menunjukkan arah, mereka di tengah dapat menggerakkan, memotivasi, dan yang di belakang dapat meluruskan, mengatur, memonitor, agar barisan itu tertata rapi.
Selanjutnya estafeta kepemimpinan dilanjutkan oleh, ketua Bapak Ir. Susiono, almarhum, Sekretaris Bapak Heri Siswoko, dan Bendahara Bapak Amril  Adhiwidjaya, kepengurusan berjalan dari 1995 – 1998. Kepengurusan selanjutnya dijabat oleh Bapak Hermono Moeharyanto sebagai Ketua, Sekretaris Bapak Mokh. Amri Adi, dan Bendahara Bapak Imam Sumartubin, pada periode 1998 s/d 2004.
Sekali lagi, Bali sangat tergantung dengan geliat pariwisata. Sedangkan kondisi pariwisata sangat rentan dengan keamanan wilayah. Kewajiban warga tentu mutlak bersama-sama menjaga kondisi tersebut, sehingga kondisi yang kondusif tetap terpelihara. Kondisi politik Indonesia sejak tahun 1996 s/d 1999 kurang kondusif. Dampaknya pun sangat berpengaruh dengan denyut perekonomian Bali sebagai daerah tujuan wisata. Mushola Jabal Nur saat itu berdiri berdampingan dengan gudang rumput laut. Searus zaman bersamaan dengan merosotnya perekonomian yang disebabkan tidak kondusifnya kondisi Nasional, bisnis rumput laut pun ikut larut dampak situasi saat itu. Pemilik lahan Bapak Bambang Cipto Rahadi dan Ibu Sri Redjeki akhirnya beralih usaha dalam bidang lain. Lahan yang diperuntukkan Mushola tetap dipertahankan. Tanah sekitar mushola Jabal Nur akhirnya dialih fungsikan menjadi perumahan. Alhamdulillah Mushola masih tetap eksis atas kerja keras kepengurusan yang saat itu dipegang oleh Bapak Hermono Moeharyanto, yang diperkuat niat tetap eksisnya Mushola Jabal Nur atas prakarsa Bapak H. Affandi, Bapak H. Susiono (al-Marhum), Bapak Dwi Sutoyo, Bapak Sartono,  Bapak Drs. Budi Pramono, Bapak H. Sholahuddin, Bapak Agus Darmawan, Bapak Mochamad Amri Adi.
Dalam perjalanan waktu, pengurus Mushola Jabal Nur, pada tanggal 11 September 1999 membentuk Yayasan dengan nama Yayasan Roudhotul Ilmil Qur’ani. Saksi penghadap saat itu adalah, Bapak Drs. Budi Pranowo, Bapak Agus Darmawan, Bapak Sartono, Bapak Mochamad Amri Adi, Bapak H. Afandi, Bapak Hermono Moeharyanto. Langkah yang tepat ini diputuskan untuk memberikan pencerahan, kejelasan, kemantapan, identias yang pasti terhadap keberadaan asset Mushola Jabal Nur, sebagai  upaya meminimalisasi timbulnya permasalahan yang krusial di belakang hari. Lebih dari itu sebagai ikhtiar agar tidak akan membuka peluang perselisihan terhadap keberadaan Mushola Jabal Nur dengan pihak mana pun.
Pertama kalinya diangkat anggota Badan Pendiri, Badan Pengawas dan Badan Pengurus dengan susunan sebagai berikut ini: Badan Pendiri sebagai Ketuanya Bapak H. Affandi, Wakil Ketua Bapak Hermono Moeharyanto, Anggota Bapak Drs. Budi Pramono, Bapak Agus Darmawan, Bapak Sartono dan Bapak Mochamad Amri Adi. Badan pengawas saat itu belum ada, maka dalam dokumen tertulis berbunyi, “Badan Pengawas akan ditentukan kemudian.” Belakangan Bapak H. Wiyono sering ditempatkan jabatan sebagai pengawas.
Sedangkan Badan Pengurus terdiri dari ketua bapak Dwi Sutoyo, wakil ketua bapak Ir. Susiono, Sekretaris Drs. H. Sholahudin, wakil sekretaris Yuliono, bendahara Imam Sumartubin, dan wakil bendahara Bagio Praptanto. Terbentuknya yayasan ini sangat penting sebagai upaya eksistensi yuridis formal keberadaan Mushola Jabal Nur. Dalam perkembangannya, landasan ini hendaknya selalu menjadi format dan pola dalam rangka mengoperasikan seluruh kegiatan dan pengembangan lainnya berkaitan dengan planning, organizing, actuating, dan controlling eksistensi Mushola Jabal Nur.
Disadari, karena begitu krusialnya masalah tanah di Bali, maka dengan perjuangan yang tentu tidak ringan, untuk mendapatkan ridha-Nya, memberikan dorongan kepada keluarga Bapak Bambang Cipto Rahadi dan Ibu Sri Redjeki untuk mewakafkan tanah yang sudah diniatkan untuk wakaf tersebut. Bukti wakaf  tertanggal 03 Jumadil Akhir 1423 H atau tanggal 12 Agustus 2002 M, dengan nama Nadzir Bapak Susiono sebagai Ketua, Drs. Sholahudin sebagai Sekretaris, dan Bapak Sartono sebagai anggota, berupa sebidang tanah seluas 535 M2. Dokumen sertipikat tanah wakaf ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Badung, Drs. Heru Susetyo, pada tanggal 15 November 2002. Adapun penunjukan dan penetapan batas oleh Raden Roro Sri Redjeki, sebagai pemohon Bapak H. Affandi. Sumber ini diambil dari bukti buku sertipikat, Badan Pertanahan Nasional. Sertipikat Tanah Wakaf Propinsi Bali, Kabupaten Badung, Kelurahan Benoa, tahun 2002. Nomor EA 036152.
6.    Deskripsi Program
Menyimak perjalanan histori di atas, bahwa Mushalla Jabal Nur sebagai motor pendorong, pengarah terbentuknya: TPQ, Diniyah, TK Mentari Nusa, Koperasi sebagai basis identitas dakwah islamiyah yang berwujud komunikasi dan pembinaan umat islam secara langsung. Semua unit tersebut dipayungi oleh Yayasan Raudhatul Ilmil Qur’ani. Semuanya kini, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh umat muslim khususnya dan masyarakat secara keseluruhan. Sinergi dan potensi kelembagaan ini  secara terencana, terprogram dan berkelanjutan dapat membidik kondisi riil kondisi keumatan dan generasi yang ilmu-ilmiayah-amaliyah, berhadharah-bertsaqobah yang luhur, profesional, integritas individu-sosial muslim yang berketakwaan. Karena itu, eksistensinya perlu diperkuat, pengembangannya terus diupayakan, kualitasnya selalu ditingkatkan, dan monitoring dapat memberikan nilai tambah terhadap in put, out put, out come dalam konsepsi berbasis keumatan. Dalam dunia Pendidikan Islam penguatan potensi Pendidikan terletak pada pimpinan kelembagaan Islam. Beberapa hal manakala bersentuhan dengan pendidikan Islam, baik diselenggarakan oleh lembaga pendidikan non-formal maupun formal kepemimpinan sangat berperan sebagai pilar utama.
Bersamaaan dengan perjalanan waktu, maka Mushola Jabal Nur selanjutnya memfokuskan kegiatannya pada pengelolaan dan pengembangan Mushola Jabal Nur sebagai tempat ibadah yang representatif. Adapun terkait dengan lembaga formal yang berbentuk TK Mentari Nusa dan Koperasi telah dikelola oleh Yayasan Raudhadul Ilmil Qur'ani. Dengan demikian konsentrasi pengelolaan Mushola Jabal Nur akan lebih fokus pada pemberdayaan Mushola untuk beribadah dan pengadaan tempat ibadah yang lebih nyaman dan representatif.
Program Pokok
a.         Peka terhadap kemungkinan perubahan lingkungan yang merupakan keniscayaan bersamaan perkembangan ilmu dan teknologi, tuntutan hidup,  aspirasi masyarakat, dan dinamika masyarakat yang terkait dengan akidah dan kaidah, seni, budaya, adat, dan seluruh yang melingkupi permasalahan hidup manusia.
b.         Merencanakan dan melakukukan perbaikan, peningkatan, dan pengembangan yang inovatif fasilitas dan kualitas pembinaan umat.
c.         Mengelola strategi dan kebijakan terhadap dinamika Mushola Jabal Nur untuk mengurangi hambatan dan meraih peluang yang yang memungkinkan demi kebaikan.
d.        Mengadakan pemprograman, perencanaan yang strategis dan menemukan sumber-sumber yang potensial untuk pengembangan Mushola Jabal Nur.
e.         Menggarap, memfasilitasi, dan mengkoordinasi fasilitas Pendidikan Diniyah, agar pendidikan berjalan sesuai dengan harapan yang diinginkan.
f.          Melakukan pengarahan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan program organisasi agar dapat menghindari  kesalahan dalam mencapai tujuan.
Program Penunjang
a.         Menggerakkan dan memimpin organisasi sesuai dengan ranah pengelolaan Mushola.
b.         Memotivasi agar jamaah dan umat agar bekerja dengan rajin dan giat untuk menumbuhkan keimanan dan ketakwaan.
c.         Mendorong meningkatnya kesejahteraan Mushola Jabal Nur sebagai upaya yang terus harus dilakukan untuk menjaga kestabilan organisasi dan kualitas pencapaian tujuan.
d.        Mendisiplinkan pengurus dalam melaksanakan tugas organisasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan bersama.
7.     Hasil pelaksanaan program
Program Pokok
a.         Terwujudnya pengawasan yang baik dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan Mushola Jabal Nur, baik yang terjadi dalam kegiatan ibadah maupun perbaikan fasilitas dan pembangunan Mushola Jabal Nur.
b.         Mendorong terjadinya kerja organisasi yang berkelanjutan dalam organisasi Mushola Jabal Nur dalam bidang ibadah maupun kegiatan pendidikan di Diniyah.
c.         Meningkatkan kualitas pelayanan umat dalam pelaksanakan ibadah dan dalam kegiatan sosial.
d.        Memberikan peluang kreativitas jamaah dalam mengembangkan pola pemberdayaan dan pelaksanaan ibadah yang dapat berafiliasi dengan pihak lain, misalnya dalam pelaksanaan ibadah haji dengan cara dana talangan terlebih dahulu. Juga pada saat pelaksanaan Idul Qurban yang terkelola dengan baik melalui iuran cicilan.
e.         Penciptaan iklim organisasi yang kondusif.
f.          Menempatkan personalia secara benar sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.
g.         Membina antarhubungan personalia yang positif.
h.         Meningkatkan dan memperlancar komunikasi.
i.           Menyelesaikan konflik.
j.           Meningkatkan dan memelihara persatuan dan kesatuan personalia.
k.         Sebagai pencipta lingkungan bekerja dan belajar yang kondusif, dengan tugas-tugas:
l.           Menghimpun dan memanfaatkan informasi tentang sumber-sumber belajar.
m.       Memperkaya alat-alat belajar, alat-alat peraga, dan media Pendidikan.
n.         Memperkaya lingkungan seperti kebun, pohon pelindung, taman, dan sebagainya.
o.         Mengharmoniskan lingkungan lembaga dan ruangan kelas.
Program Penunjang
a.         Membenahi administrasi kegiatan pendidikan Diniyah. Mengendalikan struktur organisasi. Melaksanakan administrasi substantif, yaitu administrasi: Kurikulum.
b.         Santri.
c.         Personalia.
d.        Keuangan.
a.         Sarana umum/lain-lain. Melakukan pengawasan terhadap efektivitas dan efisiensi kerja. Menilai efektivitas dan efisiensi kerja para personalia Pendidikan. Menjadi coordinator kerja sama lembaga Pendidikan dengan masyarakat: Berinisiatif membentuk suatu badan kerja sama. Mengadakan survey untuk menampung aspirasi masyarakat. Menghimpun dukungan masyarakat. Melaksanakan kerja sama dengan masyarakat. Membentuk paguyuban sekolah dan masyarakat bila dipandang perlu.
Disamping itu, karena Mushalla Jabal Nur terdapat pendidikan formal maupun nor-formal, maka pelaksanaan ini pun juga diupayakan dengan keberadaan para Ustadz-ustadznya dan para sesepuhnya dalam membentengi umat muslim dengan akidah dan hubungan keumatan serta kemasyarakatan secara simultan. Para sesepuh, muslim-muslimah dan aktivis muda senantiasa memikirkan kondisi umat islam tidak hanya sebatas lingkup terdekatnya saja.  Seharusnya semuanya dapat duduk bersama untuk dapat merealisasikan pencapaian kualitas usaha pendidikan Islam dan tempat ibadah yang berkualitas, baik secara fisik dan non fisiknya. Tentu eksistensi kepengurusan menjadi sangat penting dengan berbagai fungsinya.
Pemikiran jauh ke depan semacam itu telah dimulai sejak zaman komunitas muslim di Baitul Amin yang ada di PT BTDC. Keberadaan komunitas muslim Baitul Amin, sebagai cikal bakal pengembangan kegiatan keagamaan Islam di wilayah Nusa Dua dan sekitarnya adalah merupakan wujud nyata eksistensi mereka sebagai muslim yang selalu mengekspresikan dirinya berguna untuk umat dan masyarakat di tempat lainnya. Bersamaan dengan kemantapan integritas muslim di Nusa Dua dengan Baitul Amin-nya, jamaah Jabal Nur saat itu juga mulai menata diri, yaitu empat tahun sebelum Masjid Agung Ibnu Batutah berdiri  tahun 1997.
Keberadaan Masjid Agung Ibnu Batutah sebagai pusat keagamaan induk di Nusa Dua dan Mushola Jabal Nur sebagai mihrab masjid induk, karena itu keberadaan Jabal Nur akan menempati keunikan tersendiri dalam hal kegiatan dan pengoperasian dalam menjalankan aktivitas dakwahnya. Di antara fungsi penting adalah memperpanjang sillah, mengurai tadbir,  tafkir, dan mendorong terbentuknya konsep-konsep, memperkokoh nilai-nilai, menanamkan falsafah-falsafah guna mencapai momentum hadharah (kebudayaan) dan tsaqofah (peradaban) Islam dalam momentum Islam yang Islami, dan Islami yang kultural serta Islam yang Rahmatan Lil’alamin, dan baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Maksud kata Islam yang berkekuatan membangun kesejahteraan seluruh alam semesta dan mampu memerankan diri berkiprah membangun bangsa dan negara yang sejahtera, adil, dan makmur penuh ridhaNya.
Bagaimana pun juga dakwah Islam memerlukan pengayaan yang cerdas dan professional, serta keputusan yang tepat, lagi terhormat bagi semuanya. Kecermatan semua itu akan dapat membawa implikasi berbagai kematangan dalam menjalankan putaran roda dakwah islamiyah yang benar-benar diharapkan oleh semua pihak, baik di lingkungan warga muslim maupun saudara kita yang non-muslim di lingkungan Nusadua dan sekitarnya. Agar tetap terbangun persaudaraan yang kuat berdasarkan ajaran normatif agama itu.
Kesadaran kita semua mewujudkan sinergi dan relasi yang kuat dalam rangka menumbuhkembangkan akar-akar keimanan, ketakwaan, dengan kokohnya kemasyarakatan umat dengan fondasi sillaturrahim menjadi taruhan keberhasilan kita semua dalam membangun masyarakat madaniyah. Kondisi keberadaan kelembagaan Islam di Nusa Dua dan sekitarnya belumlah mencapai perjalanan waktu panjang. Tentu kita sadari kondisi zaman dan model dakwah Islamiyah dua puluh tahun ke depan beda jauh dengan saat ini. Apalagi dibanding dua puluh tahun silam. Dakwah bilhal yang segar yang berorientasi teks dan  konteks untuk menumbuhkembangkan kedalaman spiritual, akhlak, moralitas sebagai media sillah, dan profesionalitas aktuasi dakwah kiranya akan menjadi fungsi dakwah yang harus diwujudkan dalam kekinian dan pada masa yang akan datang. Keberhasilan mewujudkan itu implikasinya akan memberdayakan seluruh pola dakwah, baik dalam bidang penguatan fondasi Pendidikan islam, perekonomian, kemasyarakatan, lingkungan, keamanan, dan kedamaian umat muslim khususnya dan umumnya masyarakat, Kampial dan Nusa Dua.
Kepekaan itu, sampai kapan pun seharusnya menjadi perhatian utama dalam dakwah islam di Mushola Jabal Nur khususnya dan umumnya di lembaga-lembaga Islam lainnya. Konsep ini menyangkut berbagai penguatan dan berfungsi sebagai benteng yang kokoh dalam kehidupan secara umum, diantaranya sebagai berikut:
1.    Konsep individu, dakwah ini dapat memupuk sifat-sifat individu yang berprilaku atas dasar ilahiyah, sehingga selalu tertuntun pada jalan yang lurus di atas petunjuk-Nya.
2.    Pertumbuhan inidividu, dimaksud di sini umat kita tidak hanya berkemampuan untuk menyesuaikan diri secara pasif dengan lingkungan saja, tetapi diharapkan dapat secara aktif, dinamis menuju pencapaian dan tujuan yang lebih tepat, sehingga dari waktu ke waktu kemajuan, kesejahteraan dapat dicapai bersama.
3.    Keseimbangan jasmani dan ruhani, pertautan keseimbangan jasmani dan rohani, dengan harapan kita dapat menjadi orang muslim yang kaffah. Berdaya di hadapan sesama manusia dan kemampuan berbhakti berdasarkan penilaian Ilahi.
4.    Pertautan individu dengan masyarakat, disadari bahwa masyarakat adalah tempat individu menyatakan keberadaannya. Tanpa masyarakat individu akan melemah dan tujuan hidup menjadi tidak terarah. Sosialisasi kita umat muslim di masyarakat hendaknya semakin dapat mengangkat pribadi-pribadi yang tangguh, berkualitas, professional, bertujuan atas dasar iman, Islam dan ikhsan.
5.    Kreativitas individu perlu dikembangkan, karena dengan kreativitas manusia dapat melepaskan diri dari keterbatasan dan dapat menembus waktu berguna dan bermanfaat baik bagi dirinya, masyarakat, agama, nusa dan bangsa.
6.    Peran intelek dan intuisi, dalam mengembangkan dakwah ini diharapkan selalu mengedepankan peran ilmu pengetahuan, intuisi yang sumbernya meliputi ayat-ayat qouliyqh, fi’liyah dan kauniyah. Dengan demikian akan senantiasa tertuntun dalam lingkaran buah kecerdasan yang aplikatif, dan kebaikan lintas batas yang dapat dirasakan oleh semua pihak.
7.    Dakwah kita membidik pembentukan watak, karakter, karena dengan identitas itu menjelma kekuatan untuk menjalankan berbagai kebaikan dan kekuatan yang tak terkalahkan guna menghilangkan berbagai kelemahan yang mungkin terjadi dalam kehidupan individu dan umat Islam untuk masa yang akan datang.
8.    Berani berinvestasi terhadap program untuk dua puluh tahun ke depan. Hal  ini menjadi pilar penguat perjalanan model masyarakat madaniyah yang sedang kita bangun saat ini, baik yang bersifat kompetensi individual maupun social agar berhasil menghadapi problematika zaman secara solutif bersama-sama.
 Mushola Jabal Nur, setiap pergantian kepengurusan nampak terjadi berbagai pembenahan, misalnya, teras, sayap kanan, sayap kiri, TK Mentari Nusa, betapa pun renovasi itu tidak total, namun kian mempercantik kondisi riil lingkungan Mushola Jabal Nur. Dinamika pada setiap kepengurusan, baik secara fisik maupun pembenahan non fisiknya. Kerjasama yang baik antara sesepuh dan pinisepuh dengan aktivis pegiat kegiatan yang dilakukan secara berjamaah merupakan modal yang sangat besar dalam rangka pengelolaan dan pola pengembangan, baik Mushola Jabal Nur, Diniyah, TK Mentari Nusa, Koperasi dan Yayasan Roudhotul Ilmil Qur’ani.
Pada reorganisasi kepengurusan selanjutnya dipegang oleh  H. Imam Muhayat, Wakil Ketua Bapak Sartono dan Sekretaris Bapak Muhaimin, karena pindahnya skretaris maka kemudian digantikan oleh Bapak Bambang Setyarno, Edy Surya . Bendahara dipegang oleh Bapak Drs. H. Sholahuddin. Dewan Pembina: Bapak H. Afandi, Bapak Hermono Moeharyanto, Bapak Dwi Sutoyo, Bapak H. Susiono. Pergantian itu terjadi pada tanggal 10 Oktober 2004 hingga saat ini. Pada kepengurusan ini mendapat amanah mengadakan renovasi  total bangunan Mushola Jabal Nur. Tidak pernah kami lupakan pertama motivasi besar dari keluarga H. Farhan, Galih Fauzan. Disusul motivasi Keluarga Besar Masjid Agung Ibnu Batutah, H. Qomari, H. Husnan Hilmi, H. Abdul Malik, dan mohon maaf tidak dapat disebutkan satu persatu. Semuanya bersama empati dengan merenovasi yang lebih cantik. Saat itu diketuai oleh H. Susiono, dengan prakarsa operasional dipegang oleh H. Imam Muhayat, dkk. dalam jajaran panitia pembangunan, dengan menggerakkan seluruh komponen Mushola Jabal Nur. Kaitannya dengan kebendaharaan dan keuangan selama pembangunan dan kepengurusan dilaporkan dalam lembaran khusus.


AKTIVITAS KEPENGURUSAN
Kepengurusan dalam periode ini meneruskan kepengurusan sebelumnya yang dijabat oleh Bapak Hermono Moeharyanto. Dalam kepengurusan ini dalam menjalankan organisasi sebagaimana sebelumnya, merencanakan, memprogramkan, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berupa pemberdayaan umat yang berupa fisik dan non fisiknya. Kegiatan fisiknya adalah mengadakan pemeliharaan dan perawatan fisik bangunan dan lingkungan serta mengadakan penambahan dan pembenahan-pembenahan yang berkaitan dengan keperluan untuk ibadah dan kegiatan lain berhubungan dengan fasilitas untuk keperluan sarana prasarana dalam melaksanakan upacaya Idul Qur’ban. Di mana fasilitas umum yang ada di ujung utara ditata dan dirapikan untuk keperluan tersebut.
Berkaitan dengan Pendidikan menambah dan memperbaiki bangku-bangku santri yang rusak, penambahan papan dan fasilitas lainnya yang dapat menunjang keperluan Taman Pendidikan Al-Qur’an. Mengatapi space yang ada disamping selatan Mushola Jabal Nur. Bekerjasama dengan warga Puri Madani dalam hal ini memberikan support supaya terbangun gerbang utama pintu masuk Mushola Jabal Nur yang biasanya dapat dimanfaatkan untuk pemasangan spanduk dan informasi berkaitan dengan kegiatan Mushola Jabal Nur. Penataan taman yang ada di teras depan Mushola Jabal Nur, sehingga tidak kelihatan kosong. Memasang pagar pembatas samping selatan Mushola dan pemasangan keramik agar lebih rapi. Bekerjasama dengan H. Qomari, sehingga yang bersangkutan selalu dapat mempersiapkan peralatan multi media dalam setiap kegiatan apabila memang diperlukan pada acara tersebut.
Adapun berkaitan kegiatan non fisik dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan sholat rawatib, sholat Jum’at, kegiatan Ramadhan, pelaksanaan kegiatan Idul Fitri dan Idul Adha serta yang berkaitan dengan pemberangkatan dan pemulangan Jamaah Haji. Di samping itu kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan santunan baik santunan materi dan ruhani. Hubungannya dengan santunan materi biasanya dilaksanakan menjelang datangnya bulan Ramadhan dan di dalamnya disertakan pengisian rohani dengan pengajian baik bersifat khusus maupun dalam bentuk pengajian umum. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada masing-masing seksi beriktu ini:

1.    SEKSI DAKWAH
Seksi Dakwah, sebagaimana fungsinya memberikan bantuan kepada umat dalam penyelenggaraan syiar Islam dan menjalin sillah Ukhuwah Islamiyah dan membangun link-link lain baik berupa sector ekonomi, social, kerukunan dan kedamaian serta advokasi-advokasi terkait dengan dakwah yang bermanfaat untuk umat. Selain itu berkaitan dengan kegiatan PHBI dan kegiatan ibadah lainnya diantaranya sebagai berikut ini:
1)   Menyelenggarakan sholat jum’at berikut persiapan, penjadwalan penyelenggaraan dari khotib, mu’adzin, dan pembawa acara dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, hingga melaporkan perolehan infaq Jum’at dan menyetorkan ke bendahara.
2)   Menyiapkan dan mengatur kegiatan-kegiatan berkaitan kajian mingguan, bulanan dan kegiatan lain berkaitan dengan PHBI dan pemberangkatan-pemulangan jamaah haji.
3)   Menyiapkan dan mengatur kegiatan bulan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha. Dalam bulan Ramadhan berkaitan pelaksanaan Jadwal khotib, kajian lain, penerimaan dan penyaluran zakat, dan kegiatan lain berkaitan Ramadhan dan Idul Fitri.
4)   Membentuk kepanitian yang berkaitan Idul Adha karena kekhususannya dan banyaknya bidang yang harus diselesaikan.
5)   Membantu dan menghadiri undangan masyarakat yang mengadakan hajatan, berkaitan walimatul ursy, khitan, duka cita.
6)   Mengadakan peringatan hari besar Islam, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai hal sehingga terjadi koordinasi dengan tempat ibadah lain.

2.    SEKSI PENDIDIKAN
               Pada prinsipnya tujuan kegiatan seksi Pendidikan adalah membantu masyarakat dalam mencerdaskan dan memberikan Pendidikan agama agar anak didik mempunyai keseimbangan kecerdasan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan moral. Sehingga anak didik akan tumbuh normal, dapat mengembangkan potensi-potensi dirinya dan mampu bertanggung jawab dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarganya maupun masyarakatnya. Harapan yang paling hakiki adalah membantu para orang tua membentuk mereka menjadi anak yang sholih dan sholikhah, mandiri dan dapat bertanggung jawab pada dirinya dan kepada kehidupan sebagai bagian amanah yang harus dijalankan oleh orang tua yang bersangkutan. Oleh karena itu seksi Pendidikan mengarahkan kegiatan-kegiatannya sebagai berikut:
1)   Meneruskan program kegiatan Pendidikan yang sudah berjalan, belajar membaca al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam yang dikelola dalam kelembagaan TPQ/Madrasah Diniyah yang sudah dirintih sejak tahun 1994.
2)   Membuka kesempatan kepada mahasiswa, orang tua, mu’alaf untuk belajar mengaji al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam.
3)   Membentuk Ikatan Wali Murid (IKWAM), atau menunjuk personal untuk dapat mengadakan evaluasi, monitoring, terhadap penyelenggaraan pembinaan Pendidikan dari perencanaan, proses, hingga evaluasi dalam Pendidikan.
4)   Mengirimkan nilai bagi para santri yang di tempat belajarnya tidak ada guru Pendidikan Agama Islam, yang dikoordinasikan dengan para ustadz dan ustadzahnya.
a.    Materi Pengajaran TPQ
a)    Belajar membaca Al-Qur,an.
b)   Materi Pendidikan Agama Islam.
c)    Materi Hafalan surat-surat dan doa pendek.
d)   Praktek Ibadah sholat.
e)    Menulis Al-Qur’an dan Khotil Qur’an / Khot Arab.
f)    Tajwid, dan bahasa Arab.
b.    Materi Pengajaran untuk Diniyah. Materi pengajaran untuk Diniyah Takmiliyah Mushola Jabal Nur mengacu pada kurikulum dari Kementerian Agama.
c.    Kegiatan penunjang mengikutsertakan anak-anak didik dalam event silaturrahim antar masjid dan mushola serta kegiatan lain yang dapat memberikan nilai tambah terhadap hasil belajar.
3. SEKSI RKI
Seksi kifayah ini telah disepakati semua pihak bahwa pengurusan RKI menginduk Masjid Agung Ibnu Batutah. Namun hal-hal lain berkaitan dengan ketertiban administrative, seksi RKI di Mushola Jabal Nur bertanggung jawab dan ikut terjun secara langsung dalam penanganan penarikan iuran tersebut, sehingga akan lebih meringankan kerja RKI induk. Disamping itu secara langsung dapat mengenali keterlibatan langsung yang bersangkutan sebagai anggota atau tidak. Adapun berkaitan kegiatan lain untuk menghibur dan mendoakan almarhum dan almarhumah, maka jamaah Jabal Nur dapat berperan langsung di rumah keluarga yang bersangkutan atas permintaan dan pemberitahuan keluarga.
4.      SEKSI USAHA/SARANA PRASARANA
Seksi usaha yang selama ini dapat dijalankan adalah berkaitan dengan kegiatan dengan surplus suatu kegiatan. Adapun berkaitan dengan usaha koperasi dan kegiatan lainnya belum dapat dilaksanakan. Harapan kita semua untuk kegiatan mendatang ini dapat memprogramkan kegiatan usaha sehingga dapat menambah income dan pendanaan tambahan untuk menambah semarak kegiatan yang dilaksanakan.
Adapun berkaitan dengan pengembangan sarana prasarana dalam kepengurusan ini telah mendapat amanat untuk membangun, merenovasi Mushola Jabal Nur berikut merapikan kekurangan-kekurangan yang ada. Setiap menjelang Ramadhan mengadakan ceck terhadap sound system dan pengadaan dan pembenahan kebutuhan-kebutuhan TPQ, pengadaan prabot dan lainnya sebagian atas sumbangan donator langsung SEKSI HUMAS
Seksi Humas ini telah menunaikan tugasnya sebagai penghubung antara Mushola Jabal Nur dengan masyarakat. Disamping mempunyai tugas sebagai penyambung visi misi kegiatan Mushola Jabal Nur berkaitan pembinaan umat dan pengembangan inisiasi dalam setiap program yang ada pada masing-masing seksi sebagai berikut ini:
1)      Mengedarkan undangan dan informasi untuk pengurus dan para jamaah dan keperluan hubungan di luar organisasi.
2)      Mengadakan koordinasi Kegiatan antar masjid Mushola dan Majelis Taklim, sehingga kegiatan tersebut berfungsi optimal dapat saling mengisi dan membentuk perspektif ukhuwah islamiyah.
3)      Terkait dengan acara Idul Adha humas berperan memediasi pembagian zakat Fitrah, maal dan berkaitan dengan santunan agar dapat berjalan dengan baik.
4)      Mengadakan koordinasi dengan keamanan dan kelurahan dan warga lain di luar Jabal Nur apabila diperlukan untuk keperluan kegiatan Mushola Jabal Nur.

6.      SEKSI MUSLIMAH
Kepengurusan seksi muslimah Jabal Nur bersifat otonom, baik terkait fungsi dan program-program kegiatan yang dilaksanakan. Dalam kepengurusan mempunyai wewenang dan keputusan yang lebih luas untuk mengembangkan dan memperluas kegiatan-kegiatannya yang dilaksanakan sebagai berikut:
1)      Sebagai penanggung jawab dan pimpinan pengurus Pendidikan formal TK ABA Mentari Nusa.
2)      Mengadakan pengajian bulanan tiap minggu pertama.
3)      Memantapkan group qasidah/rebana.
4)      Memelihara tradisi diba’.
5)      Mendukung dan membantu kegiatan-kegiatan peringatan Hari Besar Islam dan kegiatan lain yang mendatangkan umat yang banyak.
6)      Mengikuti kegiatan lomba yang bersifat silaturrahim antar masjid dan mushola untuk ikut memeriahkan acaara yang diselenggarakan itu.
7)      Memberikan santunan, menkoordinasi, dan mengadakan kegiatan dalam bentuk suka duka di lingkungan Mushola Jabal Nur dan sekitarnya.
7.      SEKSI REMAJA DAN KESENIAN
Mengingat remaja dan pemuda sebagai tulang punggung untuk regenerasi kita pada masa mendatang, maka hendaknya untuk periode mendatang menjadi perhatian utama dan kiat-kiat itu dapat kita temukan untuk mereka. Mereka merasa memerlukan terhadap kegiatan yang mereka ikuti.  solusi dan kiat-kiat harus terus kita cari. Sebagaimana Lukman selalu memperhatikan masa depan anaknya yang selalu diingatkan tentang nilai-nilai ketakwaan dan berkaitan dengan kemampuan menghadapi masa mendatang yang tentu tidak sama seperti sekarang ini.
Validasi Data
Tabel 1. Item-Total Statistics. Peran Mushola Jabal Nur

Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
P_1
128.00
96.918
.768
.733
P_2
128.12
101.271
.419
.747
P_3
127.85
102.089
.269
.750
P_4
128.09
96.614
.585
.735
P_5
128.12
92.250
.895
.719
P_6
128.00
96.918
.768
.733
P_7
128.13
100.748
.460
.745
P_8
127.84
101.851
.293
.749
P_9
128.13
96.278
.623
.733
P_10
128.14
91.898
.932
.717
P_11
127.74
96.604
.847
.732
P_12
127.43
104.391
.169
.755
P_13
128.00
96.918
.768
.733
P_14
128.13
100.748
.460
.745
P_15
127.84
101.851
.293
.749
Skor_total
66.19
26.300
1.000
.885
Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 99 jamaah maka validasi instrumen pada variabel peran mushola Jabal Nur dapat dilihat dari nilai r hitung ˃ r tabel = 0,165, dan nilai r hitung dapat dilihat dari nilai Corrected Item Total Correlation. Analisis outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Analisis Output
Variabel
r hitung
r tabel
Keterangan
Pertanyaan 1
0.768
0,165
Valid
Pertanyaan 2
0.419
0,165
Valid
Pertanyaan 3
0.269
0,165
Valid
Pertanyaan 4
0.585
0,165
Valid
Pertanyaan 5
0.895
0,165
Valid
Pertanyaan 6
0.768
0,165
Valid
Pertanyaan 7
0.460
0,165
Valid
Pertanyaan 8
0.293
0,165
Valid
Pertanyaan 9
0.623
0,165
Valid
Pertanyaan 10
0.932
0,165
Valid
Pertanyaan 11
0.847
0,165
Valid
Pertanyaan 12
0.169
0,165
Valid
Pertanyaan 13
0.768
0,165
Valid
Pertanyaan 14
0.460
0,165
Valid
Pertanyan 15
0.293
0,165
Valid
Jadi dari 15 pertanyaan semuanya dianggap valid untuk mengatahui peran mushola Jabal Nur.

Tabel 3. Case Processing Summary




N
%


Cases Valid
Excludeda
Total
99
100.0


0
.0


99
100.0


A  list wise deletion based  on all variables in the procedure.

Tabel 4. Item-Total Statistics. Penguatan Akidah

Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
P_1
39.64
11.948
.795
.695
P_2
39.23
13.017
.864
.715
P_3
39.63
15.277
.252
.791
P_4
39.33
14.694
.358
.778
P_5
39.63
12.359
.733
.710
Skor_total
21.94
4.098
1.000
.725
Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 99 jamaah maka validasi instrumen pada variabel penguatan akidah dapat dilihat dari nilai r hitung ˃ r tabel = 0,165, dan nilai r hitung dapat dilihat dari nilai Corrected Item Total Correlation. Analisis outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Analisis Output
Variabel
r hitung
r tabel
Keterangan
Pertanyaan 1
.795
0,165
Valid
Pertanyaan 2
.864
0,165
Valid
Pertanyaan 3
.252
0,165
Valid
Pertanyaan 4
.358
0,165
Valid
Pertanyaan 5
.733
0,165
Valid
Jadi dari 5 pertanyaan semuanya dianggap valid untuk mengatahui penguatan akidah yang terjadi di mushola Jabal Nur.

Tabel 6. Case Processing Summary


N
%
Cases
Valid
Excludeda
Total
99
100.0
0
.0
99
100.0
A list wise deletion based on all variables in the procedure.


Reabilitasi Data
Tabel 7. Reliability Statistics. Peran mushola Jabal Nur
Cronbach's Alpha
N of Items
 754
 16
Uji realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Jika nilai alpha ˃ 0,60 maka konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel peran mushola Jabal Nur adalah reliabel dengan nilai 0,754.
Tabel 8. Reliability Statistics Penguatan Akidah
Cronbach's Alpha
N of Items
774
6
Uji realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Jika nilai alpha ˃ 0,60 maka kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel penguatan akidah adalah reliabel dengan nilai 0,774.
  1. ANALISIS DATA
1.      Analisis Deskripsi
Tabel 9. Descriptive Statistics

N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Peran_Jabal Nur
99
52
72
66.19
5.128
Penguatan Akidah
99
17
24
21.94

Valid N (list wise)
99




Dari tabel diatas nilai peran mushola Jabal Nur 52 dari minimun harapan yaitu 15, dan nilai maksimum 72 dari nilai maksimum harapan 75. Dengan perhitungan frekuensi nilai sebagai berikut:

Tabel 10. Peran_Mushola Jabal Nur



Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
52
1
1.0
1.0
1.0
53
1
1.0
1.0
2.0
57
14
14.1
14.1
16.2
61
1
1.0
1.0
17.2
62
2
2.0
2.0
19.2
64
15
15.2
15.2
34.3
67
25
25.3
25.3
59.6
70
25
25.3
25.3
84.8
72
15
15.2
15.2
100.0
Total
99
100.0
100.0

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dan rentang jumlah skor maksimum dan skor minimum diperoleh dari nilai maksimum harapan dikurangi nilai minimum 75 – 15 = 60 : 5 (lebar kelas interval) = 12.
Tabel 11. Interval Peran mushola Jabal Nur

Interval
Jumlah
Keterangan
1
15 – 27
-
Sangat Rendah
2
28 – 40
-
Rendah
3
41 – 53
2
Sedang
4
54 – 66
32
Tinggi
5
67 – 75
65
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 99 responden 2 diantaranya menilai mushola Jabal Nur dengan kategori sedang, 32 jamaah menilai tinggi, dan 65 jamaah menilai Sangat Tinggi,  maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran mushola Jabal Nur adalah Tinggi.

Tabel 12. Penguatan Akidah



Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
17
1
1.0
1.0
1.0
18
15
15.2
15.2
16.2
20
3
3.0
3.0
19.2
21
15
15.2
15.2
34.3
23
50
50.5
50.5
84.8
24
15
15.2
15.2
100.0
Total
99
100.0
100.0

Berdasarkan tabel frekuensi diatas, dan rentang jumlah skor maksimum dan skor minimum diperoleh dari nilai maksimum harapan dikurangi nilai minimum 25 – 5 = 20 : 5 (lebar kelas interval) = 4.
Tabel 13. Interval Penguatan Akidah
No
Interval
Jumlah
Keterangan
1
5 – 9
-
Sangat Rendah
2
10 – 14
-
Rendah
3
15 – 19
16
Sedang
4
20 – 24
83
Tinggi
5
25
-
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 99 responden 16 diantaranya menilai penguatan akidah dengan kategori sedang, dan 83 jamaah menilai Tinggi,  maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penguatan akidah  kategori Tinggi.
Hasil tersebut dapat digambarkan dengan histogram sebagai berikut:
2.      Uji Hipotesis

Tabel 14. Descriptive Statistics


Mean
Std. Deviation
N

Penguatan Akidah
21.94
2.024
99

Peran_Jabal Nur
66.19
5.128
99


Tabel 15. Model Summaryb

Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics

R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change

1
.971a
.943
.943
.485
.943
1613.118
1
97
.000

a.    Predictors:  Constant, Peran_mushola Jabal Nur




b. Dependent Variable: Penguatan Akidah




Tabel 16. ANOVAb

Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.

1
Regression
378.855
1
378.855
1.613E3
.000a

Residual
22.781
97
.235



Total
401.636
98




a. Predictors: (Constant), Peran_mushola




b. Dependent Variable: Penguatan Akidah



Berdasarkan tabel-tabel diatas dapat diketahui bahwa sig < 0,05 maka H1 diterima sehingga adanya pengaruh yang signifikan tentang peran mushola Jabal Nur terhadap suasana penguatan akidah di lingkungan mushola Jabal Nur, Kuta Selatan, Badung-Bali. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur terhadap penguatan akidah umat di Benoa Kuta Selatan, Badung-Bali dilihat dari tabel R square sebesar 0,943 atau 94%. Fakta penguatan akidah dipengaruhi oleh peran mushola Jabal Nur dan 6% nya dipengaruhi oleh yang lainya. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur ceramah ustadz, kiai, khutbah Jumat terhadap penguatan akidah terhadap umat, masyarakat di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali sebagaimana digambarkan pada tabel di atas. Hasil analisis data sangat sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap jamaah dan masyarakat dalam penguatan akidah umat di Benoa Kuta Selatan, Badung-Bali yaitu:
1.        Peran pengurus berhikmad dengan seluruh umat, warga, dan berbagai komponen lainnya, bahkan dengan yang beragama non Islam. Itu merupakan teladan bagi umat yang beragma Islam untuk bergaul dengan mereka tanpa membedakan dari segi agamanya, dan menghormati, serta  menggalakkan berbagai kegiatan untuk mewujudkan penguatan akidah Islamiyah umat di lingkungan mushola Jabal Nur. (wawancara dengan seluruh pengurus dan dewan pembina mushola Jabal Nur).
2.        Pengurus selalu mengajak, mendorong, dan mengarahkan serta mengevaluasi semua kegiatan yang sudah dilaksanakan agar seluruh kegiatan yang dilaksanakan sesuai visi, misi, dan tujuan yang telah dicanangkan mushola Jabal Nur. Alhasil, penguatan Akidah Islamiyah di lingkungan mushola Jabal Nur dan sekitarnya dapat terlaksana dengan baik.
F.       Simpulan
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan tema,  “Peran Mushola Jabal Nur dalam Penguatan Akidah”, dapat diambil kesimpulan di antaranya:
  1. Seluruh pembina, pengurus, jamaah dan umat muslim di lingkungan mushola Jabal Nur mampu bergaul dan 

Pendampingan Penguatan Akidah Berbasis Expost Fakto
  1. Di Mushola Jabal Nur - Nusa Dua Tahun 2020
    Imam Muhayat
    STAI Denpasar Bali
    Abstrak: Penelitian ini berlatarbelakang pengabdian masyarakat terhadap kegiatan keagamaan dan kemudian dapat mewujudkan Mushola Jabal Nur yang berlokasi di Nusa Dua Bali yang memakan waktu cukup panjang. Riset ini adalah dalam bentuk ceck dan receck riset yang dilakukan sebelumnya. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui kondisi sebelumnya dan realitas kekinian expost fakto kekiniannya. Bagaimana inisiasi sosial yang terjadi sedemikian rupa dari waktu ke waktu hingga membuahkan berbagai kemapanan dalam pembinaan keagamaan yang bersifat pendidikan formal dan bagaimana konsep kiprahnya selama ini. Riset dengan pendekatan riset kuantitatif expost fakto statistik, dengan teknik angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain itu model riset ini adalah dengan model riset aksi dengan realitas yang ada sekarang ini dengan mencermati latar belakang masa lalu perjalanannya. Adapun informannya adalah para sesepuh, kiai, ustadz, dan masyarakat yang ada di lingkungan Nusa Dua. Pelaksanaan riset pada Februari dan Maret 2020. Hasil riset menemukan masalah dan tujuan Mushola Jabal Nur, (2) konsep pokok Mushola Jabal Nur, (3) Seluruh pembina, pengurus, jamaah dan umat muslim di lingkungan Nusa Dua sangat mampu bergaul dan melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan umat, antar masjid atau mushola, antarumat beragama, tokoh masyarakat, dan instansi terkait, baik internal dan eksternal di lingkungan mushola Jabal Nur dengan baik. Hal itu merupakan modal utama dan sebagai pintu masuk dalam menyelaraskan fenomena kehidupan yang heterogen di wilayah Kuta Selatan. Berdasarkan tabel-tabel sig < 0,05 maka H1 diterima sehingga adanya pengaruh yang signifikan tentang peran mushola Jabal Nur terhadap suasana penguatan akidah di lingkungan mushola Jabal Nur, Kuta Selatan, Badung-Bali.
    Kata Kunci: Penguatan Akidah. Expost Fakto
    A.  Pendahuluan
    Eksistensi mushola Jabal terdukung oleh warga muslim dan muslimah serta para perangkat desa umumnya di kelurahan Benoa dan khususnya Banjar Ancak. Dengan dengan dukungan itu umat Islam di lingkungan mushola Jabal Nur dapat istiqamah melaksanakan amal ibadahnya dan senantiasa memberikan kontribusinya terhadap eksistensi dan kemakmuran Mushola Jabal Nur. Terbukti dari waktu-ke waktu keberadaan Mushola Jabal Nur dalam dinamika yang sehat dan berkembang dengan baik sebagai bagian tempat ibadah yang senantiasa dapat berbenah dengan baik, terkait pengembangan fisik dan berbagai kegiatan-kegiatan jangka pendek dan panjangnya.     Keberadaan Mushola Jabal Nur yang mulai diinisiasikan dan digerakkan secara organisatoris pada 25 Mei 1992, merupakan manifestasi iman. Kekuatan iman diyakini menumbuhkan kekuatan, kekuatan itu datangnya dari Allah SWT., mengarahkan akal budi manusia berujud kreasi. Kreasi yang terarah atas tuntunan iman, maka mereka dengan membangun Mushola Jabal Nur dan memakmurkannya, diharapkan termasuk golongan umat yang mendapat petunjuk.
    "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At-Taubah, 9: 18)."
    Sebagai makhluk yang telah diciptakan oleh Allah SWT., di mana tujuan Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Maka semua yang dikerjakan tidak pernah lepas dari pengawasan dan catatan dari-Nya. Tentu harapan semua orang yang beriman kepada-Nya dengan bekerja, berbuat, mengisi waktu dalam keseharian, dengan kemantapan iman dan takwa kepada Allah semuanya menjadi amal dan ibadah kepada Allah SWT. Memfasilitasi umat dalam beribadah ini, dalam menyediakan, mengelola, memakmurkan Mushola Jabal Nur adalah nilai lebih yang tentu menjadi harapan semua orang Islam yang beriman kepada Allah SWT. Yakni mereka dapat berperan sesuai kapasitas masing-masing untuk meraih ridha Allah yang sebanyak-banyaknya dan tidak pernah terlupakan di hadapan Allah SWT., tersimpan, tertata rapi dalam sebuah catatan amal di tempat yang mulia. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya sebagai berikut:
    Pada perjalanan dari kepengurusan satu ke estafeta pengurus lanjutan selalu terdapat berbagai pembenahan sesuai harapan jamaah dan umat di seputaran mushola Jabal Nur.  Adanya berbagai kekurangan dan kendala-kendala dalam pengembangan tujuan organisasi, tidak berarti merupakan kegagalan kepengurusan atau tidak sama sekali ada hasil yang dapat dirasakan bersama. Semua yang telah dikerjakan dan dicapai dalam setiap kepengurusan, dapat dijadikan suatu pelajaran untuk melangkah ke depan yang lebih baik.
    Semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik karena dukungan, sesepuh, pinisepuh, penasehat, seluruh jajaran kepengurusan, jamaah dan semua umat yang secara langsung dan tidak langsung ikut bersama-sama memberikan kontribusi yang berarti terhadap keberadaan Mushola Jabal Nur. Selain itu dukungan para ustadz-ustadzah yang dengan tekun memberikan arti terhadap keberadaan tempat ibadah ini. Lebih dari itu adalah dukungan instansi sipil-militer, dalam membangun kerjasama yang baik selama ini, para rekanan yang peduli, dan para orang-orang yang Mukhlis tujuan, cita-cita dan kegunaan lembaga itu dapat memenuhi fungsi optimal. Dalam penelitian ini maka peneliti akan mengambil tema tentang peran mushola Jabal Nur dalam penguatan akidah Islamiyah dan perbaikan mental masyarkat.

    B.  METODE PENELITIAN

    Penelitian bertujuan memperoleh data yang valid sesuai tujuan penelitian. Penelitian dilakukan  untuk mengetahui peran mushola jabal nur dalam penguatan akidah Islamiyah berdasarkan penelitian expost fakto statistik.  Expost fakto statistik yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti  fakta peristiwa melalui  data  untuk menemukan  faktor – faktor  yang mendahului  atau menentukan  sebab – sebab  yang mungkin  atas peristiwa  yang sedang diteliti. Penelitian  expost  fakto digunakan dalam kajian hubungan  dua variabel  atau lebih  dalam waktu  bersamaan guna menentukan dampak dari variabel  bebas  dengan variabel  terikat.

    Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian korelasi untuk mencari  hubungan  antara variabel  satu dengan  variabel lain. Dua variabel tersebut adalah  variabel dependent dan independentnya yaitu : adapun variabel bebasnya adalah Peran mushola Jabal Nur, sedangkan  Variabel terikatnya adalah Penguatan Aqidah Islamiyah. Adapun paradigma  penelitiannya  adalah sebagai berikut :           
     Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

    Y
     

    Keterangan : X Peran Mushola Jabal Nur dan Y adalah Penguatan Akidah Islamiyah.
    C.       Paparan Data dan Hasil Penelitian
    1.    Keadaan Geofrafis
    Letak geografis Mushola Jabal Nur Nusa, berada di dalam Perumahan Puri Madani, Lingkungan Ancak, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Kabupaten Badung. Provinsi Bali. Sekitar 25 Km dari pusat kota Mangupura yang terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Posisi Mushola Jabal Nur dari Bandara Internasional Ngurah Rai dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor kurang lebih sepuluh menit perjalanan.
    2.    Keadaan Demografis
    Mushola Jabal Nur  terletak di wilayah Kampial, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Daerah ini tergolong daerah kering dibanding dengan daerah lainnya. Disadari non produktif untuk pertanian, maka dengan perkembangan pariwisata Bali difungsikan sebagai pendukung pelengkap penyerta pariwisata. Harga lahan semakin melambung. Difungsikan sebagai hunian yang strategis dari pusaran pusat hunian hotel-hotel berbintang di kawasan Nusadua dan sekitarnya. Jarak tempuh dari tempat kerja relative dekat. Para karyawan tentu lebih nyaman dapat tinggal di kawasan ini dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi waktu. Tersedianya tempat ibadah yang memadahi dan kondisi heterogen sosiologis yang relative toleran menjadikan wilayah ini menjadi pilihan para pendatang yang kebetulan tugas dan atau bekerja di sekitar Kampial.
    3.    Keadaan Sosial
    Realitas kondisional sosiologis yang heterogen, dan sifat masyarakat yang dinamis, tentu memerlukan sikap yang arif, utamanya sebagai penduduk yang baru menempati wilayah ini. Khusus pekerja musiman yang rentan dengan pola baru dan kondisi yang berbeda di wilayah di mana mereka berasal. Konsep-konsep, nilai-nilai dan adat-istiadat yang telah berlangsung lama secara turun temurun akan membentuk suatu budaya dalam masyarakat. Sebagai budaya yang hidup dalam suatu masyarakat mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan warganya. Kesenyawaan antara budaya dan masyarakat dapat diibaratkan sebagai ruang hampa lampu pijar. Siapa saja dapat menyalakan dan mendapat penerangan tanpa harus memasuiki ruang hampa bolam dan memecahkannya. Ibarat lain yang menjadi kata kunci yang selalu dijadikan pijakan sebuah nilai dalam bermasyarakat, misalnya, di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung.
    Hanya dengan kiat menumbuhkan kearifan local genius semacam ini proses terbentuknya sosialisasi dalam suatu masyarakat tidak terjadi ekplosivitas, kekagetan dan ketersinggungan yang berbuntut iri dengki, sinisme, pelecehan dan penodaan dalam model kekerasan, tentu akan tidak baik. Dipahami kekerasan hanya akan membuahkan carut-marutnya kondisi social yang telah tertata untuk tujuan kedamaian dan kesejahteraan hidup. Kematangan pemahaman dan integritas sifat yang melekat pada pribadi, dan masyarakat muslim telah dicontohkan para pendahulu, sesepuh, penisepuh, pemuka, pegiat, peduli pemerhati, intelektual, cendekiawan, ulama, pemimpin yang lebih dahulu menghuni wilayah ini. Terbukti komunikasi dan implikasi napak  tilas mereka dapat dimanfaatkah hingga kini.
    Gambaran pada tahun 1990-an, sebelum berdirinya Mushola Jabal Nur, tanah di areal ini kurang lebih dengan  luas sekitar  30 Are. Difungsikan sebagai gudang rumput laut. Sebagai fungsi gudang, maka tentu keadaan sepi setiap harinya. Lampu listrik saat itu belum menyala. Sepanjang jalan kampial sampai dengan daerah Ungasan menjelang  petang  sepi, gelap tanpa lampu penerang. Air PDAM belum mengalir. Sebagian masyarakat dengan penuh kesabaran masih menggunakan air tadah hujan. Sebagian lainnya memanfaatkan antrian sumur bor yang ada di Kampial atas bantuan presiden. Kondisi ekonomi di sekitar Kampial belum sumringah seperti sekarang. Mata pencaharian masyarakat banyak memanfaatkan lahan pertanian yang ada dengan menunggu air tadah hujan, mereka berprofesi sebagi petani rumput laut, disamping sebagian lain bekerja di sector pariwisata, pegawai negeri, dll. Dapat dibayangkan, bahwa kondisi ekonomi sekitar Kampial relatif kurang dinamis dibandingkan dengan masyarakat  Kuta, Denpasar, dan Sanur. Bersamaan dinamika ekonomi dan saling bahu membahu antar warga Kampial, pembangunan jalan ke Banjar Ancak dan pembenahan Banjar dengan melibatkan seluruh warga Kampial baru dimulai tahun 2005 – 2006 lalu. Ini sebagai bukti bahwa kondisi obyektif wilayah Kampial dulunya relatif tidak produktif.
    Proyek perumahan yang ada hanya  Wisma Nusa Permai,  Kampial Indah, dan di ujung barat terdapat perumahan Swandewi saja hingga menjelang 1995. Praktis masyarakat yang hilir mudik terbatas. Baru pada tahun 1997, mulai ada Pondok Kampial, Puri Bunga,  Raya Kampial dan Kampial Permai.  Disusul semakin banyaknya bangunan-bangunan baru yang difungsikan sebagai rumah kos atau pun tempat tinggal, dan berdirinya STP Bali, suasana sekitar Kampial semakin semarak. Dibangunnya Pasar Kampial denyut perekonomian dapat dirasakan masyarakat. PDAM dan Listrik masuk di daerah Kampial, maka kian terasa laju perekonomian dan berdayanya berbagai sector kehidupan, yang dapat menambah semarak wilayah ini.
    4.    Dinamika Sosial
    Kilas balik pada tahun 1992-1993 dunia internasional dalam kondisi gonjang ganjing, dengan meletusnya perang teluk.  Sebagai daerah yang tergantung dengan pariwisata merasakan dampak itu. Geliat ekonomi di seluruh wilayah Bali pada umumnya dan khususnya Kampial juga merasakan dampak langsung peristiwa tersebut.  Banyak perusahaan-perusahaan besar kecil menanggung beban berat berkaitan pertahanan dan pengembangan usahanya. Pemutusan karyawan terjadi di mana-mana. Kegelisahan warga nampak dengan kian banyaknya pengangguran dan diantara mereka, pekerja musiman memutuskan pulang kampung di halaman tanah kelahiran mereka. Ada juga yang pindah di kota lain, seperti Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan kota besar lainnya.
    Di balik itu semua, orang bijak selalu mencari hikmah. Tokoh-tokoh perkumpulan muslim tetap mempunyai semangat, selalu memperkuat kekerabaatan dan tidak sepi mencari kiat memantapkan aqidah yang dapat menjadi benteng dalam kondisi apa pun. Jati diri sebagai muslim tetap kokoh dan terjaga. Silaturrahim dan menjaga hubungan baik dengan warga sekitar menjadi prioritas utama.
    5.    Pengembangan Mushola Jabal Nur
    Tepatnya pada tanggal 25 Mei 1992,  the founding fathers, para pendiri Mushola Jabal Nur, mengadakan kesepakatan di rumah Bapak Hermono Moeharyanto Wisma Nusa Permai C 33, yaitu untuk meningkatkan kegiatan keagamaan Islam di sekitar Kampial. Terpilih sebagai Ketua saat itu Bapak H. Affandi. Sekretaris Bapak Hermono Moeharyanto, dan bendahara Ibu Sri Redjeki Bambang Cipto Rahadi. Kepengurusan ini berlangsung selama dua tahun 1992 -1994.
    Intensitas kepengurusan ini, yang disertai kegiatan pengajian keliling dari rumah ke rumah di wisma Nusa Permai oleh Drs. H. Sholahudin, akhirnya muncul gagasan untuk membangun tempat khusus untuk keperluan kegiatan umat islam tidak hanya terselenggara secara nomaden dari rumah satu ke rumah lainnya. Keluarga Bapak Bambang Cipto Rahadi dengan Raden Roro Sri Redjeki, sebagai pengusaha rumput laut, kebetulan Ibu Sri Redjeki saat itu menjabat sebagai Bendahara kegiatan pengajian keliling berinisiatif membangun Mushola. Niat tersebut ditindaklanjuti para sesepuh untuk merealisasikan terbangunnya Mushola sebagai pusat kegiatan umat Islam di lingkungan Kampial, Nusa Dua dan sekitarnya. Gagasan itu disambut antusias oleh banyak kalangan. Diskusi-diskusi, pertemuan-pertemuan dan pengembangan wacana dibeber pada setiap pertemuan antar muslim lainnya. Wacana berkembang menjadi suatu rencana, program, dan kemudian berbuah suatu kesepakatan untuk merealisasikan program tersebut untuk membangun Mushola Jabal Nur betapa pun dalam keadaan masih sederhana dan seadanya. Ternyata, belakangan bangunan tidak hanya berupa bedeng, tetapi sudah kelihatan rapi dan layak difungsikan sebagai tempat ibadah. Adapun nama Jabal Nur diberikan oleh ketua MUI Provinsi, saat itu dijabat oleh H.S. Habib Adnan.
    Dua  tahun kemudian tepatnya 1994 ukhuwah Islamiyah dikembangkan untuk Pendidikan formalnya yang berujud TK Mentari Nusa. Kelembagaan Pendidikan ini berafiliasi dengan kelembagaan Aisyah Denpasar. Saat itu komunikasi intens dengan bapak Drs. H. Tantowi Jauhari bersama Ibu. Bangunan gedung dipersiapkan di sebelah utara mushola. Dalam perkembangan selanjutnya, maka TK Mentari Nusa kemudian dipindahalihkan seperti posisi yang sekarang, sebelah selatan Mushola Jabal Nur hingga batas pagar jalan Kampial. TK Mentari Nusa hingga tulisan ini diterbitkan sudah berusia  hampir seperempat Abad.
    Dalam teori kekerabatan yang berkumpul dalam suatu ikatan komunitas akan tumbuh ikatan solid.  Di balik itu semua tentu terdapat motor penggerak, baik individu yang nampak itu terangkum dalam suatu ikatan yang secara nyata duduk dalam struktur penggerak yang berupa organisasi, maupun personal, individu yang tidak nampak dalam suatu struktur pengurus. Disadari mereka pun mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya dalam membangun kebesaran suatu organisasi. Hal ini sudah menjadi fitrah dalam kehidupan. Karena itu dalam teori organisasi yang baik bahwa yang di depan harus dapat menunjukkan arah, mereka di tengah dapat menggerakkan, memotivasi, dan yang di belakang dapat meluruskan, mengatur, memonitor, agar barisan itu tertata rapi.
    Selanjutnya estafeta kepemimpinan dilanjutkan oleh, ketua Bapak Ir. Susiono, almarhum, Sekretaris Bapak Heri Siswoko, dan Bendahara Bapak Amril  Adhiwidjaya, kepengurusan berjalan dari 1995 – 1998. Kepengurusan selanjutnya dijabat oleh Bapak Hermono Moeharyanto sebagai Ketua, Sekretaris Bapak Mokh. Amri Adi, dan Bendahara Bapak Imam Sumartubin, pada periode 1998 s/d 2004.
    Sekali lagi, Bali sangat tergantung dengan geliat pariwisata. Sedangkan kondisi pariwisata sangat rentan dengan keamanan wilayah. Kewajiban warga tentu mutlak bersama-sama menjaga kondisi tersebut, sehingga kondisi yang kondusif tetap terpelihara. Kondisi politik Indonesia sejak tahun 1996 s/d 1999 kurang kondusif. Dampaknya pun sangat berpengaruh dengan denyut perekonomian Bali sebagai daerah tujuan wisata. Mushola Jabal Nur saat itu berdiri berdampingan dengan gudang rumput laut. Searus zaman bersamaan dengan merosotnya perekonomian yang disebabkan tidak kondusifnya kondisi Nasional, bisnis rumput laut pun ikut larut dampak situasi saat itu. Pemilik lahan Bapak Bambang Cipto Rahadi dan Ibu Sri Redjeki akhirnya beralih usaha dalam bidang lain. Lahan yang diperuntukkan Mushola tetap dipertahankan. Tanah sekitar mushola Jabal Nur akhirnya dialih fungsikan menjadi perumahan. Alhamdulillah Mushola masih tetap eksis atas kerja keras kepengurusan yang saat itu dipegang oleh Bapak Hermono Moeharyanto, yang diperkuat niat tetap eksisnya Mushola Jabal Nur atas prakarsa Bapak H. Affandi, Bapak H. Susiono (al-Marhum), Bapak Dwi Sutoyo, Bapak Sartono,  Bapak Drs. Budi Pramono, Bapak H. Sholahuddin, Bapak Agus Darmawan, Bapak Mochamad Amri Adi.
    Dalam perjalanan waktu, pengurus Mushola Jabal Nur, pada tanggal 11 September 1999 membentuk Yayasan dengan nama Yayasan Roudhotul Ilmil Qur’ani. Saksi penghadap saat itu adalah, Bapak Drs. Budi Pranowo, Bapak Agus Darmawan, Bapak Sartono, Bapak Mochamad Amri Adi, Bapak H. Afandi, Bapak Hermono Moeharyanto. Langkah yang tepat ini diputuskan untuk memberikan pencerahan, kejelasan, kemantapan, identias yang pasti terhadap keberadaan asset Mushola Jabal Nur, sebagai  upaya meminimalisasi timbulnya permasalahan yang krusial di belakang hari. Lebih dari itu sebagai ikhtiar agar tidak akan membuka peluang perselisihan terhadap keberadaan Mushola Jabal Nur dengan pihak mana pun.
    Pertama kalinya diangkat anggota Badan Pendiri, Badan Pengawas dan Badan Pengurus dengan susunan sebagai berikut ini: Badan Pendiri sebagai Ketuanya Bapak H. Affandi, Wakil Ketua Bapak Hermono Moeharyanto, Anggota Bapak Drs. Budi Pramono, Bapak Agus Darmawan, Bapak Sartono dan Bapak Mochamad Amri Adi. Badan pengawas saat itu belum ada, maka dalam dokumen tertulis berbunyi, “Badan Pengawas akan ditentukan kemudian.” Belakangan Bapak H. Wiyono sering ditempatkan jabatan sebagai pengawas.
    Sedangkan Badan Pengurus terdiri dari ketua bapak Dwi Sutoyo, wakil ketua bapak Ir. Susiono, Sekretaris Drs. H. Sholahudin, wakil sekretaris Yuliono, bendahara Imam Sumartubin, dan wakil bendahara Bagio Praptanto. Terbentuknya yayasan ini sangat penting sebagai upaya eksistensi yuridis formal keberadaan Mushola Jabal Nur. Dalam perkembangannya, landasan ini hendaknya selalu menjadi format dan pola dalam rangka mengoperasikan seluruh kegiatan dan pengembangan lainnya berkaitan dengan planning, organizing, actuating, dan controlling eksistensi Mushola Jabal Nur.
    Disadari, karena begitu krusialnya masalah tanah di Bali, maka dengan perjuangan yang tentu tidak ringan, untuk mendapatkan ridha-Nya, memberikan dorongan kepada keluarga Bapak Bambang Cipto Rahadi dan Ibu Sri Redjeki untuk mewakafkan tanah yang sudah diniatkan untuk wakaf tersebut. Bukti wakaf  tertanggal 03 Jumadil Akhir 1423 H atau tanggal 12 Agustus 2002 M, dengan nama Nadzir Bapak Susiono sebagai Ketua, Drs. Sholahudin sebagai Sekretaris, dan Bapak Sartono sebagai anggota, berupa sebidang tanah seluas 535 M2. Dokumen sertipikat tanah wakaf ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Badung, Drs. Heru Susetyo, pada tanggal 15 November 2002. Adapun penunjukan dan penetapan batas oleh Raden Roro Sri Redjeki, sebagai pemohon Bapak H. Affandi. Sumber ini diambil dari bukti buku sertipikat, Badan Pertanahan Nasional. Sertipikat Tanah Wakaf Propinsi Bali, Kabupaten Badung, Kelurahan Benoa, tahun 2002. Nomor EA 036152.
    6.    Deskripsi Program
    Menyimak perjalanan histori di atas, bahwa Mushalla Jabal Nur sebagai motor pendorong, pengarah terbentuknya: TPQ, Diniyah, TK Mentari Nusa, Koperasi sebagai basis identitas dakwah islamiyah yang berwujud komunikasi dan pembinaan umat islam secara langsung. Semua unit tersebut dipayungi oleh Yayasan Raudhatul Ilmil Qur’ani. Semuanya kini, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh umat muslim khususnya dan masyarakat secara keseluruhan. Sinergi dan potensi kelembagaan ini  secara terencana, terprogram dan berkelanjutan dapat membidik kondisi riil kondisi keumatan dan generasi yang ilmu-ilmiayah-amaliyah, berhadharah-bertsaqobah yang luhur, profesional, integritas individu-sosial muslim yang berketakwaan. Karena itu, eksistensinya perlu diperkuat, pengembangannya terus diupayakan, kualitasnya selalu ditingkatkan, dan monitoring dapat memberikan nilai tambah terhadap in put, out put, out come dalam konsepsi berbasis keumatan. Dalam dunia Pendidikan Islam penguatan potensi Pendidikan terletak pada pimpinan kelembagaan Islam. Beberapa hal manakala bersentuhan dengan pendidikan Islam, baik diselenggarakan oleh lembaga pendidikan non-formal maupun formal kepemimpinan sangat berperan sebagai pilar utama.
    Bersamaaan dengan perjalanan waktu, maka Mushola Jabal Nur selanjutnya memfokuskan kegiatannya pada pengelolaan dan pengembangan Mushola Jabal Nur sebagai tempat ibadah yang representatif. Adapun terkait dengan lembaga formal yang berbentuk TK Mentari Nusa dan Koperasi telah dikelola oleh Yayasan Raudhadul Ilmil Qur'ani. Dengan demikian konsentrasi pengelolaan Mushola Jabal Nur akan lebih fokus pada pemberdayaan Mushola untuk beribadah dan pengadaan tempat ibadah yang lebih nyaman dan representatif.
    Program Pokok
    a.         Peka terhadap kemungkinan perubahan lingkungan yang merupakan keniscayaan bersamaan perkembangan ilmu dan teknologi, tuntutan hidup,  aspirasi masyarakat, dan dinamika masyarakat yang terkait dengan akidah dan kaidah, seni, budaya, adat, dan seluruh yang melingkupi permasalahan hidup manusia.
    b.         Merencanakan dan melakukukan perbaikan, peningkatan, dan pengembangan yang inovatif fasilitas dan kualitas pembinaan umat.
    c.         Mengelola strategi dan kebijakan terhadap dinamika Mushola Jabal Nur untuk mengurangi hambatan dan meraih peluang yang yang memungkinkan demi kebaikan.
    d.        Mengadakan pemprograman, perencanaan yang strategis dan menemukan sumber-sumber yang potensial untuk pengembangan Mushola Jabal Nur.
    e.         Menggarap, memfasilitasi, dan mengkoordinasi fasilitas Pendidikan Diniyah, agar pendidikan berjalan sesuai dengan harapan yang diinginkan.
    f.          Melakukan pengarahan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan program organisasi agar dapat menghindari  kesalahan dalam mencapai tujuan.
    Program Penunjang
    a.         Menggerakkan dan memimpin organisasi sesuai dengan ranah pengelolaan Mushola.
    b.         Memotivasi agar jamaah dan umat agar bekerja dengan rajin dan giat untuk menumbuhkan keimanan dan ketakwaan.
    c.         Mendorong meningkatnya kesejahteraan Mushola Jabal Nur sebagai upaya yang terus harus dilakukan untuk menjaga kestabilan organisasi dan kualitas pencapaian tujuan.
    d.        Mendisiplinkan pengurus dalam melaksanakan tugas organisasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan bersama.
    7.     Hasil pelaksanaan program
    Program Pokok
    a.         Terwujudnya pengawasan yang baik dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan Mushola Jabal Nur, baik yang terjadi dalam kegiatan ibadah maupun perbaikan fasilitas dan pembangunan Mushola Jabal Nur.
    b.         Mendorong terjadinya kerja organisasi yang berkelanjutan dalam organisasi Mushola Jabal Nur dalam bidang ibadah maupun kegiatan pendidikan di Diniyah.
    c.         Meningkatkan kualitas pelayanan umat dalam pelaksanakan ibadah dan dalam kegiatan sosial.
    d.        Memberikan peluang kreativitas jamaah dalam mengembangkan pola pemberdayaan dan pelaksanaan ibadah yang dapat berafiliasi dengan pihak lain, misalnya dalam pelaksanaan ibadah haji dengan cara dana talangan terlebih dahulu. Juga pada saat pelaksanaan Idul Qurban yang terkelola dengan baik melalui iuran cicilan.
    e.         Penciptaan iklim organisasi yang kondusif.
    f.          Menempatkan personalia secara benar sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.
    g.         Membina antarhubungan personalia yang positif.
    h.         Meningkatkan dan memperlancar komunikasi.
    i.           Menyelesaikan konflik.
    j.           Meningkatkan dan memelihara persatuan dan kesatuan personalia.
    k.         Sebagai pencipta lingkungan bekerja dan belajar yang kondusif, dengan tugas-tugas:
    l.           Menghimpun dan memanfaatkan informasi tentang sumber-sumber belajar.
    m.       Memperkaya alat-alat belajar, alat-alat peraga, dan media Pendidikan.
    n.         Memperkaya lingkungan seperti kebun, pohon pelindung, taman, dan sebagainya.
    o.         Mengharmoniskan lingkungan lembaga dan ruangan kelas.
    Program Penunjang
    a.         Membenahi administrasi kegiatan pendidikan Diniyah. Mengendalikan struktur organisasi. Melaksanakan administrasi substantif, yaitu administrasi: Kurikulum.
    b.         Santri.
    c.         Personalia.
    d.        Keuangan.
    a.         Sarana umum/lain-lain. Melakukan pengawasan terhadap efektivitas dan efisiensi kerja. Menilai efektivitas dan efisiensi kerja para personalia Pendidikan. Menjadi coordinator kerja sama lembaga Pendidikan dengan masyarakat: Berinisiatif membentuk suatu badan kerja sama. Mengadakan survey untuk menampung aspirasi masyarakat. Menghimpun dukungan masyarakat. Melaksanakan kerja sama dengan masyarakat. Membentuk paguyuban sekolah dan masyarakat bila dipandang perlu.
    Disamping itu, karena Mushalla Jabal Nur terdapat pendidikan formal maupun nor-formal, maka pelaksanaan ini pun juga diupayakan dengan keberadaan para Ustadz-ustadznya dan para sesepuhnya dalam membentengi umat muslim dengan akidah dan hubungan keumatan serta kemasyarakatan secara simultan. Para sesepuh, muslim-muslimah dan aktivis muda senantiasa memikirkan kondisi umat islam tidak hanya sebatas lingkup terdekatnya saja.  Seharusnya semuanya dapat duduk bersama untuk dapat merealisasikan pencapaian kualitas usaha pendidikan Islam dan tempat ibadah yang berkualitas, baik secara fisik dan non fisiknya. Tentu eksistensi kepengurusan menjadi sangat penting dengan berbagai fungsinya.
    Pemikiran jauh ke depan semacam itu telah dimulai sejak zaman komunitas muslim di Baitul Amin yang ada di PT BTDC. Keberadaan komunitas muslim Baitul Amin, sebagai cikal bakal pengembangan kegiatan keagamaan Islam di wilayah Nusa Dua dan sekitarnya adalah merupakan wujud nyata eksistensi mereka sebagai muslim yang selalu mengekspresikan dirinya berguna untuk umat dan masyarakat di tempat lainnya. Bersamaan dengan kemantapan integritas muslim di Nusa Dua dengan Baitul Amin-nya, jamaah Jabal Nur saat itu juga mulai menata diri, yaitu empat tahun sebelum Masjid Agung Ibnu Batutah berdiri  tahun 1997.
    Keberadaan Masjid Agung Ibnu Batutah sebagai pusat keagamaan induk di Nusa Dua dan Mushola Jabal Nur sebagai mihrab masjid induk, karena itu keberadaan Jabal Nur akan menempati keunikan tersendiri dalam hal kegiatan dan pengoperasian dalam menjalankan aktivitas dakwahnya. Di antara fungsi penting adalah memperpanjang sillah, mengurai tadbir,  tafkir, dan mendorong terbentuknya konsep-konsep, memperkokoh nilai-nilai, menanamkan falsafah-falsafah guna mencapai momentum hadharah (kebudayaan) dan tsaqofah (peradaban) Islam dalam momentum Islam yang Islami, dan Islami yang kultural serta Islam yang Rahmatan Lil’alamin, dan baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Maksud kata Islam yang berkekuatan membangun kesejahteraan seluruh alam semesta dan mampu memerankan diri berkiprah membangun bangsa dan negara yang sejahtera, adil, dan makmur penuh ridhaNya.
    Bagaimana pun juga dakwah Islam memerlukan pengayaan yang cerdas dan professional, serta keputusan yang tepat, lagi terhormat bagi semuanya. Kecermatan semua itu akan dapat membawa implikasi berbagai kematangan dalam menjalankan putaran roda dakwah islamiyah yang benar-benar diharapkan oleh semua pihak, baik di lingkungan warga muslim maupun saudara kita yang non-muslim di lingkungan Nusadua dan sekitarnya. Agar tetap terbangun persaudaraan yang kuat berdasarkan ajaran normatif agama itu.
    Kesadaran kita semua mewujudkan sinergi dan relasi yang kuat dalam rangka menumbuhkembangkan akar-akar keimanan, ketakwaan, dengan kokohnya kemasyarakatan umat dengan fondasi sillaturrahim menjadi taruhan keberhasilan kita semua dalam membangun masyarakat madaniyah. Kondisi keberadaan kelembagaan Islam di Nusa Dua dan sekitarnya belumlah mencapai perjalanan waktu panjang. Tentu kita sadari kondisi zaman dan model dakwah Islamiyah dua puluh tahun ke depan beda jauh dengan saat ini. Apalagi dibanding dua puluh tahun silam. Dakwah bilhal yang segar yang berorientasi teks dan  konteks untuk menumbuhkembangkan kedalaman spiritual, akhlak, moralitas sebagai media sillah, dan profesionalitas aktuasi dakwah kiranya akan menjadi fungsi dakwah yang harus diwujudkan dalam kekinian dan pada masa yang akan datang. Keberhasilan mewujudkan itu implikasinya akan memberdayakan seluruh pola dakwah, baik dalam bidang penguatan fondasi Pendidikan islam, perekonomian, kemasyarakatan, lingkungan, keamanan, dan kedamaian umat muslim khususnya dan umumnya masyarakat, Kampial dan Nusa Dua.
    Kepekaan itu, sampai kapan pun seharusnya menjadi perhatian utama dalam dakwah islam di Mushola Jabal Nur khususnya dan umumnya di lembaga-lembaga Islam lainnya. Konsep ini menyangkut berbagai penguatan dan berfungsi sebagai benteng yang kokoh dalam kehidupan secara umum, diantaranya sebagai berikut:
    1.    Konsep individu, dakwah ini dapat memupuk sifat-sifat individu yang berprilaku atas dasar ilahiyah, sehingga selalu tertuntun pada jalan yang lurus di atas petunjuk-Nya.
    2.    Pertumbuhan inidividu, dimaksud di sini umat kita tidak hanya berkemampuan untuk menyesuaikan diri secara pasif dengan lingkungan saja, tetapi diharapkan dapat secara aktif, dinamis menuju pencapaian dan tujuan yang lebih tepat, sehingga dari waktu ke waktu kemajuan, kesejahteraan dapat dicapai bersama.
    3.    Keseimbangan jasmani dan ruhani, pertautan keseimbangan jasmani dan rohani, dengan harapan kita dapat menjadi orang muslim yang kaffah. Berdaya di hadapan sesama manusia dan kemampuan berbhakti berdasarkan penilaian Ilahi.
    4.    Pertautan individu dengan masyarakat, disadari bahwa masyarakat adalah tempat individu menyatakan keberadaannya. Tanpa masyarakat individu akan melemah dan tujuan hidup menjadi tidak terarah. Sosialisasi kita umat muslim di masyarakat hendaknya semakin dapat mengangkat pribadi-pribadi yang tangguh, berkualitas, professional, bertujuan atas dasar iman, Islam dan ikhsan.
    5.    Kreativitas individu perlu dikembangkan, karena dengan kreativitas manusia dapat melepaskan diri dari keterbatasan dan dapat menembus waktu berguna dan bermanfaat baik bagi dirinya, masyarakat, agama, nusa dan bangsa.
    6.    Peran intelek dan intuisi, dalam mengembangkan dakwah ini diharapkan selalu mengedepankan peran ilmu pengetahuan, intuisi yang sumbernya meliputi ayat-ayat qouliyqh, fi’liyah dan kauniyah. Dengan demikian akan senantiasa tertuntun dalam lingkaran buah kecerdasan yang aplikatif, dan kebaikan lintas batas yang dapat dirasakan oleh semua pihak.
    7.    Dakwah kita membidik pembentukan watak, karakter, karena dengan identitas itu menjelma kekuatan untuk menjalankan berbagai kebaikan dan kekuatan yang tak terkalahkan guna menghilangkan berbagai kelemahan yang mungkin terjadi dalam kehidupan individu dan umat Islam untuk masa yang akan datang.
    8.    Berani berinvestasi terhadap program untuk dua puluh tahun ke depan. Hal  ini menjadi pilar penguat perjalanan model masyarakat madaniyah yang sedang kita bangun saat ini, baik yang bersifat kompetensi individual maupun social agar berhasil menghadapi problematika zaman secara solutif bersama-sama.
     Mushola Jabal Nur, setiap pergantian kepengurusan nampak terjadi berbagai pembenahan, misalnya, teras, sayap kanan, sayap kiri, TK Mentari Nusa, betapa pun renovasi itu tidak total, namun kian mempercantik kondisi riil lingkungan Mushola Jabal Nur. Dinamika pada setiap kepengurusan, baik secara fisik maupun pembenahan non fisiknya. Kerjasama yang baik antara sesepuh dan pinisepuh dengan aktivis pegiat kegiatan yang dilakukan secara berjamaah merupakan modal yang sangat besar dalam rangka pengelolaan dan pola pengembangan, baik Mushola Jabal Nur, Diniyah, TK Mentari Nusa, Koperasi dan Yayasan Roudhotul Ilmil Qur’ani.
    Pada reorganisasi kepengurusan selanjutnya dipegang oleh  H. Imam Muhayat, Wakil Ketua Bapak Sartono dan Sekretaris Bapak Muhaimin, karena pindahnya skretaris maka kemudian digantikan oleh Bapak Bambang Setyarno, Edy Surya . Bendahara dipegang oleh Bapak Drs. H. Sholahuddin. Dewan Pembina: Bapak H. Afandi, Bapak Hermono Moeharyanto, Bapak Dwi Sutoyo, Bapak H. Susiono. Pergantian itu terjadi pada tanggal 10 Oktober 2004 hingga saat ini. Pada kepengurusan ini mendapat amanah mengadakan renovasi  total bangunan Mushola Jabal Nur. Tidak pernah kami lupakan pertama motivasi besar dari keluarga H. Farhan, Galih Fauzan. Disusul motivasi Keluarga Besar Masjid Agung Ibnu Batutah, H. Qomari, H. Husnan Hilmi, H. Abdul Malik, dan mohon maaf tidak dapat disebutkan satu persatu. Semuanya bersama empati dengan merenovasi yang lebih cantik. Saat itu diketuai oleh H. Susiono, dengan prakarsa operasional dipegang oleh H. Imam Muhayat, dkk. dalam jajaran panitia pembangunan, dengan menggerakkan seluruh komponen Mushola Jabal Nur. Kaitannya dengan kebendaharaan dan keuangan selama pembangunan dan kepengurusan dilaporkan dalam lembaran khusus.


    AKTIVITAS KEPENGURUSAN
    Kepengurusan dalam periode ini meneruskan kepengurusan sebelumnya yang dijabat oleh Bapak Hermono Moeharyanto. Dalam kepengurusan ini dalam menjalankan organisasi sebagaimana sebelumnya, merencanakan, memprogramkan, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berupa pemberdayaan umat yang berupa fisik dan non fisiknya. Kegiatan fisiknya adalah mengadakan pemeliharaan dan perawatan fisik bangunan dan lingkungan serta mengadakan penambahan dan pembenahan-pembenahan yang berkaitan dengan keperluan untuk ibadah dan kegiatan lain berhubungan dengan fasilitas untuk keperluan sarana prasarana dalam melaksanakan upacaya Idul Qur’ban. Di mana fasilitas umum yang ada di ujung utara ditata dan dirapikan untuk keperluan tersebut.
    Berkaitan dengan Pendidikan menambah dan memperbaiki bangku-bangku santri yang rusak, penambahan papan dan fasilitas lainnya yang dapat menunjang keperluan Taman Pendidikan Al-Qur’an. Mengatapi space yang ada disamping selatan Mushola Jabal Nur. Bekerjasama dengan warga Puri Madani dalam hal ini memberikan support supaya terbangun gerbang utama pintu masuk Mushola Jabal Nur yang biasanya dapat dimanfaatkan untuk pemasangan spanduk dan informasi berkaitan dengan kegiatan Mushola Jabal Nur. Penataan taman yang ada di teras depan Mushola Jabal Nur, sehingga tidak kelihatan kosong. Memasang pagar pembatas samping selatan Mushola dan pemasangan keramik agar lebih rapi. Bekerjasama dengan H. Qomari, sehingga yang bersangkutan selalu dapat mempersiapkan peralatan multi media dalam setiap kegiatan apabila memang diperlukan pada acara tersebut.
    Adapun berkaitan kegiatan non fisik dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan sholat rawatib, sholat Jum’at, kegiatan Ramadhan, pelaksanaan kegiatan Idul Fitri dan Idul Adha serta yang berkaitan dengan pemberangkatan dan pemulangan Jamaah Haji. Di samping itu kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan santunan baik santunan materi dan ruhani. Hubungannya dengan santunan materi biasanya dilaksanakan menjelang datangnya bulan Ramadhan dan di dalamnya disertakan pengisian rohani dengan pengajian baik bersifat khusus maupun dalam bentuk pengajian umum. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada masing-masing seksi beriktu ini:

    1.    SEKSI DAKWAH
    Seksi Dakwah, sebagaimana fungsinya memberikan bantuan kepada umat dalam penyelenggaraan syiar Islam dan menjalin sillah Ukhuwah Islamiyah dan membangun link-link lain baik berupa sector ekonomi, social, kerukunan dan kedamaian serta advokasi-advokasi terkait dengan dakwah yang bermanfaat untuk umat. Selain itu berkaitan dengan kegiatan PHBI dan kegiatan ibadah lainnya diantaranya sebagai berikut ini:
    1)   Menyelenggarakan sholat jum’at berikut persiapan, penjadwalan penyelenggaraan dari khotib, mu’adzin, dan pembawa acara dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, hingga melaporkan perolehan infaq Jum’at dan menyetorkan ke bendahara.
    2)   Menyiapkan dan mengatur kegiatan-kegiatan berkaitan kajian mingguan, bulanan dan kegiatan lain berkaitan dengan PHBI dan pemberangkatan-pemulangan jamaah haji.
    3)   Menyiapkan dan mengatur kegiatan bulan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha. Dalam bulan Ramadhan berkaitan pelaksanaan Jadwal khotib, kajian lain, penerimaan dan penyaluran zakat, dan kegiatan lain berkaitan Ramadhan dan Idul Fitri.
    4)   Membentuk kepanitian yang berkaitan Idul Adha karena kekhususannya dan banyaknya bidang yang harus diselesaikan.
    5)   Membantu dan menghadiri undangan masyarakat yang mengadakan hajatan, berkaitan walimatul ursy, khitan, duka cita.
    6)   Mengadakan peringatan hari besar Islam, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai hal sehingga terjadi koordinasi dengan tempat ibadah lain.

    2.    SEKSI PENDIDIKAN
                   Pada prinsipnya tujuan kegiatan seksi Pendidikan adalah membantu masyarakat dalam mencerdaskan dan memberikan Pendidikan agama agar anak didik mempunyai keseimbangan kecerdasan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan moral. Sehingga anak didik akan tumbuh normal, dapat mengembangkan potensi-potensi dirinya dan mampu bertanggung jawab dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarganya maupun masyarakatnya. Harapan yang paling hakiki adalah membantu para orang tua membentuk mereka menjadi anak yang sholih dan sholikhah, mandiri dan dapat bertanggung jawab pada dirinya dan kepada kehidupan sebagai bagian amanah yang harus dijalankan oleh orang tua yang bersangkutan. Oleh karena itu seksi Pendidikan mengarahkan kegiatan-kegiatannya sebagai berikut:
    1)   Meneruskan program kegiatan Pendidikan yang sudah berjalan, belajar membaca al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam yang dikelola dalam kelembagaan TPQ/Madrasah Diniyah yang sudah dirintih sejak tahun 1994.
    2)   Membuka kesempatan kepada mahasiswa, orang tua, mu’alaf untuk belajar mengaji al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam.
    3)   Membentuk Ikatan Wali Murid (IKWAM), atau menunjuk personal untuk dapat mengadakan evaluasi, monitoring, terhadap penyelenggaraan pembinaan Pendidikan dari perencanaan, proses, hingga evaluasi dalam Pendidikan.
    4)   Mengirimkan nilai bagi para santri yang di tempat belajarnya tidak ada guru Pendidikan Agama Islam, yang dikoordinasikan dengan para ustadz dan ustadzahnya.
    a.    Materi Pengajaran TPQ
    a)    Belajar membaca Al-Qur,an.
    b)   Materi Pendidikan Agama Islam.
    c)    Materi Hafalan surat-surat dan doa pendek.
    d)   Praktek Ibadah sholat.
    e)    Menulis Al-Qur’an dan Khotil Qur’an / Khot Arab.
    f)    Tajwid, dan bahasa Arab.
    b.    Materi Pengajaran untuk Diniyah. Materi pengajaran untuk Diniyah Takmiliyah Mushola Jabal Nur mengacu pada kurikulum dari Kementerian Agama.
    c.    Kegiatan penunjang mengikutsertakan anak-anak didik dalam event silaturrahim antar masjid dan mushola serta kegiatan lain yang dapat memberikan nilai tambah terhadap hasil belajar.
    3. SEKSI RKI
    Seksi kifayah ini telah disepakati semua pihak bahwa pengurusan RKI menginduk Masjid Agung Ibnu Batutah. Namun hal-hal lain berkaitan dengan ketertiban administrative, seksi RKI di Mushola Jabal Nur bertanggung jawab dan ikut terjun secara langsung dalam penanganan penarikan iuran tersebut, sehingga akan lebih meringankan kerja RKI induk. Disamping itu secara langsung dapat mengenali keterlibatan langsung yang bersangkutan sebagai anggota atau tidak. Adapun berkaitan kegiatan lain untuk menghibur dan mendoakan almarhum dan almarhumah, maka jamaah Jabal Nur dapat berperan langsung di rumah keluarga yang bersangkutan atas permintaan dan pemberitahuan keluarga.
    4.      SEKSI USAHA/SARANA PRASARANA
    Seksi usaha yang selama ini dapat dijalankan adalah berkaitan dengan kegiatan dengan surplus suatu kegiatan. Adapun berkaitan dengan usaha koperasi dan kegiatan lainnya belum dapat dilaksanakan. Harapan kita semua untuk kegiatan mendatang ini dapat memprogramkan kegiatan usaha sehingga dapat menambah income dan pendanaan tambahan untuk menambah semarak kegiatan yang dilaksanakan.
    Adapun berkaitan dengan pengembangan sarana prasarana dalam kepengurusan ini telah mendapat amanat untuk membangun, merenovasi Mushola Jabal Nur berikut merapikan kekurangan-kekurangan yang ada. Setiap menjelang Ramadhan mengadakan ceck terhadap sound system dan pengadaan dan pembenahan kebutuhan-kebutuhan TPQ, pengadaan prabot dan lainnya sebagian atas sumbangan donator langsung SEKSI HUMAS
    Seksi Humas ini telah menunaikan tugasnya sebagai penghubung antara Mushola Jabal Nur dengan masyarakat. Disamping mempunyai tugas sebagai penyambung visi misi kegiatan Mushola Jabal Nur berkaitan pembinaan umat dan pengembangan inisiasi dalam setiap program yang ada pada masing-masing seksi sebagai berikut ini:
    1)      Mengedarkan undangan dan informasi untuk pengurus dan para jamaah dan keperluan hubungan di luar organisasi.
    2)      Mengadakan koordinasi Kegiatan antar masjid Mushola dan Majelis Taklim, sehingga kegiatan tersebut berfungsi optimal dapat saling mengisi dan membentuk perspektif ukhuwah islamiyah.
    3)      Terkait dengan acara Idul Adha humas berperan memediasi pembagian zakat Fitrah, maal dan berkaitan dengan santunan agar dapat berjalan dengan baik.
    4)      Mengadakan koordinasi dengan keamanan dan kelurahan dan warga lain di luar Jabal Nur apabila diperlukan untuk keperluan kegiatan Mushola Jabal Nur.

    6.      SEKSI MUSLIMAH
    Kepengurusan seksi muslimah Jabal Nur bersifat otonom, baik terkait fungsi dan program-program kegiatan yang dilaksanakan. Dalam kepengurusan mempunyai wewenang dan keputusan yang lebih luas untuk mengembangkan dan memperluas kegiatan-kegiatannya yang dilaksanakan sebagai berikut:
    1)      Sebagai penanggung jawab dan pimpinan pengurus Pendidikan formal TK ABA Mentari Nusa.
    2)      Mengadakan pengajian bulanan tiap minggu pertama.
    3)      Memantapkan group qasidah/rebana.
    4)      Memelihara tradisi diba’.
    5)      Mendukung dan membantu kegiatan-kegiatan peringatan Hari Besar Islam dan kegiatan lain yang mendatangkan umat yang banyak.
    6)      Mengikuti kegiatan lomba yang bersifat silaturrahim antar masjid dan mushola untuk ikut memeriahkan acaara yang diselenggarakan itu.
    7)      Memberikan santunan, menkoordinasi, dan mengadakan kegiatan dalam bentuk suka duka di lingkungan Mushola Jabal Nur dan sekitarnya.
    7.      SEKSI REMAJA DAN KESENIAN
    Mengingat remaja dan pemuda sebagai tulang punggung untuk regenerasi kita pada masa mendatang, maka hendaknya untuk periode mendatang menjadi perhatian utama dan kiat-kiat itu dapat kita temukan untuk mereka. Mereka merasa memerlukan terhadap kegiatan yang mereka ikuti.  solusi dan kiat-kiat harus terus kita cari. Sebagaimana Lukman selalu memperhatikan masa depan anaknya yang selalu diingatkan tentang nilai-nilai ketakwaan dan berkaitan dengan kemampuan menghadapi masa mendatang yang tentu tidak sama seperti sekarang ini.
    Validasi Data
    Tabel 1. Item-Total Statistics. Peran Mushola Jabal Nur

    Scale Mean if Item Deleted
    Scale Variance if Item Deleted
    Corrected Item-Total Correlation
    Cronbach's Alpha if Item Deleted
    P_1
    128.00
    96.918
    .768
    .733
    P_2
    128.12
    101.271
    .419
    .747
    P_3
    127.85
    102.089
    .269
    .750
    P_4
    128.09
    96.614
    .585
    .735
    P_5
    128.12
    92.250
    .895
    .719
    P_6
    128.00
    96.918
    .768
    .733
    P_7
    128.13
    100.748
    .460
    .745
    P_8
    127.84
    101.851
    .293
    .749
    P_9
    128.13
    96.278
    .623
    .733
    P_10
    128.14
    91.898
    .932
    .717
    P_11
    127.74
    96.604
    .847
    .732
    P_12
    127.43
    104.391
    .169
    .755
    P_13
    128.00
    96.918
    .768
    .733
    P_14
    128.13
    100.748
    .460
    .745
    P_15
    127.84
    101.851
    .293
    .749
    Skor_total
    66.19
    26.300
    1.000
    .885
    Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 99 jamaah maka validasi instrumen pada variabel peran mushola Jabal Nur dapat dilihat dari nilai r hitung ˃ r tabel = 0,165, dan nilai r hitung dapat dilihat dari nilai Corrected Item Total Correlation. Analisis outputnya adalah sebagai berikut:
    Tabel 2. Analisis Output
    Variabel
    r hitung
    r tabel
    Keterangan
    Pertanyaan 1
    0.768
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 2
    0.419
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 3
    0.269
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 4
    0.585
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 5
    0.895
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 6
    0.768
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 7
    0.460
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 8
    0.293
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 9
    0.623
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 10
    0.932
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 11
    0.847
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 12
    0.169
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 13
    0.768
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 14
    0.460
    0,165
    Valid
    Pertanyan 15
    0.293
    0,165
    Valid
    Jadi dari 15 pertanyaan semuanya dianggap valid untuk mengatahui peran mushola Jabal Nur.

    Tabel 3. Case Processing Summary




    N
    %


    Cases Valid
    Excludeda
    Total
    99
    100.0


    0
    .0


    99
    100.0


    A  list wise deletion based  on all variables in the procedure.

    Tabel 4. Item-Total Statistics. Penguatan Akidah

    Scale Mean if Item Deleted
    Scale Variance if Item Deleted
    Corrected Item-Total Correlation
    Cronbach's Alpha if Item Deleted
    P_1
    39.64
    11.948
    .795
    .695
    P_2
    39.23
    13.017
    .864
    .715
    P_3
    39.63
    15.277
    .252
    .791
    P_4
    39.33
    14.694
    .358
    .778
    P_5
    39.63
    12.359
    .733
    .710
    Skor_total
    21.94
    4.098
    1.000
    .725
    Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 99 jamaah maka validasi instrumen pada variabel penguatan akidah dapat dilihat dari nilai r hitung ˃ r tabel = 0,165, dan nilai r hitung dapat dilihat dari nilai Corrected Item Total Correlation. Analisis outputnya adalah sebagai berikut:
    Tabel 5. Analisis Output
    Variabel
    r hitung
    r tabel
    Keterangan
    Pertanyaan 1
    .795
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 2
    .864
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 3
    .252
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 4
    .358
    0,165
    Valid
    Pertanyaan 5
    .733
    0,165
    Valid
    Jadi dari 5 pertanyaan semuanya dianggap valid untuk mengatahui penguatan akidah yang terjadi di mushola Jabal Nur.

    Tabel 6. Case Processing Summary


    N
    %
    Cases
    Valid
    Excludeda
    Total
    99
    100.0
    0
    .0
    99
    100.0
    A list wise deletion based on all variables in the procedure.


    Reabilitasi Data
    Tabel 7. Reliability Statistics. Peran mushola Jabal Nur
    Cronbach's Alpha
    N of Items
     754
     16
    Uji realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Jika nilai alpha ˃ 0,60 maka konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel peran mushola Jabal Nur adalah reliabel dengan nilai 0,754.
    Tabel 8. Reliability Statistics Penguatan Akidah
    Cronbach's Alpha
    N of Items
    774
    6
    Uji realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Jika nilai alpha ˃ 0,60 maka kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel penguatan akidah adalah reliabel dengan nilai 0,774.
    1. ANALISIS DATA
    1.      Analisis Deskripsi
    Tabel 9. Descriptive Statistics

    N
    Minimum
    Maximum
    Mean
    Std. Deviation
    Peran_Jabal Nur
    99
    52
    72
    66.19
    5.128
    Penguatan Akidah
    99
    17
    24
    21.94

    Valid N (list wise)
    99




    Dari tabel diatas nilai peran mushola Jabal Nur 52 dari minimun harapan yaitu 15, dan nilai maksimum 72 dari nilai maksimum harapan 75. Dengan perhitungan frekuensi nilai sebagai berikut:

    Tabel 10. Peran_Mushola Jabal Nur



    Frequency
    Percent
    Valid Percent
    Cumulative Percent
    Valid
    52
    1
    1.0
    1.0
    1.0
    53
    1
    1.0
    1.0
    2.0
    57
    14
    14.1
    14.1
    16.2
    61
    1
    1.0
    1.0
    17.2
    62
    2
    2.0
    2.0
    19.2
    64
    15
    15.2
    15.2
    34.3
    67
    25
    25.3
    25.3
    59.6
    70
    25
    25.3
    25.3
    84.8
    72
    15
    15.2
    15.2
    100.0
    Total
    99
    100.0
    100.0

    Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dan rentang jumlah skor maksimum dan skor minimum diperoleh dari nilai maksimum harapan dikurangi nilai minimum 75 – 15 = 60 : 5 (lebar kelas interval) = 12.
    Tabel 11. Interval Peran mushola Jabal Nur

    Interval
    Jumlah
    Keterangan
    1
    15 – 27
    -
    Sangat Rendah
    2
    28 – 40
    -
    Rendah
    3
    41 – 53
    2
    Sedang
    4
    54 – 66
    32
    Tinggi
    5
    67 – 75
    65
    Sangat Tinggi
    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 99 responden 2 diantaranya menilai mushola Jabal Nur dengan kategori sedang, 32 jamaah menilai tinggi, dan 65 jamaah menilai Sangat Tinggi,  maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran mushola Jabal Nur adalah Tinggi.

    Tabel 12. Penguatan Akidah



    Frequency
    Percent
    Valid Percent
    Cumulative Percent
    Valid
    17
    1
    1.0
    1.0
    1.0
    18
    15
    15.2
    15.2
    16.2
    20
    3
    3.0
    3.0
    19.2
    21
    15
    15.2
    15.2
    34.3
    23
    50
    50.5
    50.5
    84.8
    24
    15
    15.2
    15.2
    100.0
    Total
    99
    100.0
    100.0

    Berdasarkan tabel frekuensi diatas, dan rentang jumlah skor maksimum dan skor minimum diperoleh dari nilai maksimum harapan dikurangi nilai minimum 25 – 5 = 20 : 5 (lebar kelas interval) = 4.
    Tabel 13. Interval Penguatan Akidah
    No
    Interval
    Jumlah
    Keterangan
    1
    5 – 9
    -
    Sangat Rendah
    2
    10 – 14
    -
    Rendah
    3
    15 – 19
    16
    Sedang
    4
    20 – 24
    83
    Tinggi
    5
    25
    -
    Sangat Tinggi
    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 99 responden 16 diantaranya menilai penguatan akidah dengan kategori sedang, dan 83 jamaah menilai Tinggi,  maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penguatan akidah  kategori Tinggi.
    Hasil tersebut dapat digambarkan dengan histogram sebagai berikut:
    2.      Uji Hipotesis

    Tabel 14. Descriptive Statistics


    Mean
    Std. Deviation
    N

    Penguatan Akidah
    21.94
    2.024
    99

    Peran_Jabal Nur
    66.19
    5.128
    99


    Tabel 15. Model Summaryb

    Model
    R
    R Square
    Adjusted R Square
    Std. Error of the Estimate
    Change Statistics

    R Square Change
    F Change
    df1
    df2
    Sig. F Change

    1
    .971a
    .943
    .943
    .485
    .943
    1613.118
    1
    97
    .000

    a.    Predictors:  Constant, Peran_mushola Jabal Nur




    b. Dependent Variable: Penguatan Akidah




    Tabel 16. ANOVAb

    Model
    Sum of Squares
    Df
    Mean Square
    F
    Sig.

    1
    Regression
    378.855
    1
    378.855
    1.613E3
    .000a

    Residual
    22.781
    97
    .235



    Total
    401.636
    98




    a. Predictors: (Constant), Peran_mushola




    b. Dependent Variable: Penguatan Akidah



    Berdasarkan tabel-tabel diatas dapat diketahui bahwa sig < 0,05 maka H1 diterima sehingga adanya pengaruh yang signifikan tentang peran mushola Jabal Nur terhadap suasana penguatan akidah di lingkungan mushola Jabal Nur, Kuta Selatan, Badung-Bali. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur terhadap penguatan akidah umat di Benoa Kuta Selatan, Badung-Bali dilihat dari tabel R square sebesar 0,943 atau 94%. Fakta penguatan akidah dipengaruhi oleh peran mushola Jabal Nur dan 6% nya dipengaruhi oleh yang lainya. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur ceramah ustadz, kiai, khutbah Jumat terhadap penguatan akidah terhadap umat, masyarakat di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali sebagaimana digambarkan pada tabel di atas. Hasil analisis data sangat sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap jamaah dan masyarakat dalam penguatan akidah umat di Benoa Kuta Selatan, Badung-Bali yaitu:
    1.        Peran pengurus berhikmad dengan seluruh umat, warga, dan berbagai komponen lainnya, bahkan dengan yang beragama non Islam. Itu merupakan teladan bagi umat yang beragma Islam untuk bergaul dengan mereka tanpa membedakan dari segi agamanya, dan menghormati, serta  menggalakkan berbagai kegiatan untuk mewujudkan penguatan akidah Islamiyah umat di lingkungan mushola Jabal Nur. (wawancara dengan seluruh pengurus dan dewan pembina mushola Jabal Nur).
    2.        Pengurus selalu mengajak, mendorong, dan mengarahkan serta mengevaluasi semua kegiatan yang sudah dilaksanakan agar seluruh kegiatan yang dilaksanakan sesuai visi, misi, dan tujuan yang telah dicanangkan mushola Jabal Nur. Alhasil, penguatan Akidah Islamiyah di lingkungan mushola Jabal Nur dan sekitarnya dapat terlaksana dengan baik.
    F.       Simpulan
    Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan tema,  “Peran Mushola Jabal Nur dalam Penguatan Akidah”, dapat diambil kesimpulan di antaranya:
    1. Seluruh pembina, pengurus, jamaah dan umat muslim di lingkungan mushola Jabal Nur mampu bergaul dan melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan mushola dengan jamaah, umat, antarmasjid/mushola, antarumat beragama, tokoh masyarakat, dan instansi terkait, baik internal dan eksternal di lingkungan mushola Jabal Nur dengan baik.
    2.      Hambatan yang dialami dalam penguatan akidah umat sangat kecil, karena antarpembina, pengurus, dan pengawas saling membantu untuk menciptakan suasana penguatan akidah umat di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali.
    3.      Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur terhadap penguatan akidah umat muslim di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali dilihat dari tabel R square sebesar 0,943 atau 94%. Penguatan akidah itu dipengaruhi oleh peran 6%-nya dipengaruhi oleh yang lainya. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur dalam Penguatan Akidah di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali, berkat sinergi struktural organ organisasi dengan berbagai kegiatan, penguatan silaturrahim, pengarahan pengajian, ceramah hari besar Islam, khutbah Jumat, dan kegiatan lainnya selalu diarahkan pada tataran pentingnya akidah untuk melakukan ibadah dan sangat berpengaruh terhadap mental umat dalam segenap kehidupan.melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan mushola dengan jamaah, umat, antarmasjid/mushola, antarumat beragama, tokoh masyarakat, dan instansi terkait, baik internal dan eksternal di lingkungan mushola Jabal Nur dengan baik.

2.      Hambatan yang dialami dalam penguatan akidah umat sangat kecil, karena antarpembina, pengurus, dan pengawas saling membantu untuk menciptakan suasana penguatan akidah umat di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali.
3.      Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur terhadap penguatan akidah umat muslim di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali dilihat dari tabel R square sebesar 0,943 atau 94%. Penguatan akidah itu dipengaruhi oleh peran 6%-nya dipengaruhi oleh yang lainya. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur dalam Penguatan Akidah di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali, berkat sinergi struktural organ organisasi dengan berbagai kegiatan, penguatan silaturrahim, pengarahan pengajian, ceramah hari besar Islam, khutbah Jumat, dan kegiatan lainnya selalu diarahkan pada tataran pentingnya akidah untuk melakukan ibadah dan sangat berpengaruh terhadap mental umat dalam segenap kehidupan.