Pendampingan
Penguatan Akidah Berbasis Expost Fakto
Di Mushola Jabal
Nur - Nusa Dua Tahun 2020
Imam Muhayat
STAI Denpasar Bali
Abstrak: Penelitian
ini berlatarbelakang pengabdian masyarakat terhadap kegiatan keagamaan dan
kemudian dapat mewujudkan Mushola Jabal Nur yang berlokasi di Nusa Dua Bali
yang memakan waktu cukup panjang. Riset ini adalah dalam bentuk ceck dan receck
riset yang dilakukan sebelumnya. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui kondisi
sebelumnya dan realitas kekinian expost fakto kekiniannya. Bagaimana inisiasi
sosial yang terjadi sedemikian rupa dari waktu ke waktu hingga membuahkan
berbagai kemapanan dalam pembinaan keagamaan yang bersifat pendidikan formal
dan bagaimana konsep kiprahnya selama ini. Riset dengan pendekatan riset kuantitatif
expost fakto statistik, dengan teknik angket, wawancara, observasi dan
dokumentasi. Selain itu model riset ini adalah dengan model riset aksi dengan
realitas yang ada sekarang ini dengan mencermati latar belakang masa lalu
perjalanannya. Adapun informannya adalah para sesepuh, kiai, ustadz, dan
masyarakat yang ada di lingkungan Nusa Dua. Pelaksanaan riset pada Februari dan
Maret 2020. Hasil riset menemukan masalah dan tujuan Mushola Jabal Nur, (2)
konsep pokok Mushola Jabal Nur, (3) Seluruh pembina, pengurus, jamaah dan umat
muslim di lingkungan Nusa Dua sangat mampu bergaul dan melakukan komunikasi
untuk mencapai tujuan umat, antar masjid atau mushola, antarumat beragama,
tokoh masyarakat, dan instansi terkait, baik internal dan eksternal di
lingkungan mushola Jabal Nur dengan baik. Hal itu merupakan modal utama dan
sebagai pintu masuk dalam menyelaraskan fenomena kehidupan yang heterogen di
wilayah Kuta Selatan. Berdasarkan tabel-tabel sig < 0,05 maka H1 diterima
sehingga adanya pengaruh yang signifikan tentang peran mushola Jabal Nur
terhadap suasana penguatan akidah di lingkungan mushola Jabal Nur, Kuta
Selatan, Badung-Bali.
Kata Kunci: Penguatan Akidah. Expost
Fakto
A.
Pendahuluan
Eksistensi
mushola Jabal terdukung oleh warga muslim dan muslimah serta para perangkat
desa umumnya di kelurahan Benoa dan khususnya Banjar Ancak. Dengan dengan
dukungan itu umat Islam di lingkungan mushola Jabal Nur dapat istiqamah
melaksanakan amal ibadahnya dan senantiasa memberikan kontribusinya terhadap
eksistensi dan kemakmuran Mushola Jabal Nur. Terbukti dari waktu-ke waktu
keberadaan Mushola Jabal Nur dalam dinamika yang sehat dan berkembang dengan
baik sebagai bagian tempat ibadah yang senantiasa dapat berbenah dengan baik,
terkait pengembangan fisik dan berbagai kegiatan-kegiatan jangka pendek dan
panjangnya. Keberadaan Mushola Jabal
Nur yang mulai diinisiasikan dan digerakkan secara organisatoris pada 25 Mei
1992, merupakan manifestasi iman. Kekuatan iman diyakini menumbuhkan kekuatan,
kekuatan itu datangnya dari Allah SWT., mengarahkan akal budi manusia berujud
kreasi. Kreasi yang terarah atas tuntunan iman, maka mereka dengan membangun
Mushola Jabal Nur dan memakmurkannya, diharapkan termasuk golongan umat yang
mendapat petunjuk.
"Hanya
yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang
yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
(At-Taubah, 9: 18)."
Sebagai
makhluk yang telah diciptakan oleh Allah SWT., di mana tujuan Allah menciptakan
manusia untuk beribadah kepada-Nya. Maka semua yang dikerjakan tidak pernah
lepas dari pengawasan dan catatan dari-Nya. Tentu harapan semua orang yang
beriman kepada-Nya dengan bekerja, berbuat, mengisi waktu dalam keseharian,
dengan kemantapan iman dan takwa kepada Allah semuanya menjadi amal dan ibadah
kepada Allah SWT. Memfasilitasi umat dalam beribadah ini, dalam menyediakan,
mengelola, memakmurkan Mushola Jabal Nur adalah nilai lebih yang tentu menjadi
harapan semua orang Islam yang beriman kepada Allah SWT. Yakni mereka dapat
berperan sesuai kapasitas masing-masing untuk meraih ridha Allah yang
sebanyak-banyaknya dan tidak pernah terlupakan di hadapan Allah SWT.,
tersimpan, tertata rapi dalam sebuah catatan amal di tempat yang mulia. Hal ini
ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya sebagai berikut:
Pada
perjalanan dari kepengurusan satu ke estafeta pengurus lanjutan selalu terdapat
berbagai pembenahan sesuai harapan jamaah dan umat di seputaran mushola Jabal
Nur. Adanya berbagai kekurangan dan
kendala-kendala dalam pengembangan tujuan organisasi, tidak berarti merupakan
kegagalan kepengurusan atau tidak sama sekali ada hasil yang dapat dirasakan
bersama. Semua yang telah dikerjakan dan dicapai dalam setiap kepengurusan,
dapat dijadikan suatu pelajaran untuk melangkah ke depan yang lebih baik.
Semua
kegiatan dapat terlaksana dengan baik karena dukungan, sesepuh, pinisepuh,
penasehat, seluruh jajaran kepengurusan, jamaah dan semua umat yang secara
langsung dan tidak langsung ikut bersama-sama memberikan kontribusi yang
berarti terhadap keberadaan Mushola Jabal Nur. Selain itu dukungan para
ustadz-ustadzah yang dengan tekun memberikan arti terhadap keberadaan tempat
ibadah ini. Lebih dari itu adalah dukungan instansi sipil-militer, dalam
membangun kerjasama yang baik selama ini, para rekanan yang peduli, dan para
orang-orang yang Mukhlis tujuan, cita-cita dan kegunaan lembaga itu dapat
memenuhi fungsi optimal. Dalam penelitian ini maka peneliti akan mengambil tema
tentang peran mushola Jabal Nur dalam penguatan akidah Islamiyah dan perbaikan
mental masyarkat.
B. METODE
PENELITIAN
Penelitian bertujuan memperoleh data yang valid sesuai
tujuan penelitian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peran mushola jabal nur dalam penguatan akidah Islamiyah berdasarkan penelitian expost fakto statistik. Expost
fakto statistik yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti fakta peristiwa melalui data
untuk menemukan faktor –
faktor yang mendahului atau menentukan sebab – sebab
yang mungkin atas peristiwa yang sedang diteliti. Penelitian
expost fakto digunakan dalam kajian
hubungan dua variabel atau lebih
dalam waktu bersamaan guna menentukan
dampak dari variabel bebas dengan variabel terikat.
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti
adalah penelitian korelasi untuk mencari
hubungan antara variabel satu dengan
variabel lain. Dua variabel tersebut adalah variabel dependent dan
independentnya yaitu : adapun variabel bebasnya adalah Peran mushola Jabal
Nur, sedangkan Variabel terikatnya
adalah Penguatan Aqidah Islamiyah. Adapun paradigma penelitiannya
adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
|
|
|
Y
|
Keterangan : X Peran
Mushola Jabal Nur dan Y adalah Penguatan Akidah Islamiyah.
C.
Paparan
Data dan Hasil Penelitian
1. Keadaan Geofrafis
Letak geografis Mushola Jabal Nur Nusa,
berada di dalam Perumahan Puri Madani, Lingkungan Ancak, Kelurahan Benoa,
Kecamatan Kuta Selatan. Kabupaten Badung. Provinsi Bali. Sekitar 25 Km dari
pusat kota Mangupura yang terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Posisi Mushola Jabal Nur dari Bandara Internasional Ngurah Rai dapat ditempuh
dengan kendaraan bermotor kurang lebih sepuluh menit perjalanan.
2. Keadaan Demografis
Mushola
Jabal Nur terletak di wilayah
Kampial, Kelurahan
Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Daerah ini tergolong
daerah kering dibanding dengan daerah lainnya. Disadari non produktif untuk
pertanian, maka dengan perkembangan pariwisata Bali difungsikan sebagai
pendukung pelengkap penyerta pariwisata. Harga lahan semakin melambung.
Difungsikan sebagai hunian yang strategis dari pusaran pusat hunian hotel-hotel
berbintang di kawasan Nusadua dan sekitarnya. Jarak tempuh dari tempat kerja
relative dekat. Para karyawan tentu lebih nyaman dapat tinggal di kawasan ini
dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi waktu. Tersedianya tempat ibadah
yang memadahi dan kondisi heterogen sosiologis yang relative toleran menjadikan
wilayah ini menjadi pilihan para pendatang yang kebetulan tugas dan atau
bekerja di sekitar Kampial.
3. Keadaan Sosial
Realitas kondisional sosiologis yang
heterogen, dan sifat masyarakat yang dinamis, tentu memerlukan sikap yang arif,
utamanya sebagai penduduk yang baru menempati wilayah ini. Khusus pekerja
musiman yang rentan dengan pola baru dan kondisi yang berbeda di wilayah di
mana mereka berasal. Konsep-konsep, nilai-nilai dan adat-istiadat yang telah
berlangsung lama secara turun temurun akan membentuk suatu budaya dalam
masyarakat. Sebagai budaya yang hidup dalam suatu masyarakat mempunyai ikatan
emosional yang kuat dengan warganya. Kesenyawaan antara budaya dan masyarakat
dapat diibaratkan sebagai ruang hampa lampu pijar. Siapa saja dapat menyalakan
dan mendapat penerangan tanpa harus memasuiki ruang hampa bolam dan
memecahkannya. Ibarat lain yang menjadi kata kunci yang selalu dijadikan
pijakan sebuah nilai dalam bermasyarakat, misalnya, di mana bumi dipijak di
situlah langit dijunjung.
Hanya dengan kiat menumbuhkan kearifan local
genius semacam ini proses terbentuknya sosialisasi dalam suatu masyarakat
tidak terjadi ekplosivitas, kekagetan dan ketersinggungan yang berbuntut iri
dengki, sinisme, pelecehan dan penodaan dalam model kekerasan, tentu akan tidak
baik. Dipahami kekerasan hanya akan membuahkan carut-marutnya kondisi social
yang telah tertata untuk tujuan kedamaian dan kesejahteraan hidup. Kematangan
pemahaman dan integritas sifat yang melekat pada pribadi, dan masyarakat muslim
telah dicontohkan para pendahulu, sesepuh, penisepuh, pemuka, pegiat, peduli
pemerhati, intelektual, cendekiawan, ulama, pemimpin yang lebih dahulu menghuni
wilayah ini. Terbukti komunikasi dan implikasi napak tilas mereka dapat dimanfaatkah hingga kini.
Gambaran
pada tahun 1990-an, sebelum berdirinya Mushola Jabal Nur,
tanah di areal ini kurang lebih dengan
luas sekitar 30 Are. Difungsikan
sebagai gudang rumput laut. Sebagai fungsi gudang, maka tentu keadaan sepi
setiap harinya. Lampu listrik saat itu belum menyala. Sepanjang jalan kampial
sampai dengan daerah Ungasan menjelang
petang sepi, gelap tanpa lampu
penerang. Air PDAM belum mengalir. Sebagian masyarakat dengan penuh kesabaran
masih menggunakan air tadah hujan. Sebagian lainnya memanfaatkan antrian sumur
bor yang ada di Kampial atas bantuan presiden. Kondisi ekonomi di sekitar
Kampial belum sumringah seperti sekarang. Mata pencaharian masyarakat banyak
memanfaatkan lahan pertanian yang ada dengan menunggu air tadah hujan, mereka
berprofesi sebagi petani rumput laut, disamping sebagian lain bekerja di sector
pariwisata, pegawai negeri, dll. Dapat dibayangkan, bahwa kondisi ekonomi
sekitar Kampial relatif
kurang dinamis dibandingkan dengan masyarakat
Kuta, Denpasar, dan Sanur. Bersamaan dinamika ekonomi dan saling bahu
membahu antar warga Kampial, pembangunan jalan ke Banjar Ancak dan pembenahan
Banjar dengan melibatkan seluruh warga Kampial baru dimulai tahun 2005 – 2006
lalu. Ini sebagai bukti bahwa kondisi obyektif wilayah Kampial dulunya relatif tidak produktif.
Proyek perumahan yang ada hanya Wisma Nusa Permai, Kampial Indah, dan di ujung barat terdapat
perumahan Swandewi saja hingga menjelang 1995. Praktis masyarakat yang hilir
mudik terbatas. Baru pada tahun 1997, mulai ada Pondok Kampial, Puri Bunga, Raya Kampial dan Kampial Permai. Disusul semakin banyaknya bangunan-bangunan
baru yang difungsikan sebagai rumah kos atau pun tempat tinggal, dan berdirinya
STP Bali, suasana sekitar Kampial semakin semarak. Dibangunnya Pasar Kampial
denyut perekonomian dapat dirasakan masyarakat. PDAM dan Listrik masuk di daerah
Kampial, maka kian terasa laju perekonomian dan berdayanya berbagai sector
kehidupan, yang dapat menambah semarak wilayah ini.
4. Dinamika Sosial
Kilas balik pada tahun 1992-1993 dunia internasional
dalam kondisi gonjang ganjing, dengan meletusnya perang teluk. Sebagai daerah yang tergantung dengan pariwisata
merasakan dampak itu. Geliat ekonomi di seluruh wilayah Bali pada umumnya dan
khususnya Kampial juga merasakan dampak langsung peristiwa tersebut. Banyak perusahaan-perusahaan besar kecil
menanggung beban berat berkaitan pertahanan dan pengembangan usahanya.
Pemutusan karyawan terjadi di mana-mana. Kegelisahan warga nampak dengan kian banyaknya
pengangguran dan diantara mereka, pekerja musiman memutuskan pulang kampung di halaman
tanah kelahiran mereka. Ada juga yang pindah di kota lain, seperti Surabaya,
Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan kota besar lainnya.
Di balik itu semua, orang bijak selalu
mencari hikmah. Tokoh-tokoh perkumpulan muslim tetap mempunyai semangat, selalu
memperkuat kekerabaatan dan tidak sepi mencari kiat memantapkan aqidah yang dapat
menjadi benteng dalam kondisi apa pun. Jati diri sebagai muslim tetap kokoh dan
terjaga. Silaturrahim dan menjaga hubungan baik dengan warga sekitar menjadi
prioritas utama.
5. Pengembangan Mushola Jabal Nur
Tepatnya pada tanggal 25 Mei 1992, the founding fathers, para pendiri
Mushola Jabal Nur, mengadakan kesepakatan di rumah Bapak Hermono Moeharyanto
Wisma Nusa Permai C 33, yaitu untuk meningkatkan kegiatan keagamaan Islam di
sekitar Kampial. Terpilih sebagai Ketua saat itu Bapak H. Affandi. Sekretaris
Bapak Hermono Moeharyanto, dan bendahara Ibu Sri Redjeki Bambang Cipto Rahadi. Kepengurusan
ini berlangsung selama dua tahun 1992 -1994.
Intensitas kepengurusan ini, yang
disertai kegiatan pengajian keliling dari rumah ke rumah di wisma Nusa Permai
oleh Drs. H. Sholahudin, akhirnya muncul gagasan untuk membangun tempat khusus
untuk keperluan kegiatan umat islam tidak hanya terselenggara secara nomaden
dari rumah satu ke rumah lainnya. Keluarga Bapak Bambang Cipto Rahadi dengan
Raden Roro Sri Redjeki, sebagai pengusaha rumput laut, kebetulan Ibu Sri
Redjeki saat itu menjabat sebagai Bendahara kegiatan pengajian keliling
berinisiatif membangun Mushola. Niat tersebut ditindaklanjuti para sesepuh
untuk merealisasikan terbangunnya Mushola sebagai pusat kegiatan umat Islam di
lingkungan Kampial, Nusa
Dua
dan sekitarnya. Gagasan itu disambut antusias oleh banyak kalangan.
Diskusi-diskusi, pertemuan-pertemuan dan pengembangan wacana dibeber pada
setiap pertemuan antar muslim lainnya. Wacana berkembang menjadi suatu rencana,
program, dan kemudian berbuah suatu kesepakatan untuk merealisasikan program
tersebut untuk membangun Mushola Jabal Nur betapa pun dalam keadaan masih
sederhana dan seadanya. Ternyata, belakangan bangunan tidak hanya berupa
bedeng, tetapi sudah kelihatan rapi dan layak difungsikan sebagai tempat
ibadah. Adapun nama Jabal Nur diberikan oleh ketua MUI Provinsi, saat itu
dijabat oleh H.S. Habib Adnan.
Dua
tahun kemudian tepatnya 1994 ukhuwah Islamiyah dikembangkan untuk
Pendidikan formalnya yang berujud TK Mentari Nusa. Kelembagaan Pendidikan ini
berafiliasi dengan kelembagaan Aisyah Denpasar. Saat itu komunikasi intens
dengan bapak Drs. H. Tantowi Jauhari bersama Ibu. Bangunan gedung dipersiapkan
di sebelah utara mushola. Dalam perkembangan selanjutnya, maka TK Mentari Nusa
kemudian dipindahalihkan seperti posisi yang sekarang, sebelah selatan Mushola
Jabal Nur hingga batas pagar jalan Kampial. TK Mentari Nusa hingga tulisan ini diterbitkan sudah berusia hampir seperempat Abad.
Dalam teori kekerabatan yang berkumpul
dalam suatu ikatan komunitas akan tumbuh ikatan solid. Di balik itu semua tentu terdapat motor
penggerak, baik individu yang nampak itu terangkum dalam suatu ikatan yang
secara nyata duduk dalam struktur penggerak yang berupa organisasi, maupun
personal, individu yang tidak nampak dalam suatu struktur pengurus. Disadari
mereka pun mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya dalam membangun
kebesaran suatu organisasi. Hal ini sudah menjadi fitrah dalam kehidupan. Karena
itu dalam teori organisasi yang baik bahwa yang di depan harus dapat
menunjukkan arah, mereka di tengah dapat menggerakkan, memotivasi, dan yang di
belakang dapat meluruskan, mengatur, memonitor, agar barisan itu tertata rapi.
Selanjutnya estafeta kepemimpinan
dilanjutkan oleh, ketua Bapak Ir. Susiono, almarhum, Sekretaris Bapak Heri
Siswoko, dan Bendahara Bapak Amril
Adhiwidjaya, kepengurusan berjalan dari 1995 – 1998. Kepengurusan
selanjutnya dijabat oleh Bapak Hermono Moeharyanto sebagai Ketua, Sekretaris
Bapak Mokh. Amri Adi, dan Bendahara Bapak Imam Sumartubin, pada periode 1998
s/d 2004.
Sekali lagi, Bali sangat tergantung
dengan geliat pariwisata. Sedangkan kondisi pariwisata sangat rentan dengan
keamanan wilayah. Kewajiban warga tentu mutlak bersama-sama menjaga kondisi
tersebut, sehingga kondisi yang kondusif tetap terpelihara. Kondisi politik
Indonesia sejak tahun 1996 s/d 1999 kurang kondusif. Dampaknya pun sangat
berpengaruh dengan denyut perekonomian Bali sebagai daerah tujuan wisata.
Mushola Jabal Nur saat itu berdiri berdampingan dengan gudang rumput laut.
Searus zaman bersamaan dengan merosotnya perekonomian yang disebabkan tidak kondusifnya
kondisi Nasional, bisnis rumput laut pun ikut larut dampak situasi saat itu.
Pemilik lahan Bapak Bambang Cipto Rahadi dan Ibu Sri Redjeki akhirnya beralih
usaha dalam bidang lain. Lahan yang diperuntukkan Mushola tetap dipertahankan. Tanah
sekitar mushola Jabal Nur akhirnya dialih fungsikan menjadi perumahan.
Alhamdulillah Mushola masih tetap eksis atas kerja keras kepengurusan yang saat
itu dipegang oleh Bapak Hermono Moeharyanto, yang diperkuat niat tetap eksisnya
Mushola Jabal Nur atas prakarsa Bapak H. Affandi, Bapak H. Susiono (al-Marhum),
Bapak Dwi Sutoyo, Bapak Sartono, Bapak
Drs. Budi Pramono, Bapak H. Sholahuddin, Bapak Agus Darmawan, Bapak Mochamad Amri
Adi.
Dalam perjalanan waktu, pengurus Mushola
Jabal Nur, pada tanggal 11 September 1999 membentuk Yayasan dengan nama Yayasan
Roudhotul Ilmil Qur’ani. Saksi penghadap saat itu adalah, Bapak Drs. Budi
Pranowo, Bapak Agus Darmawan, Bapak Sartono, Bapak Mochamad Amri Adi, Bapak H.
Afandi, Bapak Hermono Moeharyanto. Langkah yang tepat ini diputuskan untuk memberikan
pencerahan, kejelasan, kemantapan, identias yang pasti terhadap keberadaan
asset Mushola Jabal Nur, sebagai upaya
meminimalisasi timbulnya permasalahan yang krusial di belakang hari. Lebih dari
itu sebagai ikhtiar agar tidak akan membuka peluang perselisihan terhadap
keberadaan Mushola Jabal Nur dengan pihak mana pun.
Pertama kalinya diangkat anggota Badan
Pendiri, Badan Pengawas dan Badan Pengurus dengan susunan sebagai berikut ini:
Badan Pendiri sebagai Ketuanya Bapak H. Affandi, Wakil Ketua Bapak Hermono
Moeharyanto, Anggota Bapak Drs. Budi Pramono, Bapak Agus Darmawan, Bapak
Sartono dan Bapak Mochamad Amri Adi. Badan pengawas saat itu belum ada, maka
dalam dokumen tertulis berbunyi, “Badan Pengawas akan ditentukan kemudian.”
Belakangan Bapak H. Wiyono sering ditempatkan jabatan sebagai pengawas.
Sedangkan Badan Pengurus terdiri dari
ketua bapak Dwi Sutoyo, wakil ketua bapak Ir. Susiono, Sekretaris Drs. H.
Sholahudin, wakil sekretaris Yuliono, bendahara Imam Sumartubin, dan wakil
bendahara Bagio Praptanto. Terbentuknya yayasan ini sangat penting sebagai
upaya eksistensi yuridis formal keberadaan Mushola Jabal Nur. Dalam
perkembangannya, landasan ini hendaknya selalu menjadi format dan pola dalam rangka
mengoperasikan seluruh kegiatan dan pengembangan lainnya berkaitan dengan planning,
organizing, actuating, dan controlling eksistensi Mushola Jabal Nur.
Disadari, karena begitu krusialnya
masalah tanah di Bali, maka dengan perjuangan yang tentu tidak ringan, untuk mendapatkan
ridha-Nya, memberikan dorongan kepada keluarga Bapak Bambang Cipto Rahadi dan Ibu
Sri Redjeki untuk mewakafkan tanah yang sudah diniatkan untuk wakaf tersebut. Bukti
wakaf tertanggal 03 Jumadil Akhir 1423 H
atau tanggal 12 Agustus 2002 M, dengan nama Nadzir Bapak Susiono sebagai Ketua,
Drs. Sholahudin sebagai Sekretaris, dan Bapak Sartono sebagai anggota, berupa
sebidang tanah seluas 535 M2. Dokumen sertipikat tanah wakaf ditandatangani oleh Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Badung, Drs. Heru Susetyo, pada tanggal 15 November 2002.
Adapun penunjukan dan penetapan batas oleh Raden Roro Sri Redjeki, sebagai
pemohon Bapak H. Affandi. Sumber ini diambil dari bukti buku sertipikat, Badan
Pertanahan Nasional. Sertipikat Tanah Wakaf Propinsi Bali, Kabupaten Badung,
Kelurahan Benoa, tahun 2002. Nomor EA 036152.
6. Deskripsi
Program
Menyimak
perjalanan histori di atas, bahwa Mushalla Jabal Nur sebagai motor pendorong,
pengarah terbentuknya: TPQ, Diniyah, TK Mentari Nusa, Koperasi sebagai basis
identitas dakwah islamiyah yang berwujud komunikasi dan pembinaan umat islam
secara langsung. Semua unit tersebut dipayungi oleh Yayasan Raudhatul Ilmil
Qur’ani. Semuanya kini, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh umat
muslim khususnya dan masyarakat secara keseluruhan. Sinergi dan potensi
kelembagaan ini secara terencana,
terprogram dan berkelanjutan dapat membidik kondisi riil kondisi keumatan dan
generasi yang ilmu-ilmiayah-amaliyah, berhadharah-bertsaqobah yang luhur,
profesional, integritas individu-sosial muslim yang berketakwaan. Karena itu,
eksistensinya perlu diperkuat, pengembangannya terus diupayakan, kualitasnya
selalu ditingkatkan, dan monitoring dapat memberikan nilai tambah terhadap in
put, out put, out come dalam konsepsi berbasis keumatan. Dalam dunia
Pendidikan Islam penguatan
potensi Pendidikan terletak pada pimpinan kelembagaan Islam. Beberapa hal manakala bersentuhan
dengan pendidikan Islam, baik
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan non-formal maupun formal kepemimpinan
sangat berperan sebagai pilar utama.
Bersamaaan
dengan perjalanan waktu, maka Mushola Jabal Nur selanjutnya memfokuskan
kegiatannya pada pengelolaan dan pengembangan Mushola Jabal Nur sebagai tempat
ibadah yang representatif. Adapun terkait dengan lembaga formal yang berbentuk
TK Mentari Nusa dan Koperasi telah dikelola oleh Yayasan Raudhadul Ilmil
Qur'ani. Dengan demikian konsentrasi pengelolaan Mushola Jabal Nur akan lebih
fokus pada pemberdayaan Mushola untuk beribadah dan pengadaan tempat ibadah
yang lebih nyaman dan representatif.
Program
Pokok
a.
Peka terhadap
kemungkinan perubahan lingkungan yang merupakan keniscayaan bersamaan
perkembangan ilmu dan teknologi, tuntutan hidup, aspirasi masyarakat, dan dinamika masyarakat
yang terkait dengan akidah dan kaidah, seni, budaya, adat, dan seluruh yang
melingkupi permasalahan hidup manusia.
b.
Merencanakan dan
melakukukan perbaikan, peningkatan, dan pengembangan yang inovatif fasilitas
dan kualitas pembinaan umat.
c.
Mengelola
strategi dan kebijakan terhadap dinamika Mushola Jabal Nur untuk mengurangi
hambatan dan meraih peluang yang yang memungkinkan demi kebaikan.
d.
Mengadakan
pemprograman, perencanaan yang strategis dan menemukan sumber-sumber yang
potensial untuk pengembangan Mushola Jabal Nur.
e.
Menggarap,
memfasilitasi, dan mengkoordinasi fasilitas Pendidikan Diniyah, agar pendidikan
berjalan sesuai dengan harapan yang diinginkan.
f.
Melakukan
pengarahan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan program
organisasi agar dapat menghindari
kesalahan dalam mencapai tujuan.
Program Penunjang
a.
Menggerakkan dan
memimpin organisasi sesuai
dengan ranah pengelolaan Mushola.
b.
Memotivasi agar jamaah dan umat agar bekerja dengan
rajin dan giat untuk
menumbuhkan keimanan dan ketakwaan.
c.
Mendorong
meningkatnya kesejahteraan Mushola Jabal Nur sebagai upaya yang terus harus
dilakukan untuk menjaga kestabilan organisasi dan kualitas pencapaian tujuan.
d.
Mendisiplinkan
pengurus dalam melaksanakan tugas organisasi dalam melaksanakan tugasnya untuk
mencapai tujuan bersama.
7. Hasil pelaksanaan program
Program Pokok
a.
Terwujudnya
pengawasan yang baik dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan Mushola Jabal
Nur, baik yang terjadi dalam kegiatan ibadah maupun perbaikan fasilitas dan
pembangunan Mushola Jabal Nur.
b.
Mendorong
terjadinya kerja organisasi yang berkelanjutan dalam organisasi Mushola Jabal
Nur dalam bidang ibadah maupun kegiatan pendidikan di Diniyah.
c.
Meningkatkan kualitas
pelayanan umat dalam pelaksanakan ibadah dan dalam kegiatan sosial.
d.
Memberikan
peluang kreativitas jamaah dalam mengembangkan pola pemberdayaan dan
pelaksanaan ibadah yang dapat berafiliasi dengan pihak lain, misalnya dalam
pelaksanaan ibadah haji dengan cara dana talangan terlebih dahulu. Juga pada
saat pelaksanaan Idul Qurban yang terkelola dengan baik melalui iuran cicilan.
e.
Penciptaan iklim
organisasi yang kondusif.
f.
Menempatkan
personalia secara benar sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.
g.
Membina
antarhubungan personalia yang positif.
h.
Meningkatkan dan
memperlancar komunikasi.
i.
Menyelesaikan
konflik.
j.
Meningkatkan dan
memelihara persatuan dan kesatuan personalia.
k.
Sebagai pencipta
lingkungan bekerja dan belajar yang kondusif, dengan tugas-tugas:
l.
Menghimpun dan
memanfaatkan informasi tentang sumber-sumber belajar.
m. Memperkaya
alat-alat belajar, alat-alat peraga, dan media Pendidikan.
n.
Memperkaya
lingkungan seperti kebun, pohon pelindung, taman, dan sebagainya.
o.
Mengharmoniskan
lingkungan lembaga dan ruangan kelas.
Program Penunjang
a.
Membenahi
administrasi kegiatan pendidikan Diniyah. Mengendalikan struktur organisasi. Melaksanakan
administrasi substantif, yaitu administrasi: Kurikulum.
b.
Santri.
c.
Personalia.
d.
Keuangan.
a.
Sarana
umum/lain-lain. Melakukan pengawasan terhadap efektivitas dan efisiensi kerja. Menilai
efektivitas dan efisiensi kerja para personalia Pendidikan. Menjadi coordinator
kerja sama lembaga Pendidikan dengan masyarakat: Berinisiatif membentuk suatu
badan kerja sama. Mengadakan survey untuk menampung aspirasi masyarakat. Menghimpun
dukungan masyarakat. Melaksanakan kerja sama dengan masyarakat. Membentuk
paguyuban sekolah dan masyarakat bila dipandang perlu.
Disamping
itu, karena Mushalla Jabal Nur terdapat pendidikan formal maupun nor-formal,
maka pelaksanaan ini pun juga diupayakan dengan keberadaan para
Ustadz-ustadznya dan para sesepuhnya dalam membentengi umat muslim dengan
akidah dan hubungan keumatan serta kemasyarakatan secara simultan. Para
sesepuh, muslim-muslimah dan aktivis muda senantiasa memikirkan kondisi umat
islam tidak hanya sebatas lingkup terdekatnya saja. Seharusnya semuanya dapat duduk bersama untuk
dapat merealisasikan pencapaian kualitas usaha pendidikan Islam dan tempat
ibadah yang berkualitas, baik secara fisik dan non fisiknya. Tentu eksistensi
kepengurusan menjadi sangat penting dengan berbagai fungsinya.
Pemikiran
jauh ke depan semacam itu telah dimulai sejak zaman komunitas muslim di Baitul
Amin yang ada di PT BTDC. Keberadaan komunitas muslim Baitul Amin, sebagai
cikal bakal pengembangan kegiatan keagamaan Islam di wilayah Nusa Dua dan
sekitarnya adalah merupakan wujud nyata eksistensi mereka sebagai muslim yang
selalu mengekspresikan dirinya berguna untuk umat dan masyarakat di tempat lainnya.
Bersamaan dengan kemantapan integritas muslim di Nusa Dua dengan Baitul Amin-nya,
jamaah Jabal Nur saat itu juga mulai menata diri, yaitu empat tahun sebelum Masjid
Agung Ibnu Batutah berdiri tahun 1997.
Keberadaan
Masjid Agung Ibnu Batutah sebagai pusat keagamaan induk di Nusa Dua dan Mushola
Jabal Nur sebagai mihrab masjid induk, karena itu keberadaan Jabal Nur akan menempati
keunikan tersendiri dalam hal kegiatan dan pengoperasian dalam menjalankan aktivitas
dakwahnya. Di antara fungsi penting adalah memperpanjang sillah, mengurai
tadbir, tafkir, dan mendorong
terbentuknya konsep-konsep, memperkokoh nilai-nilai, menanamkan falsafah-falsafah
guna mencapai momentum hadharah (kebudayaan) dan tsaqofah (peradaban) Islam
dalam momentum Islam yang Islami, dan Islami yang kultural serta Islam yang
Rahmatan Lil’alamin, dan baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Maksud kata
Islam yang berkekuatan membangun kesejahteraan seluruh alam semesta dan mampu
memerankan diri berkiprah membangun bangsa dan negara yang sejahtera, adil, dan
makmur penuh ridhaNya.
Bagaimana
pun juga dakwah Islam memerlukan pengayaan yang cerdas dan professional, serta
keputusan yang tepat, lagi terhormat bagi semuanya. Kecermatan semua itu akan dapat
membawa implikasi berbagai kematangan dalam menjalankan putaran roda dakwah
islamiyah yang benar-benar diharapkan oleh semua pihak, baik di lingkungan
warga muslim maupun saudara kita yang non-muslim di lingkungan Nusadua dan
sekitarnya. Agar tetap terbangun persaudaraan yang kuat berdasarkan ajaran
normatif agama itu.
Kesadaran
kita semua mewujudkan sinergi dan relasi yang kuat dalam rangka
menumbuhkembangkan akar-akar keimanan, ketakwaan, dengan kokohnya
kemasyarakatan umat dengan fondasi sillaturrahim menjadi taruhan keberhasilan
kita semua dalam membangun masyarakat madaniyah. Kondisi keberadaan kelembagaan
Islam di Nusa Dua dan sekitarnya belumlah mencapai perjalanan waktu panjang.
Tentu kita sadari kondisi zaman dan model dakwah Islamiyah dua puluh tahun ke
depan beda jauh dengan saat ini. Apalagi dibanding dua puluh tahun silam.
Dakwah bilhal yang segar yang berorientasi teks dan konteks untuk menumbuhkembangkan kedalaman
spiritual, akhlak, moralitas sebagai media sillah, dan profesionalitas aktuasi
dakwah kiranya akan menjadi fungsi dakwah yang harus diwujudkan dalam kekinian
dan pada masa yang akan datang. Keberhasilan mewujudkan itu implikasinya akan
memberdayakan seluruh pola dakwah, baik dalam bidang penguatan fondasi
Pendidikan islam, perekonomian, kemasyarakatan, lingkungan, keamanan, dan
kedamaian umat muslim khususnya dan umumnya masyarakat, Kampial dan Nusa Dua.
Kepekaan
itu, sampai kapan pun seharusnya menjadi perhatian utama dalam dakwah islam di Mushola
Jabal Nur khususnya dan umumnya di lembaga-lembaga Islam lainnya. Konsep ini
menyangkut berbagai penguatan dan berfungsi sebagai benteng yang kokoh dalam
kehidupan secara umum, diantaranya sebagai berikut:
1. Konsep
individu, dakwah ini dapat memupuk sifat-sifat individu yang berprilaku atas
dasar ilahiyah, sehingga selalu tertuntun pada jalan yang lurus di atas
petunjuk-Nya.
2. Pertumbuhan
inidividu, dimaksud di sini umat kita tidak hanya berkemampuan untuk
menyesuaikan diri secara pasif dengan lingkungan saja, tetapi diharapkan dapat
secara aktif, dinamis menuju pencapaian dan tujuan yang lebih tepat, sehingga
dari waktu ke waktu kemajuan, kesejahteraan dapat dicapai bersama.
3. Keseimbangan
jasmani dan ruhani, pertautan keseimbangan jasmani dan rohani, dengan harapan
kita dapat menjadi orang muslim yang kaffah. Berdaya di hadapan sesama manusia
dan kemampuan berbhakti berdasarkan penilaian Ilahi.
4. Pertautan
individu dengan masyarakat, disadari bahwa masyarakat adalah tempat individu
menyatakan keberadaannya. Tanpa masyarakat individu akan melemah dan tujuan
hidup menjadi tidak terarah. Sosialisasi kita umat muslim di masyarakat
hendaknya semakin dapat mengangkat pribadi-pribadi yang tangguh, berkualitas,
professional, bertujuan atas dasar iman, Islam dan ikhsan.
5. Kreativitas
individu perlu dikembangkan, karena dengan kreativitas manusia dapat melepaskan
diri dari keterbatasan dan dapat menembus waktu berguna dan bermanfaat baik
bagi dirinya, masyarakat, agama, nusa dan bangsa.
6. Peran
intelek dan intuisi, dalam mengembangkan dakwah ini diharapkan selalu
mengedepankan peran ilmu pengetahuan, intuisi yang sumbernya meliputi ayat-ayat
qouliyqh, fi’liyah dan kauniyah. Dengan demikian akan senantiasa tertuntun
dalam lingkaran buah kecerdasan yang aplikatif, dan kebaikan lintas batas yang
dapat dirasakan oleh semua pihak.
7. Dakwah
kita membidik pembentukan watak, karakter, karena dengan identitas itu menjelma
kekuatan untuk menjalankan berbagai kebaikan dan kekuatan yang tak terkalahkan
guna menghilangkan berbagai kelemahan yang mungkin terjadi dalam kehidupan
individu dan umat Islam untuk masa yang akan datang.
8. Berani
berinvestasi terhadap program untuk dua puluh tahun ke depan. Hal ini menjadi pilar penguat perjalanan model masyarakat
madaniyah yang sedang kita bangun saat ini, baik yang bersifat kompetensi individual
maupun social agar berhasil menghadapi problematika zaman secara solutif
bersama-sama.
Mushola Jabal Nur, setiap pergantian
kepengurusan nampak terjadi berbagai pembenahan, misalnya, teras, sayap kanan,
sayap kiri, TK Mentari Nusa, betapa pun renovasi itu tidak total, namun kian
mempercantik kondisi riil lingkungan Mushola Jabal Nur. Dinamika pada setiap
kepengurusan, baik secara fisik maupun pembenahan non fisiknya. Kerjasama yang
baik antara sesepuh dan pinisepuh dengan aktivis pegiat kegiatan yang dilakukan
secara berjamaah merupakan modal yang sangat besar dalam rangka pengelolaan dan
pola pengembangan, baik Mushola Jabal Nur, Diniyah, TK Mentari Nusa, Koperasi
dan Yayasan Roudhotul Ilmil Qur’ani.
Pada
reorganisasi kepengurusan selanjutnya dipegang oleh H. Imam Muhayat, Wakil Ketua Bapak Sartono dan
Sekretaris Bapak Muhaimin, karena pindahnya skretaris maka kemudian digantikan
oleh Bapak Bambang Setyarno, Edy Surya . Bendahara dipegang oleh Bapak Drs. H.
Sholahuddin. Dewan Pembina: Bapak H. Afandi, Bapak Hermono Moeharyanto, Bapak
Dwi Sutoyo, Bapak H. Susiono. Pergantian itu terjadi pada tanggal 10 Oktober
2004 hingga saat ini. Pada kepengurusan ini mendapat amanah mengadakan renovasi
total bangunan Mushola Jabal Nur. Tidak
pernah kami lupakan pertama motivasi besar dari keluarga H. Farhan, Galih
Fauzan. Disusul motivasi Keluarga Besar Masjid Agung Ibnu Batutah, H. Qomari,
H. Husnan Hilmi, H. Abdul Malik, dan mohon maaf tidak dapat disebutkan satu
persatu. Semuanya bersama empati dengan merenovasi yang lebih cantik. Saat itu
diketuai oleh H. Susiono, dengan prakarsa operasional dipegang oleh H. Imam
Muhayat, dkk. dalam jajaran panitia pembangunan, dengan menggerakkan seluruh
komponen Mushola Jabal Nur. Kaitannya dengan kebendaharaan dan keuangan selama
pembangunan dan kepengurusan dilaporkan dalam lembaran khusus.
AKTIVITAS
KEPENGURUSAN
Kepengurusan
dalam periode ini meneruskan kepengurusan sebelumnya yang dijabat oleh Bapak
Hermono Moeharyanto. Dalam kepengurusan ini dalam menjalankan organisasi
sebagaimana sebelumnya, merencanakan, memprogramkan, dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang berupa pemberdayaan umat yang berupa fisik dan non
fisiknya. Kegiatan fisiknya adalah mengadakan pemeliharaan dan perawatan fisik
bangunan dan lingkungan serta mengadakan penambahan dan pembenahan-pembenahan
yang berkaitan dengan keperluan untuk ibadah dan kegiatan lain berhubungan
dengan fasilitas untuk keperluan sarana prasarana dalam melaksanakan upacaya
Idul Qur’ban. Di mana fasilitas umum yang ada di ujung utara ditata dan
dirapikan untuk keperluan tersebut.
Berkaitan
dengan Pendidikan menambah dan memperbaiki bangku-bangku santri yang rusak,
penambahan papan dan fasilitas lainnya yang dapat menunjang keperluan Taman
Pendidikan Al-Qur’an. Mengatapi space yang ada disamping selatan Mushola Jabal
Nur. Bekerjasama dengan warga Puri Madani dalam hal ini memberikan support
supaya terbangun gerbang utama pintu masuk Mushola Jabal Nur yang biasanya
dapat dimanfaatkan untuk pemasangan spanduk dan informasi berkaitan dengan
kegiatan Mushola Jabal Nur. Penataan taman yang ada di teras depan Mushola
Jabal Nur, sehingga tidak kelihatan kosong. Memasang pagar pembatas samping
selatan Mushola dan pemasangan keramik agar lebih rapi. Bekerjasama dengan H.
Qomari, sehingga yang bersangkutan selalu dapat mempersiapkan peralatan multi
media dalam setiap kegiatan apabila memang diperlukan pada acara tersebut.
Adapun
berkaitan kegiatan non fisik dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan sholat
rawatib, sholat Jum’at, kegiatan Ramadhan, pelaksanaan kegiatan Idul Fitri dan
Idul Adha serta yang berkaitan dengan pemberangkatan dan pemulangan Jamaah
Haji. Di samping itu kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan santunan baik
santunan materi dan ruhani. Hubungannya dengan santunan materi biasanya
dilaksanakan menjelang datangnya bulan Ramadhan dan di dalamnya disertakan
pengisian rohani dengan pengajian baik bersifat khusus maupun dalam bentuk
pengajian umum. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada masing-masing
seksi beriktu ini:
1. SEKSI
DAKWAH
Seksi Dakwah, sebagaimana fungsinya
memberikan bantuan kepada umat dalam penyelenggaraan syiar Islam dan menjalin
sillah Ukhuwah Islamiyah dan membangun link-link lain baik berupa sector
ekonomi, social, kerukunan dan kedamaian serta advokasi-advokasi terkait dengan
dakwah yang bermanfaat untuk umat. Selain itu berkaitan dengan kegiatan PHBI
dan kegiatan ibadah lainnya diantaranya sebagai berikut ini:
1) Menyelenggarakan
sholat jum’at berikut persiapan, penjadwalan penyelenggaraan dari khotib,
mu’adzin, dan pembawa acara dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, hingga
melaporkan perolehan infaq Jum’at dan menyetorkan ke bendahara.
2) Menyiapkan
dan mengatur kegiatan-kegiatan berkaitan kajian mingguan, bulanan dan kegiatan
lain berkaitan dengan PHBI dan pemberangkatan-pemulangan jamaah haji.
3) Menyiapkan
dan mengatur kegiatan bulan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha. Dalam bulan
Ramadhan berkaitan pelaksanaan Jadwal khotib, kajian lain, penerimaan dan
penyaluran zakat, dan kegiatan lain berkaitan Ramadhan dan Idul Fitri.
4) Membentuk
kepanitian yang berkaitan Idul Adha karena kekhususannya dan banyaknya bidang yang
harus diselesaikan.
5) Membantu
dan menghadiri undangan masyarakat yang mengadakan hajatan, berkaitan walimatul
ursy, khitan, duka cita.
6) Mengadakan
peringatan hari besar Islam, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai
hal sehingga terjadi koordinasi dengan tempat ibadah lain.
2. SEKSI
PENDIDIKAN
Pada prinsipnya tujuan kegiatan
seksi Pendidikan adalah membantu masyarakat dalam mencerdaskan dan memberikan
Pendidikan agama agar anak didik mempunyai keseimbangan kecerdasan antara
kecerdasan intelektual dan kecerdasan moral. Sehingga anak didik akan tumbuh
normal, dapat mengembangkan potensi-potensi dirinya dan mampu bertanggung jawab
dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarganya maupun masyarakatnya. Harapan
yang paling hakiki adalah membantu para orang tua membentuk mereka menjadi anak
yang sholih dan sholikhah, mandiri dan dapat bertanggung jawab pada dirinya dan
kepada kehidupan sebagai bagian amanah yang harus dijalankan oleh orang tua
yang bersangkutan. Oleh karena itu seksi Pendidikan mengarahkan
kegiatan-kegiatannya sebagai berikut:
1) Meneruskan
program kegiatan Pendidikan yang sudah berjalan, belajar membaca al-Qur’an dan
Pendidikan Agama Islam yang dikelola dalam kelembagaan TPQ/Madrasah Diniyah
yang sudah dirintih sejak tahun 1994.
2) Membuka
kesempatan kepada mahasiswa, orang tua, mu’alaf untuk belajar mengaji al-Qur’an
dan Pendidikan Agama Islam.
3) Membentuk
Ikatan Wali Murid (IKWAM), atau menunjuk personal untuk dapat mengadakan
evaluasi, monitoring, terhadap penyelenggaraan pembinaan Pendidikan dari
perencanaan, proses, hingga evaluasi dalam Pendidikan.
4) Mengirimkan
nilai bagi para santri yang di tempat belajarnya tidak ada guru Pendidikan
Agama Islam, yang dikoordinasikan dengan para ustadz dan ustadzahnya.
a. Materi
Pengajaran TPQ
a) Belajar
membaca Al-Qur,an.
b) Materi
Pendidikan Agama
Islam.
c) Materi
Hafalan surat-surat dan doa pendek.
d) Praktek
Ibadah sholat.
e) Menulis
Al-Qur’an dan Khotil Qur’an / Khot Arab.
f) Tajwid,
dan bahasa Arab.
b. Materi
Pengajaran untuk Diniyah. Materi pengajaran untuk Diniyah Takmiliyah Mushola
Jabal Nur mengacu pada
kurikulum dari Kementerian Agama.
c. Kegiatan
penunjang mengikutsertakan anak-anak didik dalam event silaturrahim antar
masjid dan mushola serta kegiatan lain yang dapat memberikan nilai tambah
terhadap hasil belajar.
3. SEKSI
RKI
Seksi
kifayah ini telah disepakati semua pihak bahwa pengurusan RKI menginduk Masjid
Agung Ibnu Batutah. Namun hal-hal lain berkaitan dengan ketertiban
administrative, seksi RKI di Mushola Jabal Nur bertanggung jawab dan ikut
terjun secara langsung dalam penanganan penarikan iuran tersebut, sehingga akan
lebih meringankan kerja RKI induk. Disamping itu secara langsung dapat
mengenali keterlibatan langsung yang bersangkutan sebagai anggota atau tidak.
Adapun berkaitan kegiatan lain untuk menghibur dan mendoakan almarhum dan almarhumah,
maka jamaah Jabal Nur dapat berperan langsung di rumah keluarga yang
bersangkutan atas permintaan dan pemberitahuan keluarga.
4. SEKSI
USAHA/SARANA PRASARANA
Seksi
usaha yang selama ini dapat dijalankan adalah berkaitan dengan kegiatan dengan
surplus suatu kegiatan. Adapun berkaitan dengan usaha koperasi dan kegiatan
lainnya belum dapat dilaksanakan. Harapan kita semua untuk kegiatan mendatang
ini dapat memprogramkan kegiatan usaha sehingga dapat menambah income dan
pendanaan tambahan untuk menambah semarak kegiatan yang dilaksanakan.
Adapun
berkaitan dengan pengembangan sarana prasarana dalam kepengurusan ini telah
mendapat amanat untuk membangun, merenovasi Mushola Jabal Nur berikut merapikan
kekurangan-kekurangan yang ada. Setiap menjelang Ramadhan mengadakan ceck
terhadap sound system dan pengadaan dan pembenahan kebutuhan-kebutuhan TPQ,
pengadaan prabot dan lainnya sebagian atas sumbangan donator langsung SEKSI HUMAS
Seksi
Humas ini telah menunaikan tugasnya sebagai penghubung antara Mushola Jabal Nur
dengan masyarakat. Disamping mempunyai tugas sebagai penyambung visi misi
kegiatan Mushola Jabal Nur berkaitan pembinaan umat dan pengembangan inisiasi
dalam setiap program yang ada pada masing-masing seksi sebagai berikut ini:
1) Mengedarkan
undangan dan informasi untuk pengurus dan para jamaah dan keperluan hubungan di
luar organisasi.
2) Mengadakan
koordinasi Kegiatan antar masjid Mushola dan Majelis Taklim, sehingga kegiatan
tersebut berfungsi optimal dapat saling mengisi dan membentuk perspektif
ukhuwah islamiyah.
3) Terkait
dengan acara Idul Adha humas berperan memediasi pembagian zakat Fitrah, maal
dan berkaitan dengan santunan agar dapat berjalan dengan baik.
4) Mengadakan
koordinasi dengan keamanan dan kelurahan dan warga lain di luar Jabal Nur
apabila diperlukan untuk keperluan kegiatan Mushola Jabal Nur.
6. SEKSI
MUSLIMAH
Kepengurusan
seksi muslimah Jabal Nur bersifat otonom, baik terkait fungsi dan
program-program kegiatan yang dilaksanakan. Dalam kepengurusan mempunyai
wewenang dan keputusan yang lebih luas untuk mengembangkan dan memperluas kegiatan-kegiatannya
yang dilaksanakan sebagai berikut:
1) Sebagai
penanggung jawab dan pimpinan pengurus Pendidikan formal TK ABA Mentari Nusa.
2) Mengadakan
pengajian bulanan tiap minggu pertama.
3) Memantapkan
group qasidah/rebana.
4) Memelihara
tradisi diba’.
5) Mendukung
dan membantu kegiatan-kegiatan peringatan Hari Besar Islam dan kegiatan lain
yang mendatangkan umat yang banyak.
6) Mengikuti
kegiatan lomba yang bersifat silaturrahim antar masjid dan mushola untuk ikut
memeriahkan acaara yang diselenggarakan itu.
7) Memberikan
santunan, menkoordinasi, dan mengadakan kegiatan dalam bentuk suka duka di
lingkungan Mushola Jabal Nur dan sekitarnya.
7. SEKSI
REMAJA DAN KESENIAN
Mengingat
remaja dan pemuda sebagai tulang punggung untuk regenerasi kita pada masa
mendatang, maka hendaknya untuk periode mendatang menjadi perhatian utama dan
kiat-kiat itu dapat
kita temukan untuk mereka. Mereka merasa memerlukan terhadap kegiatan yang mereka
ikuti. solusi dan kiat-kiat harus terus kita cari. Sebagaimana Lukman selalu memperhatikan masa depan
anaknya yang selalu diingatkan tentang nilai-nilai ketakwaan dan berkaitan
dengan kemampuan menghadapi masa mendatang yang tentu tidak sama seperti
sekarang ini.
Validasi Data
|
Tabel 1. Item-Total Statistics. Peran Mushola Jabal
Nur
|
||||
|
|
Scale Mean if Item Deleted
|
Scale Variance if Item Deleted
|
Corrected Item-Total Correlation
|
Cronbach's Alpha if Item Deleted
|
|
P_1
|
128.00
|
96.918
|
.768
|
.733
|
|
P_2
|
128.12
|
101.271
|
.419
|
.747
|
|
P_3
|
127.85
|
102.089
|
.269
|
.750
|
|
P_4
|
128.09
|
96.614
|
.585
|
.735
|
|
P_5
|
128.12
|
92.250
|
.895
|
.719
|
|
P_6
|
128.00
|
96.918
|
.768
|
.733
|
|
P_7
|
128.13
|
100.748
|
.460
|
.745
|
|
P_8
|
127.84
|
101.851
|
.293
|
.749
|
|
P_9
|
128.13
|
96.278
|
.623
|
.733
|
|
P_10
|
128.14
|
91.898
|
.932
|
.717
|
|
P_11
|
127.74
|
96.604
|
.847
|
.732
|
|
P_12
|
127.43
|
104.391
|
.169
|
.755
|
|
P_13
|
128.00
|
96.918
|
.768
|
.733
|
|
P_14
|
128.13
|
100.748
|
.460
|
.745
|
|
P_15
|
127.84
|
101.851
|
.293
|
.749
|
|
Skor_total
|
66.19
|
26.300
|
1.000
|
.885
|
Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 99 jamaah
maka validasi instrumen pada variabel peran mushola Jabal Nur dapat dilihat
dari nilai r hitung ˃ r tabel = 0,165, dan nilai r hitung dapat dilihat dari
nilai Corrected Item Total Correlation. Analisis outputnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Analisis Output
|
Variabel
|
r hitung
|
r tabel
|
Keterangan
|
|
Pertanyaan 1
|
0.768
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 2
|
0.419
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 3
|
0.269
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 4
|
0.585
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 5
|
0.895
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 6
|
0.768
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 7
|
0.460
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 8
|
0.293
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 9
|
0.623
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 10
|
0.932
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 11
|
0.847
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 12
|
0.169
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 13
|
0.768
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 14
|
0.460
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyan 15
|
0.293
|
0,165
|
Valid
|
Jadi dari 15 pertanyaan semuanya dianggap valid untuk mengatahui peran mushola
Jabal Nur.
|
Tabel 3. Case Processing Summary
|
|||||||||
|
|
|
N
|
%
|
||||||
|
Cases Valid
Excludeda
Total
|
99
|
100.0
|
|||||||
|
0
|
.0
|
||||||||
|
99
|
100.0
|
||||||||
|
A list wise deletion based on all variables in the procedure.
|
|||||||||
|
Tabel 4. Item-Total Statistics. Penguatan
Akidah
|
|||||||||
|
|
Scale
Mean if Item Deleted
|
Scale
Variance if Item Deleted
|
Corrected
Item-Total Correlation
|
Cronbach's
Alpha if Item Deleted
|
|||||
|
P_1
|
39.64
|
11.948
|
.795
|
.695
|
|||||
|
P_2
|
39.23
|
13.017
|
.864
|
.715
|
|||||
|
P_3
|
39.63
|
15.277
|
.252
|
.791
|
|||||
|
P_4
|
39.33
|
14.694
|
.358
|
.778
|
|||||
|
P_5
|
39.63
|
12.359
|
.733
|
.710
|
|||||
|
Skor_total
|
21.94
|
4.098
|
1.000
|
.725
|
|||||
Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 99 jamaah
maka validasi instrumen pada variabel penguatan akidah dapat dilihat dari nilai
r hitung ˃ r tabel = 0,165, dan nilai r hitung dapat dilihat dari nilai Corrected
Item Total Correlation. Analisis outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Analisis Output
|
Variabel
|
r hitung
|
r tabel
|
Keterangan
|
|
Pertanyaan 1
|
.795
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 2
|
.864
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 3
|
.252
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 4
|
.358
|
0,165
|
Valid
|
|
Pertanyaan 5
|
.733
|
0,165
|
Valid
|
Jadi dari 5 pertanyaan semuanya dianggap valid untuk mengatahui penguatan
akidah yang terjadi di mushola Jabal Nur.
|
Tabel 6. Case Processing Summary
|
||||
|
|
|
N
|
%
|
|
|
Cases
Valid
Excludeda
Total
|
99
|
100.0
|
||
|
0
|
.0
|
|||
|
99
|
100.0
|
|||
|
A list wise deletion based on all
variables in the procedure.
|
||||
Reabilitasi Data
|
Tabel 7. Reliability Statistics. Peran mushola
Jabal Nur
|
|
|
Cronbach's Alpha
|
N of Items
|
|
754
|
16
|
Uji realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Jika nilai alpha
˃ 0,60 maka konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel peran mushola
Jabal Nur adalah reliabel dengan nilai 0,754.
|
Tabel 8. Reliability Statistics Penguatan Akidah
|
|
|
Cronbach's Alpha
|
N of Items
|
|
774
|
6
|
Uji realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Jika nilai alpha
˃ 0,60 maka kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel penguatan akidah
adalah reliabel dengan nilai 0,774.
- ANALISIS DATA
1. Analisis
Deskripsi
|
Tabel 9. Descriptive Statistics
|
|||||
|
|
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std. Deviation
|
|
Peran_Jabal Nur
|
99
|
52
|
72
|
66.19
|
5.128
|
|
Penguatan Akidah
|
99
|
17
|
24
|
21.94
|
|
|
Valid N (list wise)
|
99
|
|
|
|
|
Dari
tabel diatas nilai peran mushola Jabal Nur 52 dari minimun harapan yaitu 15,
dan nilai maksimum 72 dari nilai maksimum harapan 75. Dengan perhitungan
frekuensi nilai sebagai berikut:
|
Tabel 10. Peran_Mushola Jabal Nur
|
|||||||
|
|
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
||
|
Valid
|
52
|
1
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
||
|
53
|
1
|
1.0
|
1.0
|
2.0
|
|||
|
57
|
14
|
14.1
|
14.1
|
16.2
|
|||
|
61
|
1
|
1.0
|
1.0
|
17.2
|
|||
|
62
|
2
|
2.0
|
2.0
|
19.2
|
|||
|
64
|
15
|
15.2
|
15.2
|
34.3
|
|||
|
67
|
25
|
25.3
|
25.3
|
59.6
|
|||
|
70
|
25
|
25.3
|
25.3
|
84.8
|
|||
|
72
|
15
|
15.2
|
15.2
|
100.0
|
|||
|
Total
|
99
|
100.0
|
100.0
|
|
|||
Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dan rentang
jumlah skor maksimum dan skor minimum diperoleh dari nilai maksimum harapan dikurangi
nilai minimum 75 – 15 = 60 : 5 (lebar kelas interval) = 12.
Tabel
11. Interval Peran mushola Jabal Nur
|
|
Interval
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
1
|
15
– 27
|
-
|
Sangat
Rendah
|
|
2
|
28
– 40
|
-
|
Rendah
|
|
3
|
41
– 53
|
2
|
Sedang
|
|
4
|
54
– 66
|
32
|
Tinggi
|
|
5
|
67
– 75
|
65
|
Sangat
Tinggi
|
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa dari 99 responden 2 diantaranya menilai mushola Jabal Nur dengan kategori
sedang, 32 jamaah menilai tinggi, dan 65 jamaah menilai Sangat Tinggi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran mushola
Jabal Nur adalah Tinggi.
|
Tabel 12. Penguatan Akidah
|
|||||||
|
|
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
||
|
Valid
|
17
|
1
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
||
|
18
|
15
|
15.2
|
15.2
|
16.2
|
|||
|
20
|
3
|
3.0
|
3.0
|
19.2
|
|||
|
21
|
15
|
15.2
|
15.2
|
34.3
|
|||
|
23
|
50
|
50.5
|
50.5
|
84.8
|
|||
|
24
|
15
|
15.2
|
15.2
|
100.0
|
|||
|
Total
|
99
|
100.0
|
100.0
|
|
|||
Berdasarkan tabel frekuensi diatas, dan rentang jumlah
skor maksimum dan skor minimum diperoleh dari nilai maksimum harapan dikurangi
nilai minimum 25 – 5 = 20 : 5 (lebar kelas interval) = 4.
Tabel 13. Interval
Penguatan Akidah
|
No
|
Interval
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
1
|
5 – 9
|
-
|
Sangat Rendah
|
|
2
|
10 – 14
|
-
|
Rendah
|
|
3
|
15 – 19
|
16
|
Sedang
|
|
4
|
20 – 24
|
83
|
Tinggi
|
|
5
|
25
|
-
|
Sangat Tinggi
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 99 responden 16 diantaranya menilai penguatan
akidah dengan kategori sedang, dan 83 jamaah menilai Tinggi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penguatan
akidah kategori Tinggi.
Hasil
tersebut dapat digambarkan dengan histogram sebagai berikut:
2.
Uji Hipotesis
|
Tabel 14. Descriptive Statistics
|
||||||||||||||||||||
|
|
Mean
|
Std. Deviation
|
N
|
|||||||||||||||||
|
Penguatan Akidah
|
21.94
|
2.024
|
99
|
|||||||||||||||||
|
Peran_Jabal Nur
|
66.19
|
5.128
|
99
|
|||||||||||||||||
|
Tabel 15. Model Summaryb
|
||||||||||||||||||||
|
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Change Statistics
|
|||||||||||||||
|
R Square Change
|
F Change
|
df1
|
df2
|
Sig. F Change
|
||||||||||||||||
|
1
|
.971a
|
.943
|
.943
|
.485
|
.943
|
1613.118
|
1
|
97
|
.000
|
|||||||||||
|
a. Predictors: Constant, Peran_mushola Jabal Nur
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
b.
Dependent Variable: Penguatan Akidah
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
Tabel 16. ANOVAb
|
||||||||||||||||||||
|
Model
|
Sum of Squares
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|||||||||||||||
|
1
|
Regression
|
378.855
|
1
|
378.855
|
1.613E3
|
.000a
|
||||||||||||||
|
Residual
|
22.781
|
97
|
.235
|
|
|
|||||||||||||||
|
Total
|
401.636
|
98
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
a.
Predictors: (Constant), Peran_mushola
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
b.
Dependent Variable: Penguatan Akidah
|
|
|
|
|||||||||||||||||
Berdasarkan tabel-tabel diatas dapat diketahui bahwa sig < 0,05 maka H1
diterima sehingga adanya pengaruh yang signifikan tentang peran mushola
Jabal Nur terhadap suasana penguatan akidah di lingkungan mushola Jabal Nur, Kuta
Selatan, Badung-Bali. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur terhadap penguatan
akidah umat di Benoa Kuta Selatan, Badung-Bali dilihat dari tabel R square
sebesar 0,943 atau 94%. Fakta penguatan akidah dipengaruhi oleh peran mushola
Jabal Nur dan 6% nya dipengaruhi oleh yang lainya. Besar pengaruh peran mushola
Jabal Nur ceramah ustadz, kiai, khutbah Jumat terhadap penguatan akidah
terhadap umat, masyarakat di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali sebagaimana
digambarkan pada tabel di atas. Hasil analisis data sangat sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakukan terhadap jamaah dan masyarakat dalam penguatan akidah
umat di Benoa Kuta Selatan, Badung-Bali yaitu:
1.
Peran pengurus berhikmad dengan seluruh umat, warga, dan berbagai komponen
lainnya, bahkan dengan yang beragama non Islam. Itu merupakan teladan bagi umat
yang beragma Islam untuk bergaul dengan mereka tanpa membedakan dari segi
agamanya, dan menghormati, serta menggalakkan
berbagai kegiatan untuk mewujudkan penguatan akidah Islamiyah umat di
lingkungan mushola Jabal Nur. (wawancara dengan seluruh pengurus dan dewan
pembina mushola Jabal Nur).
2.
Pengurus selalu mengajak, mendorong, dan mengarahkan serta mengevaluasi
semua kegiatan yang sudah dilaksanakan agar seluruh kegiatan yang dilaksanakan
sesuai visi, misi, dan tujuan yang telah dicanangkan mushola Jabal Nur. Alhasil,
penguatan Akidah Islamiyah di lingkungan mushola Jabal Nur dan sekitarnya dapat
terlaksana dengan baik.
F.
Simpulan
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan tema, “Peran Mushola Jabal Nur dalam Penguatan
Akidah”, dapat diambil kesimpulan di antaranya:
- Seluruh pembina, pengurus, jamaah dan umat muslim di lingkungan mushola Jabal Nur mampu bergaul dan
Pendampingan
Penguatan Akidah Berbasis Expost Fakto
-
Di Mushola Jabal Nur - Nusa Dua Tahun 2020Imam MuhayatSTAI Denpasar BaliAbstrak: Penelitian ini berlatarbelakang pengabdian masyarakat terhadap kegiatan keagamaan dan kemudian dapat mewujudkan Mushola Jabal Nur yang berlokasi di Nusa Dua Bali yang memakan waktu cukup panjang. Riset ini adalah dalam bentuk ceck dan receck riset yang dilakukan sebelumnya. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui kondisi sebelumnya dan realitas kekinian expost fakto kekiniannya. Bagaimana inisiasi sosial yang terjadi sedemikian rupa dari waktu ke waktu hingga membuahkan berbagai kemapanan dalam pembinaan keagamaan yang bersifat pendidikan formal dan bagaimana konsep kiprahnya selama ini. Riset dengan pendekatan riset kuantitatif expost fakto statistik, dengan teknik angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain itu model riset ini adalah dengan model riset aksi dengan realitas yang ada sekarang ini dengan mencermati latar belakang masa lalu perjalanannya. Adapun informannya adalah para sesepuh, kiai, ustadz, dan masyarakat yang ada di lingkungan Nusa Dua. Pelaksanaan riset pada Februari dan Maret 2020. Hasil riset menemukan masalah dan tujuan Mushola Jabal Nur, (2) konsep pokok Mushola Jabal Nur, (3) Seluruh pembina, pengurus, jamaah dan umat muslim di lingkungan Nusa Dua sangat mampu bergaul dan melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan umat, antar masjid atau mushola, antarumat beragama, tokoh masyarakat, dan instansi terkait, baik internal dan eksternal di lingkungan mushola Jabal Nur dengan baik. Hal itu merupakan modal utama dan sebagai pintu masuk dalam menyelaraskan fenomena kehidupan yang heterogen di wilayah Kuta Selatan. Berdasarkan tabel-tabel sig < 0,05 maka H1 diterima sehingga adanya pengaruh yang signifikan tentang peran mushola Jabal Nur terhadap suasana penguatan akidah di lingkungan mushola Jabal Nur, Kuta Selatan, Badung-Bali.Kata Kunci: Penguatan Akidah. Expost FaktoA. PendahuluanEksistensi mushola Jabal terdukung oleh warga muslim dan muslimah serta para perangkat desa umumnya di kelurahan Benoa dan khususnya Banjar Ancak. Dengan dengan dukungan itu umat Islam di lingkungan mushola Jabal Nur dapat istiqamah melaksanakan amal ibadahnya dan senantiasa memberikan kontribusinya terhadap eksistensi dan kemakmuran Mushola Jabal Nur. Terbukti dari waktu-ke waktu keberadaan Mushola Jabal Nur dalam dinamika yang sehat dan berkembang dengan baik sebagai bagian tempat ibadah yang senantiasa dapat berbenah dengan baik, terkait pengembangan fisik dan berbagai kegiatan-kegiatan jangka pendek dan panjangnya. Keberadaan Mushola Jabal Nur yang mulai diinisiasikan dan digerakkan secara organisatoris pada 25 Mei 1992, merupakan manifestasi iman. Kekuatan iman diyakini menumbuhkan kekuatan, kekuatan itu datangnya dari Allah SWT., mengarahkan akal budi manusia berujud kreasi. Kreasi yang terarah atas tuntunan iman, maka mereka dengan membangun Mushola Jabal Nur dan memakmurkannya, diharapkan termasuk golongan umat yang mendapat petunjuk."Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At-Taubah, 9: 18)."Sebagai makhluk yang telah diciptakan oleh Allah SWT., di mana tujuan Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Maka semua yang dikerjakan tidak pernah lepas dari pengawasan dan catatan dari-Nya. Tentu harapan semua orang yang beriman kepada-Nya dengan bekerja, berbuat, mengisi waktu dalam keseharian, dengan kemantapan iman dan takwa kepada Allah semuanya menjadi amal dan ibadah kepada Allah SWT. Memfasilitasi umat dalam beribadah ini, dalam menyediakan, mengelola, memakmurkan Mushola Jabal Nur adalah nilai lebih yang tentu menjadi harapan semua orang Islam yang beriman kepada Allah SWT. Yakni mereka dapat berperan sesuai kapasitas masing-masing untuk meraih ridha Allah yang sebanyak-banyaknya dan tidak pernah terlupakan di hadapan Allah SWT., tersimpan, tertata rapi dalam sebuah catatan amal di tempat yang mulia. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya sebagai berikut:Pada perjalanan dari kepengurusan satu ke estafeta pengurus lanjutan selalu terdapat berbagai pembenahan sesuai harapan jamaah dan umat di seputaran mushola Jabal Nur. Adanya berbagai kekurangan dan kendala-kendala dalam pengembangan tujuan organisasi, tidak berarti merupakan kegagalan kepengurusan atau tidak sama sekali ada hasil yang dapat dirasakan bersama. Semua yang telah dikerjakan dan dicapai dalam setiap kepengurusan, dapat dijadikan suatu pelajaran untuk melangkah ke depan yang lebih baik.Semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik karena dukungan, sesepuh, pinisepuh, penasehat, seluruh jajaran kepengurusan, jamaah dan semua umat yang secara langsung dan tidak langsung ikut bersama-sama memberikan kontribusi yang berarti terhadap keberadaan Mushola Jabal Nur. Selain itu dukungan para ustadz-ustadzah yang dengan tekun memberikan arti terhadap keberadaan tempat ibadah ini. Lebih dari itu adalah dukungan instansi sipil-militer, dalam membangun kerjasama yang baik selama ini, para rekanan yang peduli, dan para orang-orang yang Mukhlis tujuan, cita-cita dan kegunaan lembaga itu dapat memenuhi fungsi optimal. Dalam penelitian ini maka peneliti akan mengambil tema tentang peran mushola Jabal Nur dalam penguatan akidah Islamiyah dan perbaikan mental masyarkat.B. METODE PENELITIAN
Penelitian bertujuan memperoleh data yang valid sesuai tujuan penelitian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peran mushola jabal nur dalam penguatan akidah Islamiyah berdasarkan penelitian expost fakto statistik. Expost fakto statistik yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti fakta peristiwa melalui data untuk menemukan faktor – faktor yang mendahului atau menentukan sebab – sebab yang mungkin atas peristiwa yang sedang diteliti. Penelitian expost fakto digunakan dalam kajian hubungan dua variabel atau lebih dalam waktu bersamaan guna menentukan dampak dari variabel bebas dengan variabel terikat.
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian korelasi untuk mencari hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Dua variabel tersebut adalah variabel dependent dan independentnya yaitu : adapun variabel bebasnya adalah Peran mushola Jabal Nur, sedangkan Variabel terikatnya adalah Penguatan Aqidah Islamiyah. Adapun paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut :Gambar 3.1. Paradigma PenelitianY
Keterangan : X Peran Mushola Jabal Nur dan Y adalah Penguatan Akidah Islamiyah.C. Paparan Data dan Hasil Penelitian1. Keadaan GeofrafisLetak geografis Mushola Jabal Nur Nusa, berada di dalam Perumahan Puri Madani, Lingkungan Ancak, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Kabupaten Badung. Provinsi Bali. Sekitar 25 Km dari pusat kota Mangupura yang terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Posisi Mushola Jabal Nur dari Bandara Internasional Ngurah Rai dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor kurang lebih sepuluh menit perjalanan.2. Keadaan DemografisMushola Jabal Nur terletak di wilayah Kampial, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Daerah ini tergolong daerah kering dibanding dengan daerah lainnya. Disadari non produktif untuk pertanian, maka dengan perkembangan pariwisata Bali difungsikan sebagai pendukung pelengkap penyerta pariwisata. Harga lahan semakin melambung. Difungsikan sebagai hunian yang strategis dari pusaran pusat hunian hotel-hotel berbintang di kawasan Nusadua dan sekitarnya. Jarak tempuh dari tempat kerja relative dekat. Para karyawan tentu lebih nyaman dapat tinggal di kawasan ini dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi waktu. Tersedianya tempat ibadah yang memadahi dan kondisi heterogen sosiologis yang relative toleran menjadikan wilayah ini menjadi pilihan para pendatang yang kebetulan tugas dan atau bekerja di sekitar Kampial.3. Keadaan SosialRealitas kondisional sosiologis yang heterogen, dan sifat masyarakat yang dinamis, tentu memerlukan sikap yang arif, utamanya sebagai penduduk yang baru menempati wilayah ini. Khusus pekerja musiman yang rentan dengan pola baru dan kondisi yang berbeda di wilayah di mana mereka berasal. Konsep-konsep, nilai-nilai dan adat-istiadat yang telah berlangsung lama secara turun temurun akan membentuk suatu budaya dalam masyarakat. Sebagai budaya yang hidup dalam suatu masyarakat mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan warganya. Kesenyawaan antara budaya dan masyarakat dapat diibaratkan sebagai ruang hampa lampu pijar. Siapa saja dapat menyalakan dan mendapat penerangan tanpa harus memasuiki ruang hampa bolam dan memecahkannya. Ibarat lain yang menjadi kata kunci yang selalu dijadikan pijakan sebuah nilai dalam bermasyarakat, misalnya, di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung.Hanya dengan kiat menumbuhkan kearifan local genius semacam ini proses terbentuknya sosialisasi dalam suatu masyarakat tidak terjadi ekplosivitas, kekagetan dan ketersinggungan yang berbuntut iri dengki, sinisme, pelecehan dan penodaan dalam model kekerasan, tentu akan tidak baik. Dipahami kekerasan hanya akan membuahkan carut-marutnya kondisi social yang telah tertata untuk tujuan kedamaian dan kesejahteraan hidup. Kematangan pemahaman dan integritas sifat yang melekat pada pribadi, dan masyarakat muslim telah dicontohkan para pendahulu, sesepuh, penisepuh, pemuka, pegiat, peduli pemerhati, intelektual, cendekiawan, ulama, pemimpin yang lebih dahulu menghuni wilayah ini. Terbukti komunikasi dan implikasi napak tilas mereka dapat dimanfaatkah hingga kini.Gambaran pada tahun 1990-an, sebelum berdirinya Mushola Jabal Nur, tanah di areal ini kurang lebih dengan luas sekitar 30 Are. Difungsikan sebagai gudang rumput laut. Sebagai fungsi gudang, maka tentu keadaan sepi setiap harinya. Lampu listrik saat itu belum menyala. Sepanjang jalan kampial sampai dengan daerah Ungasan menjelang petang sepi, gelap tanpa lampu penerang. Air PDAM belum mengalir. Sebagian masyarakat dengan penuh kesabaran masih menggunakan air tadah hujan. Sebagian lainnya memanfaatkan antrian sumur bor yang ada di Kampial atas bantuan presiden. Kondisi ekonomi di sekitar Kampial belum sumringah seperti sekarang. Mata pencaharian masyarakat banyak memanfaatkan lahan pertanian yang ada dengan menunggu air tadah hujan, mereka berprofesi sebagi petani rumput laut, disamping sebagian lain bekerja di sector pariwisata, pegawai negeri, dll. Dapat dibayangkan, bahwa kondisi ekonomi sekitar Kampial relatif kurang dinamis dibandingkan dengan masyarakat Kuta, Denpasar, dan Sanur. Bersamaan dinamika ekonomi dan saling bahu membahu antar warga Kampial, pembangunan jalan ke Banjar Ancak dan pembenahan Banjar dengan melibatkan seluruh warga Kampial baru dimulai tahun 2005 – 2006 lalu. Ini sebagai bukti bahwa kondisi obyektif wilayah Kampial dulunya relatif tidak produktif.Proyek perumahan yang ada hanya Wisma Nusa Permai, Kampial Indah, dan di ujung barat terdapat perumahan Swandewi saja hingga menjelang 1995. Praktis masyarakat yang hilir mudik terbatas. Baru pada tahun 1997, mulai ada Pondok Kampial, Puri Bunga, Raya Kampial dan Kampial Permai. Disusul semakin banyaknya bangunan-bangunan baru yang difungsikan sebagai rumah kos atau pun tempat tinggal, dan berdirinya STP Bali, suasana sekitar Kampial semakin semarak. Dibangunnya Pasar Kampial denyut perekonomian dapat dirasakan masyarakat. PDAM dan Listrik masuk di daerah Kampial, maka kian terasa laju perekonomian dan berdayanya berbagai sector kehidupan, yang dapat menambah semarak wilayah ini.4. Dinamika SosialKilas balik pada tahun 1992-1993 dunia internasional dalam kondisi gonjang ganjing, dengan meletusnya perang teluk. Sebagai daerah yang tergantung dengan pariwisata merasakan dampak itu. Geliat ekonomi di seluruh wilayah Bali pada umumnya dan khususnya Kampial juga merasakan dampak langsung peristiwa tersebut. Banyak perusahaan-perusahaan besar kecil menanggung beban berat berkaitan pertahanan dan pengembangan usahanya. Pemutusan karyawan terjadi di mana-mana. Kegelisahan warga nampak dengan kian banyaknya pengangguran dan diantara mereka, pekerja musiman memutuskan pulang kampung di halaman tanah kelahiran mereka. Ada juga yang pindah di kota lain, seperti Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan kota besar lainnya.Di balik itu semua, orang bijak selalu mencari hikmah. Tokoh-tokoh perkumpulan muslim tetap mempunyai semangat, selalu memperkuat kekerabaatan dan tidak sepi mencari kiat memantapkan aqidah yang dapat menjadi benteng dalam kondisi apa pun. Jati diri sebagai muslim tetap kokoh dan terjaga. Silaturrahim dan menjaga hubungan baik dengan warga sekitar menjadi prioritas utama.5. Pengembangan Mushola Jabal NurTepatnya pada tanggal 25 Mei 1992, the founding fathers, para pendiri Mushola Jabal Nur, mengadakan kesepakatan di rumah Bapak Hermono Moeharyanto Wisma Nusa Permai C 33, yaitu untuk meningkatkan kegiatan keagamaan Islam di sekitar Kampial. Terpilih sebagai Ketua saat itu Bapak H. Affandi. Sekretaris Bapak Hermono Moeharyanto, dan bendahara Ibu Sri Redjeki Bambang Cipto Rahadi. Kepengurusan ini berlangsung selama dua tahun 1992 -1994.Intensitas kepengurusan ini, yang disertai kegiatan pengajian keliling dari rumah ke rumah di wisma Nusa Permai oleh Drs. H. Sholahudin, akhirnya muncul gagasan untuk membangun tempat khusus untuk keperluan kegiatan umat islam tidak hanya terselenggara secara nomaden dari rumah satu ke rumah lainnya. Keluarga Bapak Bambang Cipto Rahadi dengan Raden Roro Sri Redjeki, sebagai pengusaha rumput laut, kebetulan Ibu Sri Redjeki saat itu menjabat sebagai Bendahara kegiatan pengajian keliling berinisiatif membangun Mushola. Niat tersebut ditindaklanjuti para sesepuh untuk merealisasikan terbangunnya Mushola sebagai pusat kegiatan umat Islam di lingkungan Kampial, Nusa Dua dan sekitarnya. Gagasan itu disambut antusias oleh banyak kalangan. Diskusi-diskusi, pertemuan-pertemuan dan pengembangan wacana dibeber pada setiap pertemuan antar muslim lainnya. Wacana berkembang menjadi suatu rencana, program, dan kemudian berbuah suatu kesepakatan untuk merealisasikan program tersebut untuk membangun Mushola Jabal Nur betapa pun dalam keadaan masih sederhana dan seadanya. Ternyata, belakangan bangunan tidak hanya berupa bedeng, tetapi sudah kelihatan rapi dan layak difungsikan sebagai tempat ibadah. Adapun nama Jabal Nur diberikan oleh ketua MUI Provinsi, saat itu dijabat oleh H.S. Habib Adnan.Dua tahun kemudian tepatnya 1994 ukhuwah Islamiyah dikembangkan untuk Pendidikan formalnya yang berujud TK Mentari Nusa. Kelembagaan Pendidikan ini berafiliasi dengan kelembagaan Aisyah Denpasar. Saat itu komunikasi intens dengan bapak Drs. H. Tantowi Jauhari bersama Ibu. Bangunan gedung dipersiapkan di sebelah utara mushola. Dalam perkembangan selanjutnya, maka TK Mentari Nusa kemudian dipindahalihkan seperti posisi yang sekarang, sebelah selatan Mushola Jabal Nur hingga batas pagar jalan Kampial. TK Mentari Nusa hingga tulisan ini diterbitkan sudah berusia hampir seperempat Abad.Dalam teori kekerabatan yang berkumpul dalam suatu ikatan komunitas akan tumbuh ikatan solid. Di balik itu semua tentu terdapat motor penggerak, baik individu yang nampak itu terangkum dalam suatu ikatan yang secara nyata duduk dalam struktur penggerak yang berupa organisasi, maupun personal, individu yang tidak nampak dalam suatu struktur pengurus. Disadari mereka pun mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya dalam membangun kebesaran suatu organisasi. Hal ini sudah menjadi fitrah dalam kehidupan. Karena itu dalam teori organisasi yang baik bahwa yang di depan harus dapat menunjukkan arah, mereka di tengah dapat menggerakkan, memotivasi, dan yang di belakang dapat meluruskan, mengatur, memonitor, agar barisan itu tertata rapi.Selanjutnya estafeta kepemimpinan dilanjutkan oleh, ketua Bapak Ir. Susiono, almarhum, Sekretaris Bapak Heri Siswoko, dan Bendahara Bapak Amril Adhiwidjaya, kepengurusan berjalan dari 1995 – 1998. Kepengurusan selanjutnya dijabat oleh Bapak Hermono Moeharyanto sebagai Ketua, Sekretaris Bapak Mokh. Amri Adi, dan Bendahara Bapak Imam Sumartubin, pada periode 1998 s/d 2004.Sekali lagi, Bali sangat tergantung dengan geliat pariwisata. Sedangkan kondisi pariwisata sangat rentan dengan keamanan wilayah. Kewajiban warga tentu mutlak bersama-sama menjaga kondisi tersebut, sehingga kondisi yang kondusif tetap terpelihara. Kondisi politik Indonesia sejak tahun 1996 s/d 1999 kurang kondusif. Dampaknya pun sangat berpengaruh dengan denyut perekonomian Bali sebagai daerah tujuan wisata. Mushola Jabal Nur saat itu berdiri berdampingan dengan gudang rumput laut. Searus zaman bersamaan dengan merosotnya perekonomian yang disebabkan tidak kondusifnya kondisi Nasional, bisnis rumput laut pun ikut larut dampak situasi saat itu. Pemilik lahan Bapak Bambang Cipto Rahadi dan Ibu Sri Redjeki akhirnya beralih usaha dalam bidang lain. Lahan yang diperuntukkan Mushola tetap dipertahankan. Tanah sekitar mushola Jabal Nur akhirnya dialih fungsikan menjadi perumahan. Alhamdulillah Mushola masih tetap eksis atas kerja keras kepengurusan yang saat itu dipegang oleh Bapak Hermono Moeharyanto, yang diperkuat niat tetap eksisnya Mushola Jabal Nur atas prakarsa Bapak H. Affandi, Bapak H. Susiono (al-Marhum), Bapak Dwi Sutoyo, Bapak Sartono, Bapak Drs. Budi Pramono, Bapak H. Sholahuddin, Bapak Agus Darmawan, Bapak Mochamad Amri Adi.Dalam perjalanan waktu, pengurus Mushola Jabal Nur, pada tanggal 11 September 1999 membentuk Yayasan dengan nama Yayasan Roudhotul Ilmil Qur’ani. Saksi penghadap saat itu adalah, Bapak Drs. Budi Pranowo, Bapak Agus Darmawan, Bapak Sartono, Bapak Mochamad Amri Adi, Bapak H. Afandi, Bapak Hermono Moeharyanto. Langkah yang tepat ini diputuskan untuk memberikan pencerahan, kejelasan, kemantapan, identias yang pasti terhadap keberadaan asset Mushola Jabal Nur, sebagai upaya meminimalisasi timbulnya permasalahan yang krusial di belakang hari. Lebih dari itu sebagai ikhtiar agar tidak akan membuka peluang perselisihan terhadap keberadaan Mushola Jabal Nur dengan pihak mana pun.Pertama kalinya diangkat anggota Badan Pendiri, Badan Pengawas dan Badan Pengurus dengan susunan sebagai berikut ini: Badan Pendiri sebagai Ketuanya Bapak H. Affandi, Wakil Ketua Bapak Hermono Moeharyanto, Anggota Bapak Drs. Budi Pramono, Bapak Agus Darmawan, Bapak Sartono dan Bapak Mochamad Amri Adi. Badan pengawas saat itu belum ada, maka dalam dokumen tertulis berbunyi, “Badan Pengawas akan ditentukan kemudian.” Belakangan Bapak H. Wiyono sering ditempatkan jabatan sebagai pengawas.Sedangkan Badan Pengurus terdiri dari ketua bapak Dwi Sutoyo, wakil ketua bapak Ir. Susiono, Sekretaris Drs. H. Sholahudin, wakil sekretaris Yuliono, bendahara Imam Sumartubin, dan wakil bendahara Bagio Praptanto. Terbentuknya yayasan ini sangat penting sebagai upaya eksistensi yuridis formal keberadaan Mushola Jabal Nur. Dalam perkembangannya, landasan ini hendaknya selalu menjadi format dan pola dalam rangka mengoperasikan seluruh kegiatan dan pengembangan lainnya berkaitan dengan planning, organizing, actuating, dan controlling eksistensi Mushola Jabal Nur.Disadari, karena begitu krusialnya masalah tanah di Bali, maka dengan perjuangan yang tentu tidak ringan, untuk mendapatkan ridha-Nya, memberikan dorongan kepada keluarga Bapak Bambang Cipto Rahadi dan Ibu Sri Redjeki untuk mewakafkan tanah yang sudah diniatkan untuk wakaf tersebut. Bukti wakaf tertanggal 03 Jumadil Akhir 1423 H atau tanggal 12 Agustus 2002 M, dengan nama Nadzir Bapak Susiono sebagai Ketua, Drs. Sholahudin sebagai Sekretaris, dan Bapak Sartono sebagai anggota, berupa sebidang tanah seluas 535 M2. Dokumen sertipikat tanah wakaf ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Badung, Drs. Heru Susetyo, pada tanggal 15 November 2002. Adapun penunjukan dan penetapan batas oleh Raden Roro Sri Redjeki, sebagai pemohon Bapak H. Affandi. Sumber ini diambil dari bukti buku sertipikat, Badan Pertanahan Nasional. Sertipikat Tanah Wakaf Propinsi Bali, Kabupaten Badung, Kelurahan Benoa, tahun 2002. Nomor EA 036152.6. Deskripsi ProgramMenyimak perjalanan histori di atas, bahwa Mushalla Jabal Nur sebagai motor pendorong, pengarah terbentuknya: TPQ, Diniyah, TK Mentari Nusa, Koperasi sebagai basis identitas dakwah islamiyah yang berwujud komunikasi dan pembinaan umat islam secara langsung. Semua unit tersebut dipayungi oleh Yayasan Raudhatul Ilmil Qur’ani. Semuanya kini, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh umat muslim khususnya dan masyarakat secara keseluruhan. Sinergi dan potensi kelembagaan ini secara terencana, terprogram dan berkelanjutan dapat membidik kondisi riil kondisi keumatan dan generasi yang ilmu-ilmiayah-amaliyah, berhadharah-bertsaqobah yang luhur, profesional, integritas individu-sosial muslim yang berketakwaan. Karena itu, eksistensinya perlu diperkuat, pengembangannya terus diupayakan, kualitasnya selalu ditingkatkan, dan monitoring dapat memberikan nilai tambah terhadap in put, out put, out come dalam konsepsi berbasis keumatan. Dalam dunia Pendidikan Islam penguatan potensi Pendidikan terletak pada pimpinan kelembagaan Islam. Beberapa hal manakala bersentuhan dengan pendidikan Islam, baik diselenggarakan oleh lembaga pendidikan non-formal maupun formal kepemimpinan sangat berperan sebagai pilar utama.Bersamaaan dengan perjalanan waktu, maka Mushola Jabal Nur selanjutnya memfokuskan kegiatannya pada pengelolaan dan pengembangan Mushola Jabal Nur sebagai tempat ibadah yang representatif. Adapun terkait dengan lembaga formal yang berbentuk TK Mentari Nusa dan Koperasi telah dikelola oleh Yayasan Raudhadul Ilmil Qur'ani. Dengan demikian konsentrasi pengelolaan Mushola Jabal Nur akan lebih fokus pada pemberdayaan Mushola untuk beribadah dan pengadaan tempat ibadah yang lebih nyaman dan representatif.Program Pokoka. Peka terhadap kemungkinan perubahan lingkungan yang merupakan keniscayaan bersamaan perkembangan ilmu dan teknologi, tuntutan hidup, aspirasi masyarakat, dan dinamika masyarakat yang terkait dengan akidah dan kaidah, seni, budaya, adat, dan seluruh yang melingkupi permasalahan hidup manusia.b. Merencanakan dan melakukukan perbaikan, peningkatan, dan pengembangan yang inovatif fasilitas dan kualitas pembinaan umat.c. Mengelola strategi dan kebijakan terhadap dinamika Mushola Jabal Nur untuk mengurangi hambatan dan meraih peluang yang yang memungkinkan demi kebaikan.d. Mengadakan pemprograman, perencanaan yang strategis dan menemukan sumber-sumber yang potensial untuk pengembangan Mushola Jabal Nur.e. Menggarap, memfasilitasi, dan mengkoordinasi fasilitas Pendidikan Diniyah, agar pendidikan berjalan sesuai dengan harapan yang diinginkan.f. Melakukan pengarahan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan program organisasi agar dapat menghindari kesalahan dalam mencapai tujuan.Program Penunjanga. Menggerakkan dan memimpin organisasi sesuai dengan ranah pengelolaan Mushola.b. Memotivasi agar jamaah dan umat agar bekerja dengan rajin dan giat untuk menumbuhkan keimanan dan ketakwaan.c. Mendorong meningkatnya kesejahteraan Mushola Jabal Nur sebagai upaya yang terus harus dilakukan untuk menjaga kestabilan organisasi dan kualitas pencapaian tujuan.d. Mendisiplinkan pengurus dalam melaksanakan tugas organisasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan bersama.7. Hasil pelaksanaan programProgram Pokoka. Terwujudnya pengawasan yang baik dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan Mushola Jabal Nur, baik yang terjadi dalam kegiatan ibadah maupun perbaikan fasilitas dan pembangunan Mushola Jabal Nur.b. Mendorong terjadinya kerja organisasi yang berkelanjutan dalam organisasi Mushola Jabal Nur dalam bidang ibadah maupun kegiatan pendidikan di Diniyah.c. Meningkatkan kualitas pelayanan umat dalam pelaksanakan ibadah dan dalam kegiatan sosial.d. Memberikan peluang kreativitas jamaah dalam mengembangkan pola pemberdayaan dan pelaksanaan ibadah yang dapat berafiliasi dengan pihak lain, misalnya dalam pelaksanaan ibadah haji dengan cara dana talangan terlebih dahulu. Juga pada saat pelaksanaan Idul Qurban yang terkelola dengan baik melalui iuran cicilan.e. Penciptaan iklim organisasi yang kondusif.f. Menempatkan personalia secara benar sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.g. Membina antarhubungan personalia yang positif.h. Meningkatkan dan memperlancar komunikasi.i. Menyelesaikan konflik.j. Meningkatkan dan memelihara persatuan dan kesatuan personalia.k. Sebagai pencipta lingkungan bekerja dan belajar yang kondusif, dengan tugas-tugas:l. Menghimpun dan memanfaatkan informasi tentang sumber-sumber belajar.m. Memperkaya alat-alat belajar, alat-alat peraga, dan media Pendidikan.n. Memperkaya lingkungan seperti kebun, pohon pelindung, taman, dan sebagainya.o. Mengharmoniskan lingkungan lembaga dan ruangan kelas.Program Penunjanga. Membenahi administrasi kegiatan pendidikan Diniyah. Mengendalikan struktur organisasi. Melaksanakan administrasi substantif, yaitu administrasi: Kurikulum.b. Santri.c. Personalia.d. Keuangan.a. Sarana umum/lain-lain. Melakukan pengawasan terhadap efektivitas dan efisiensi kerja. Menilai efektivitas dan efisiensi kerja para personalia Pendidikan. Menjadi coordinator kerja sama lembaga Pendidikan dengan masyarakat: Berinisiatif membentuk suatu badan kerja sama. Mengadakan survey untuk menampung aspirasi masyarakat. Menghimpun dukungan masyarakat. Melaksanakan kerja sama dengan masyarakat. Membentuk paguyuban sekolah dan masyarakat bila dipandang perlu.Disamping itu, karena Mushalla Jabal Nur terdapat pendidikan formal maupun nor-formal, maka pelaksanaan ini pun juga diupayakan dengan keberadaan para Ustadz-ustadznya dan para sesepuhnya dalam membentengi umat muslim dengan akidah dan hubungan keumatan serta kemasyarakatan secara simultan. Para sesepuh, muslim-muslimah dan aktivis muda senantiasa memikirkan kondisi umat islam tidak hanya sebatas lingkup terdekatnya saja. Seharusnya semuanya dapat duduk bersama untuk dapat merealisasikan pencapaian kualitas usaha pendidikan Islam dan tempat ibadah yang berkualitas, baik secara fisik dan non fisiknya. Tentu eksistensi kepengurusan menjadi sangat penting dengan berbagai fungsinya.Pemikiran jauh ke depan semacam itu telah dimulai sejak zaman komunitas muslim di Baitul Amin yang ada di PT BTDC. Keberadaan komunitas muslim Baitul Amin, sebagai cikal bakal pengembangan kegiatan keagamaan Islam di wilayah Nusa Dua dan sekitarnya adalah merupakan wujud nyata eksistensi mereka sebagai muslim yang selalu mengekspresikan dirinya berguna untuk umat dan masyarakat di tempat lainnya. Bersamaan dengan kemantapan integritas muslim di Nusa Dua dengan Baitul Amin-nya, jamaah Jabal Nur saat itu juga mulai menata diri, yaitu empat tahun sebelum Masjid Agung Ibnu Batutah berdiri tahun 1997.Keberadaan Masjid Agung Ibnu Batutah sebagai pusat keagamaan induk di Nusa Dua dan Mushola Jabal Nur sebagai mihrab masjid induk, karena itu keberadaan Jabal Nur akan menempati keunikan tersendiri dalam hal kegiatan dan pengoperasian dalam menjalankan aktivitas dakwahnya. Di antara fungsi penting adalah memperpanjang sillah, mengurai tadbir, tafkir, dan mendorong terbentuknya konsep-konsep, memperkokoh nilai-nilai, menanamkan falsafah-falsafah guna mencapai momentum hadharah (kebudayaan) dan tsaqofah (peradaban) Islam dalam momentum Islam yang Islami, dan Islami yang kultural serta Islam yang Rahmatan Lil’alamin, dan baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Maksud kata Islam yang berkekuatan membangun kesejahteraan seluruh alam semesta dan mampu memerankan diri berkiprah membangun bangsa dan negara yang sejahtera, adil, dan makmur penuh ridhaNya.Bagaimana pun juga dakwah Islam memerlukan pengayaan yang cerdas dan professional, serta keputusan yang tepat, lagi terhormat bagi semuanya. Kecermatan semua itu akan dapat membawa implikasi berbagai kematangan dalam menjalankan putaran roda dakwah islamiyah yang benar-benar diharapkan oleh semua pihak, baik di lingkungan warga muslim maupun saudara kita yang non-muslim di lingkungan Nusadua dan sekitarnya. Agar tetap terbangun persaudaraan yang kuat berdasarkan ajaran normatif agama itu.Kesadaran kita semua mewujudkan sinergi dan relasi yang kuat dalam rangka menumbuhkembangkan akar-akar keimanan, ketakwaan, dengan kokohnya kemasyarakatan umat dengan fondasi sillaturrahim menjadi taruhan keberhasilan kita semua dalam membangun masyarakat madaniyah. Kondisi keberadaan kelembagaan Islam di Nusa Dua dan sekitarnya belumlah mencapai perjalanan waktu panjang. Tentu kita sadari kondisi zaman dan model dakwah Islamiyah dua puluh tahun ke depan beda jauh dengan saat ini. Apalagi dibanding dua puluh tahun silam. Dakwah bilhal yang segar yang berorientasi teks dan konteks untuk menumbuhkembangkan kedalaman spiritual, akhlak, moralitas sebagai media sillah, dan profesionalitas aktuasi dakwah kiranya akan menjadi fungsi dakwah yang harus diwujudkan dalam kekinian dan pada masa yang akan datang. Keberhasilan mewujudkan itu implikasinya akan memberdayakan seluruh pola dakwah, baik dalam bidang penguatan fondasi Pendidikan islam, perekonomian, kemasyarakatan, lingkungan, keamanan, dan kedamaian umat muslim khususnya dan umumnya masyarakat, Kampial dan Nusa Dua.Kepekaan itu, sampai kapan pun seharusnya menjadi perhatian utama dalam dakwah islam di Mushola Jabal Nur khususnya dan umumnya di lembaga-lembaga Islam lainnya. Konsep ini menyangkut berbagai penguatan dan berfungsi sebagai benteng yang kokoh dalam kehidupan secara umum, diantaranya sebagai berikut:1. Konsep individu, dakwah ini dapat memupuk sifat-sifat individu yang berprilaku atas dasar ilahiyah, sehingga selalu tertuntun pada jalan yang lurus di atas petunjuk-Nya.2. Pertumbuhan inidividu, dimaksud di sini umat kita tidak hanya berkemampuan untuk menyesuaikan diri secara pasif dengan lingkungan saja, tetapi diharapkan dapat secara aktif, dinamis menuju pencapaian dan tujuan yang lebih tepat, sehingga dari waktu ke waktu kemajuan, kesejahteraan dapat dicapai bersama.3. Keseimbangan jasmani dan ruhani, pertautan keseimbangan jasmani dan rohani, dengan harapan kita dapat menjadi orang muslim yang kaffah. Berdaya di hadapan sesama manusia dan kemampuan berbhakti berdasarkan penilaian Ilahi.4. Pertautan individu dengan masyarakat, disadari bahwa masyarakat adalah tempat individu menyatakan keberadaannya. Tanpa masyarakat individu akan melemah dan tujuan hidup menjadi tidak terarah. Sosialisasi kita umat muslim di masyarakat hendaknya semakin dapat mengangkat pribadi-pribadi yang tangguh, berkualitas, professional, bertujuan atas dasar iman, Islam dan ikhsan.5. Kreativitas individu perlu dikembangkan, karena dengan kreativitas manusia dapat melepaskan diri dari keterbatasan dan dapat menembus waktu berguna dan bermanfaat baik bagi dirinya, masyarakat, agama, nusa dan bangsa.6. Peran intelek dan intuisi, dalam mengembangkan dakwah ini diharapkan selalu mengedepankan peran ilmu pengetahuan, intuisi yang sumbernya meliputi ayat-ayat qouliyqh, fi’liyah dan kauniyah. Dengan demikian akan senantiasa tertuntun dalam lingkaran buah kecerdasan yang aplikatif, dan kebaikan lintas batas yang dapat dirasakan oleh semua pihak.7. Dakwah kita membidik pembentukan watak, karakter, karena dengan identitas itu menjelma kekuatan untuk menjalankan berbagai kebaikan dan kekuatan yang tak terkalahkan guna menghilangkan berbagai kelemahan yang mungkin terjadi dalam kehidupan individu dan umat Islam untuk masa yang akan datang.8. Berani berinvestasi terhadap program untuk dua puluh tahun ke depan. Hal ini menjadi pilar penguat perjalanan model masyarakat madaniyah yang sedang kita bangun saat ini, baik yang bersifat kompetensi individual maupun social agar berhasil menghadapi problematika zaman secara solutif bersama-sama.Mushola Jabal Nur, setiap pergantian kepengurusan nampak terjadi berbagai pembenahan, misalnya, teras, sayap kanan, sayap kiri, TK Mentari Nusa, betapa pun renovasi itu tidak total, namun kian mempercantik kondisi riil lingkungan Mushola Jabal Nur. Dinamika pada setiap kepengurusan, baik secara fisik maupun pembenahan non fisiknya. Kerjasama yang baik antara sesepuh dan pinisepuh dengan aktivis pegiat kegiatan yang dilakukan secara berjamaah merupakan modal yang sangat besar dalam rangka pengelolaan dan pola pengembangan, baik Mushola Jabal Nur, Diniyah, TK Mentari Nusa, Koperasi dan Yayasan Roudhotul Ilmil Qur’ani.Pada reorganisasi kepengurusan selanjutnya dipegang oleh H. Imam Muhayat, Wakil Ketua Bapak Sartono dan Sekretaris Bapak Muhaimin, karena pindahnya skretaris maka kemudian digantikan oleh Bapak Bambang Setyarno, Edy Surya . Bendahara dipegang oleh Bapak Drs. H. Sholahuddin. Dewan Pembina: Bapak H. Afandi, Bapak Hermono Moeharyanto, Bapak Dwi Sutoyo, Bapak H. Susiono. Pergantian itu terjadi pada tanggal 10 Oktober 2004 hingga saat ini. Pada kepengurusan ini mendapat amanah mengadakan renovasi total bangunan Mushola Jabal Nur. Tidak pernah kami lupakan pertama motivasi besar dari keluarga H. Farhan, Galih Fauzan. Disusul motivasi Keluarga Besar Masjid Agung Ibnu Batutah, H. Qomari, H. Husnan Hilmi, H. Abdul Malik, dan mohon maaf tidak dapat disebutkan satu persatu. Semuanya bersama empati dengan merenovasi yang lebih cantik. Saat itu diketuai oleh H. Susiono, dengan prakarsa operasional dipegang oleh H. Imam Muhayat, dkk. dalam jajaran panitia pembangunan, dengan menggerakkan seluruh komponen Mushola Jabal Nur. Kaitannya dengan kebendaharaan dan keuangan selama pembangunan dan kepengurusan dilaporkan dalam lembaran khusus.AKTIVITAS KEPENGURUSANKepengurusan dalam periode ini meneruskan kepengurusan sebelumnya yang dijabat oleh Bapak Hermono Moeharyanto. Dalam kepengurusan ini dalam menjalankan organisasi sebagaimana sebelumnya, merencanakan, memprogramkan, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berupa pemberdayaan umat yang berupa fisik dan non fisiknya. Kegiatan fisiknya adalah mengadakan pemeliharaan dan perawatan fisik bangunan dan lingkungan serta mengadakan penambahan dan pembenahan-pembenahan yang berkaitan dengan keperluan untuk ibadah dan kegiatan lain berhubungan dengan fasilitas untuk keperluan sarana prasarana dalam melaksanakan upacaya Idul Qur’ban. Di mana fasilitas umum yang ada di ujung utara ditata dan dirapikan untuk keperluan tersebut.Berkaitan dengan Pendidikan menambah dan memperbaiki bangku-bangku santri yang rusak, penambahan papan dan fasilitas lainnya yang dapat menunjang keperluan Taman Pendidikan Al-Qur’an. Mengatapi space yang ada disamping selatan Mushola Jabal Nur. Bekerjasama dengan warga Puri Madani dalam hal ini memberikan support supaya terbangun gerbang utama pintu masuk Mushola Jabal Nur yang biasanya dapat dimanfaatkan untuk pemasangan spanduk dan informasi berkaitan dengan kegiatan Mushola Jabal Nur. Penataan taman yang ada di teras depan Mushola Jabal Nur, sehingga tidak kelihatan kosong. Memasang pagar pembatas samping selatan Mushola dan pemasangan keramik agar lebih rapi. Bekerjasama dengan H. Qomari, sehingga yang bersangkutan selalu dapat mempersiapkan peralatan multi media dalam setiap kegiatan apabila memang diperlukan pada acara tersebut.Adapun berkaitan kegiatan non fisik dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan sholat rawatib, sholat Jum’at, kegiatan Ramadhan, pelaksanaan kegiatan Idul Fitri dan Idul Adha serta yang berkaitan dengan pemberangkatan dan pemulangan Jamaah Haji. Di samping itu kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan santunan baik santunan materi dan ruhani. Hubungannya dengan santunan materi biasanya dilaksanakan menjelang datangnya bulan Ramadhan dan di dalamnya disertakan pengisian rohani dengan pengajian baik bersifat khusus maupun dalam bentuk pengajian umum. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada masing-masing seksi beriktu ini:1. SEKSI DAKWAHSeksi Dakwah, sebagaimana fungsinya memberikan bantuan kepada umat dalam penyelenggaraan syiar Islam dan menjalin sillah Ukhuwah Islamiyah dan membangun link-link lain baik berupa sector ekonomi, social, kerukunan dan kedamaian serta advokasi-advokasi terkait dengan dakwah yang bermanfaat untuk umat. Selain itu berkaitan dengan kegiatan PHBI dan kegiatan ibadah lainnya diantaranya sebagai berikut ini:1) Menyelenggarakan sholat jum’at berikut persiapan, penjadwalan penyelenggaraan dari khotib, mu’adzin, dan pembawa acara dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, hingga melaporkan perolehan infaq Jum’at dan menyetorkan ke bendahara.2) Menyiapkan dan mengatur kegiatan-kegiatan berkaitan kajian mingguan, bulanan dan kegiatan lain berkaitan dengan PHBI dan pemberangkatan-pemulangan jamaah haji.3) Menyiapkan dan mengatur kegiatan bulan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha. Dalam bulan Ramadhan berkaitan pelaksanaan Jadwal khotib, kajian lain, penerimaan dan penyaluran zakat, dan kegiatan lain berkaitan Ramadhan dan Idul Fitri.4) Membentuk kepanitian yang berkaitan Idul Adha karena kekhususannya dan banyaknya bidang yang harus diselesaikan.5) Membantu dan menghadiri undangan masyarakat yang mengadakan hajatan, berkaitan walimatul ursy, khitan, duka cita.6) Mengadakan peringatan hari besar Islam, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai hal sehingga terjadi koordinasi dengan tempat ibadah lain.2. SEKSI PENDIDIKANPada prinsipnya tujuan kegiatan seksi Pendidikan adalah membantu masyarakat dalam mencerdaskan dan memberikan Pendidikan agama agar anak didik mempunyai keseimbangan kecerdasan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan moral. Sehingga anak didik akan tumbuh normal, dapat mengembangkan potensi-potensi dirinya dan mampu bertanggung jawab dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarganya maupun masyarakatnya. Harapan yang paling hakiki adalah membantu para orang tua membentuk mereka menjadi anak yang sholih dan sholikhah, mandiri dan dapat bertanggung jawab pada dirinya dan kepada kehidupan sebagai bagian amanah yang harus dijalankan oleh orang tua yang bersangkutan. Oleh karena itu seksi Pendidikan mengarahkan kegiatan-kegiatannya sebagai berikut:1) Meneruskan program kegiatan Pendidikan yang sudah berjalan, belajar membaca al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam yang dikelola dalam kelembagaan TPQ/Madrasah Diniyah yang sudah dirintih sejak tahun 1994.2) Membuka kesempatan kepada mahasiswa, orang tua, mu’alaf untuk belajar mengaji al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam.3) Membentuk Ikatan Wali Murid (IKWAM), atau menunjuk personal untuk dapat mengadakan evaluasi, monitoring, terhadap penyelenggaraan pembinaan Pendidikan dari perencanaan, proses, hingga evaluasi dalam Pendidikan.4) Mengirimkan nilai bagi para santri yang di tempat belajarnya tidak ada guru Pendidikan Agama Islam, yang dikoordinasikan dengan para ustadz dan ustadzahnya.a. Materi Pengajaran TPQa) Belajar membaca Al-Qur,an.b) Materi Pendidikan Agama Islam.c) Materi Hafalan surat-surat dan doa pendek.d) Praktek Ibadah sholat.e) Menulis Al-Qur’an dan Khotil Qur’an / Khot Arab.f) Tajwid, dan bahasa Arab.b. Materi Pengajaran untuk Diniyah. Materi pengajaran untuk Diniyah Takmiliyah Mushola Jabal Nur mengacu pada kurikulum dari Kementerian Agama.c. Kegiatan penunjang mengikutsertakan anak-anak didik dalam event silaturrahim antar masjid dan mushola serta kegiatan lain yang dapat memberikan nilai tambah terhadap hasil belajar.3. SEKSI RKISeksi kifayah ini telah disepakati semua pihak bahwa pengurusan RKI menginduk Masjid Agung Ibnu Batutah. Namun hal-hal lain berkaitan dengan ketertiban administrative, seksi RKI di Mushola Jabal Nur bertanggung jawab dan ikut terjun secara langsung dalam penanganan penarikan iuran tersebut, sehingga akan lebih meringankan kerja RKI induk. Disamping itu secara langsung dapat mengenali keterlibatan langsung yang bersangkutan sebagai anggota atau tidak. Adapun berkaitan kegiatan lain untuk menghibur dan mendoakan almarhum dan almarhumah, maka jamaah Jabal Nur dapat berperan langsung di rumah keluarga yang bersangkutan atas permintaan dan pemberitahuan keluarga.4. SEKSI USAHA/SARANA PRASARANASeksi usaha yang selama ini dapat dijalankan adalah berkaitan dengan kegiatan dengan surplus suatu kegiatan. Adapun berkaitan dengan usaha koperasi dan kegiatan lainnya belum dapat dilaksanakan. Harapan kita semua untuk kegiatan mendatang ini dapat memprogramkan kegiatan usaha sehingga dapat menambah income dan pendanaan tambahan untuk menambah semarak kegiatan yang dilaksanakan.Adapun berkaitan dengan pengembangan sarana prasarana dalam kepengurusan ini telah mendapat amanat untuk membangun, merenovasi Mushola Jabal Nur berikut merapikan kekurangan-kekurangan yang ada. Setiap menjelang Ramadhan mengadakan ceck terhadap sound system dan pengadaan dan pembenahan kebutuhan-kebutuhan TPQ, pengadaan prabot dan lainnya sebagian atas sumbangan donator langsung SEKSI HUMASSeksi Humas ini telah menunaikan tugasnya sebagai penghubung antara Mushola Jabal Nur dengan masyarakat. Disamping mempunyai tugas sebagai penyambung visi misi kegiatan Mushola Jabal Nur berkaitan pembinaan umat dan pengembangan inisiasi dalam setiap program yang ada pada masing-masing seksi sebagai berikut ini:1) Mengedarkan undangan dan informasi untuk pengurus dan para jamaah dan keperluan hubungan di luar organisasi.2) Mengadakan koordinasi Kegiatan antar masjid Mushola dan Majelis Taklim, sehingga kegiatan tersebut berfungsi optimal dapat saling mengisi dan membentuk perspektif ukhuwah islamiyah.3) Terkait dengan acara Idul Adha humas berperan memediasi pembagian zakat Fitrah, maal dan berkaitan dengan santunan agar dapat berjalan dengan baik.4) Mengadakan koordinasi dengan keamanan dan kelurahan dan warga lain di luar Jabal Nur apabila diperlukan untuk keperluan kegiatan Mushola Jabal Nur.6. SEKSI MUSLIMAHKepengurusan seksi muslimah Jabal Nur bersifat otonom, baik terkait fungsi dan program-program kegiatan yang dilaksanakan. Dalam kepengurusan mempunyai wewenang dan keputusan yang lebih luas untuk mengembangkan dan memperluas kegiatan-kegiatannya yang dilaksanakan sebagai berikut:1) Sebagai penanggung jawab dan pimpinan pengurus Pendidikan formal TK ABA Mentari Nusa.2) Mengadakan pengajian bulanan tiap minggu pertama.3) Memantapkan group qasidah/rebana.4) Memelihara tradisi diba’.5) Mendukung dan membantu kegiatan-kegiatan peringatan Hari Besar Islam dan kegiatan lain yang mendatangkan umat yang banyak.6) Mengikuti kegiatan lomba yang bersifat silaturrahim antar masjid dan mushola untuk ikut memeriahkan acaara yang diselenggarakan itu.7) Memberikan santunan, menkoordinasi, dan mengadakan kegiatan dalam bentuk suka duka di lingkungan Mushola Jabal Nur dan sekitarnya.7. SEKSI REMAJA DAN KESENIANMengingat remaja dan pemuda sebagai tulang punggung untuk regenerasi kita pada masa mendatang, maka hendaknya untuk periode mendatang menjadi perhatian utama dan kiat-kiat itu dapat kita temukan untuk mereka. Mereka merasa memerlukan terhadap kegiatan yang mereka ikuti. solusi dan kiat-kiat harus terus kita cari. Sebagaimana Lukman selalu memperhatikan masa depan anaknya yang selalu diingatkan tentang nilai-nilai ketakwaan dan berkaitan dengan kemampuan menghadapi masa mendatang yang tentu tidak sama seperti sekarang ini.Validasi DataTabel 1. Item-Total Statistics. Peran Mushola Jabal NurScale Mean if Item DeletedScale Variance if Item DeletedCorrected Item-Total CorrelationCronbach's Alpha if Item DeletedP_1128.0096.918.768.733P_2128.12101.271.419.747P_3127.85102.089.269.750P_4128.0996.614.585.735P_5128.1292.250.895.719P_6128.0096.918.768.733P_7128.13100.748.460.745P_8127.84101.851.293.749P_9128.1396.278.623.733P_10128.1491.898.932.717P_11127.7496.604.847.732P_12127.43104.391.169.755P_13128.0096.918.768.733P_14128.13100.748.460.745P_15127.84101.851.293.749Skor_total66.1926.3001.000.885Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 99 jamaah maka validasi instrumen pada variabel peran mushola Jabal Nur dapat dilihat dari nilai r hitung ˃ r tabel = 0,165, dan nilai r hitung dapat dilihat dari nilai Corrected Item Total Correlation. Analisis outputnya adalah sebagai berikut:Tabel 2. Analisis OutputVariabelr hitungr tabelKeteranganPertanyaan 10.7680,165ValidPertanyaan 20.4190,165ValidPertanyaan 30.2690,165ValidPertanyaan 40.5850,165ValidPertanyaan 50.8950,165ValidPertanyaan 60.7680,165ValidPertanyaan 70.4600,165ValidPertanyaan 80.2930,165ValidPertanyaan 90.6230,165ValidPertanyaan 100.9320,165ValidPertanyaan 110.8470,165ValidPertanyaan 120.1690,165ValidPertanyaan 130.7680,165ValidPertanyaan 140.4600,165ValidPertanyan 150.2930,165ValidJadi dari 15 pertanyaan semuanya dianggap valid untuk mengatahui peran mushola Jabal Nur.Tabel 3. Case Processing SummaryN%Cases ValidExcludedaTotal99100.00.099100.0A list wise deletion based on all variables in the procedure.Tabel 4. Item-Total Statistics. Penguatan AkidahScale Mean if Item DeletedScale Variance if Item DeletedCorrected Item-Total CorrelationCronbach's Alpha if Item DeletedP_139.6411.948.795.695P_239.2313.017.864.715P_339.6315.277.252.791P_439.3314.694.358.778P_539.6312.359.733.710Skor_total21.944.0981.000.725Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 99 jamaah maka validasi instrumen pada variabel penguatan akidah dapat dilihat dari nilai r hitung ˃ r tabel = 0,165, dan nilai r hitung dapat dilihat dari nilai Corrected Item Total Correlation. Analisis outputnya adalah sebagai berikut:Tabel 5. Analisis OutputVariabelr hitungr tabelKeteranganPertanyaan 1.7950,165ValidPertanyaan 2.8640,165ValidPertanyaan 3.2520,165ValidPertanyaan 4.3580,165ValidPertanyaan 5.7330,165ValidJadi dari 5 pertanyaan semuanya dianggap valid untuk mengatahui penguatan akidah yang terjadi di mushola Jabal Nur.Tabel 6. Case Processing SummaryN%CasesValidExcludedaTotal99100.00.099100.0A list wise deletion based on all variables in the procedure.Reabilitasi DataTabel 7. Reliability Statistics. Peran mushola Jabal NurCronbach's AlphaN of Items75416Uji realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Jika nilai alpha ˃ 0,60 maka konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel peran mushola Jabal Nur adalah reliabel dengan nilai 0,754.Tabel 8. Reliability Statistics Penguatan AkidahCronbach's AlphaN of Items7746Uji realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Jika nilai alpha ˃ 0,60 maka kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel penguatan akidah adalah reliabel dengan nilai 0,774.- ANALISIS DATA
1. Analisis DeskripsiTabel 9. Descriptive StatisticsNMinimumMaximumMeanStd. DeviationPeran_Jabal Nur99527266.195.128Penguatan Akidah99172421.94Valid N (list wise)99Dari tabel diatas nilai peran mushola Jabal Nur 52 dari minimun harapan yaitu 15, dan nilai maksimum 72 dari nilai maksimum harapan 75. Dengan perhitungan frekuensi nilai sebagai berikut:Tabel 10. Peran_Mushola Jabal NurFrequencyPercentValid PercentCumulative PercentValid5211.01.01.05311.01.02.0571414.114.116.26111.01.017.26222.02.019.2641515.215.234.3672525.325.359.6702525.325.384.8721515.215.2100.0Total99100.0100.0Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dan rentang jumlah skor maksimum dan skor minimum diperoleh dari nilai maksimum harapan dikurangi nilai minimum 75 – 15 = 60 : 5 (lebar kelas interval) = 12.Tabel 11. Interval Peran mushola Jabal NurIntervalJumlahKeterangan115 – 27-Sangat Rendah228 – 40-Rendah341 – 532Sedang454 – 6632Tinggi567 – 7565Sangat TinggiBerdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 99 responden 2 diantaranya menilai mushola Jabal Nur dengan kategori sedang, 32 jamaah menilai tinggi, dan 65 jamaah menilai Sangat Tinggi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran mushola Jabal Nur adalah Tinggi.Tabel 12. Penguatan AkidahFrequencyPercentValid PercentCumulative PercentValid1711.01.01.0181515.215.216.22033.03.019.2211515.215.234.3235050.550.584.8241515.215.2100.0Total99100.0100.0Berdasarkan tabel frekuensi diatas, dan rentang jumlah skor maksimum dan skor minimum diperoleh dari nilai maksimum harapan dikurangi nilai minimum 25 – 5 = 20 : 5 (lebar kelas interval) = 4.Tabel 13. Interval Penguatan AkidahNoIntervalJumlahKeterangan15 – 9-Sangat Rendah210 – 14-Rendah315 – 1916Sedang420 – 2483Tinggi525-Sangat TinggiBerdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 99 responden 16 diantaranya menilai penguatan akidah dengan kategori sedang, dan 83 jamaah menilai Tinggi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penguatan akidah kategori Tinggi.Hasil tersebut dapat digambarkan dengan histogram sebagai berikut:2. Uji HipotesisTabel 14. Descriptive StatisticsMeanStd. DeviationNPenguatan Akidah21.942.02499Peran_Jabal Nur66.195.12899Tabel 15. Model SummarybModelRR SquareAdjusted R SquareStd. Error of the EstimateChange StatisticsR Square ChangeF Changedf1df2Sig. F Change1.971a.943.943.485.9431613.118197.000a. Predictors: Constant, Peran_mushola Jabal Nurb. Dependent Variable: Penguatan AkidahTabel 16. ANOVAbModelSum of SquaresDfMean SquareFSig.1Regression378.8551378.8551.613E3.000aResidual22.78197.235Total401.63698a. Predictors: (Constant), Peran_musholab. Dependent Variable: Penguatan AkidahBerdasarkan tabel-tabel diatas dapat diketahui bahwa sig < 0,05 maka H1 diterima sehingga adanya pengaruh yang signifikan tentang peran mushola Jabal Nur terhadap suasana penguatan akidah di lingkungan mushola Jabal Nur, Kuta Selatan, Badung-Bali. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur terhadap penguatan akidah umat di Benoa Kuta Selatan, Badung-Bali dilihat dari tabel R square sebesar 0,943 atau 94%. Fakta penguatan akidah dipengaruhi oleh peran mushola Jabal Nur dan 6% nya dipengaruhi oleh yang lainya. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur ceramah ustadz, kiai, khutbah Jumat terhadap penguatan akidah terhadap umat, masyarakat di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali sebagaimana digambarkan pada tabel di atas. Hasil analisis data sangat sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap jamaah dan masyarakat dalam penguatan akidah umat di Benoa Kuta Selatan, Badung-Bali yaitu:1. Peran pengurus berhikmad dengan seluruh umat, warga, dan berbagai komponen lainnya, bahkan dengan yang beragama non Islam. Itu merupakan teladan bagi umat yang beragma Islam untuk bergaul dengan mereka tanpa membedakan dari segi agamanya, dan menghormati, serta menggalakkan berbagai kegiatan untuk mewujudkan penguatan akidah Islamiyah umat di lingkungan mushola Jabal Nur. (wawancara dengan seluruh pengurus dan dewan pembina mushola Jabal Nur).2. Pengurus selalu mengajak, mendorong, dan mengarahkan serta mengevaluasi semua kegiatan yang sudah dilaksanakan agar seluruh kegiatan yang dilaksanakan sesuai visi, misi, dan tujuan yang telah dicanangkan mushola Jabal Nur. Alhasil, penguatan Akidah Islamiyah di lingkungan mushola Jabal Nur dan sekitarnya dapat terlaksana dengan baik.F. SimpulanHasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan tema, “Peran Mushola Jabal Nur dalam Penguatan Akidah”, dapat diambil kesimpulan di antaranya:- Seluruh pembina, pengurus, jamaah dan umat muslim
di lingkungan mushola Jabal Nur mampu bergaul dan melakukan komunikasi
untuk mencapai tujuan mushola dengan jamaah, umat, antarmasjid/mushola,
antarumat beragama, tokoh masyarakat, dan instansi terkait, baik internal
dan eksternal di lingkungan mushola Jabal Nur dengan baik.
2. Hambatan yang dialami dalam penguatan akidah umat sangat kecil, karena antarpembina, pengurus, dan pengawas saling membantu untuk menciptakan suasana penguatan akidah umat di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali.3. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur terhadap penguatan akidah umat muslim di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali dilihat dari tabel R square sebesar 0,943 atau 94%. Penguatan akidah itu dipengaruhi oleh peran 6%-nya dipengaruhi oleh yang lainya. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur dalam Penguatan Akidah di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali, berkat sinergi struktural organ organisasi dengan berbagai kegiatan, penguatan silaturrahim, pengarahan pengajian, ceramah hari besar Islam, khutbah Jumat, dan kegiatan lainnya selalu diarahkan pada tataran pentingnya akidah untuk melakukan ibadah dan sangat berpengaruh terhadap mental umat dalam segenap kehidupan.melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan mushola dengan jamaah, umat, antarmasjid/mushola, antarumat beragama, tokoh masyarakat, dan instansi terkait, baik internal dan eksternal di lingkungan mushola Jabal Nur dengan baik. - ANALISIS DATA
2.
Hambatan yang dialami dalam penguatan akidah umat sangat kecil, karena
antarpembina, pengurus, dan pengawas saling membantu untuk menciptakan suasana
penguatan akidah umat di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali.
3.
Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur terhadap penguatan akidah umat
muslim di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali dilihat dari tabel R square sebesar
0,943 atau 94%. Penguatan akidah itu dipengaruhi oleh peran 6%-nya dipengaruhi
oleh yang lainya. Besar pengaruh peran mushola Jabal Nur dalam Penguatan Akidah
di Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali, berkat sinergi struktural organ organisasi
dengan berbagai kegiatan, penguatan silaturrahim, pengarahan pengajian, ceramah
hari besar Islam, khutbah Jumat, dan kegiatan lainnya selalu diarahkan pada
tataran pentingnya akidah untuk melakukan ibadah dan sangat berpengaruh
terhadap mental umat dalam segenap kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kata dan bahasa menunjukan jiwa